Kisah Nabi Nuh A.S
Keruntuhan Moral
Nabi Adam A.S. telah
meninggalkan keturunannya dalam keadaan dalam keadaan sosial dan moral yang
baik namun begitu akhirnya mereka mulai melupakan ajaran Allah. Mereka
mengambil jalan yang salah dan terlibat dalam rasuhan dan kerusakan akhlak.
Mereka menjadi kedekut, pengikut syaitan dan tamak haloba. Seluruh masyarakat
berpecah-belah kepada beberapa bahagian. Keadaan negeri ini menyebabkan
berlakunya penindasan dan ketidakadilan dalam negara.
Kedatangan Nabi Nuh A.S.
Ketika keadaan ini berlaku,
Allah Yang Maha Berkuasa berkehendakkan manusia kembali menjadi hamba yang taat
kepada-Nya. Dia mengutuskan Nuh sebagai utusan-Nya untuk memulihkan semua
masyarakat yang telah rusak akhlak yang tinggal di bahagian ‘Iraq’. Mereka mempercayai
Allah tetapi mereka juga menyukutukan-Nya dengan tuhan-tuhan ciptaan yang lain.
Ahli-ahli agama yang mempercayai banyak tuhan ini mengawal sepenuhnya urusan
negara. Para penduduk menawarkan diri untuk melakukan pengorbanan dengan nama
tuhan-tuhan itu sebagai satu penghormatan. Mereka memperuntukkan sejumlah besar
harta mereka untuk tujuan tersebut dan keadaan menjadi semakin teruk.
Nabi Nuh A.S. seperti juga
nabi-nabi lain adalah seorang yang ikhlas, soleh, sabar dan boleh dipercayai.
Baginda mempunyai keinginan dan keazaman yang kental untuk memulihkan umatnya.
Malaikat Jibril telah menyampaikan kepada baginda ajaran daripada Allah dan
diarahkan untuk memulihkan umatnya daripada pengaruh syaitan. Nabi Nuh tetap
menyeru supaya beriman kepada Allah dan menunjukkan mereka jalan untuk
menyembah Tuhan yang satu dan menasihati supaya tidak melakukan kejahatan.
“Sesungguhnya Kami telah
mengutuskan Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-sekali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya” Sesungguhnya (kalau kamu tidak
menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada
dalam kesesatan yang nyata”, Nuh menjawab “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan
sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan
kepadamu amanat-amant Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu dan aku
mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (Al-A’raaf, 7:59-62)
Sekali lagi dalam ayat Al-Quran
ada menyatakan tentang amaran Nabi Nuh dengan mengumumkan:
“Sesungguhnya Kami telah
mengutuskan Nuh kepada kaumnya peringatan sebelum datang kepadanya azab yang
pedih”, Nuh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang
menjelaskan kepada kamu yaitu sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya
dan taatlah kepadaku, nicaya Allah akan mengampuni sebahagian dosa-dosamu dan
menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan
Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”
(Nuh, 71: 1-4)
Nabi Nuh Ditentang
Kebanyakan penduduk tidak
mempercayai Nabi Nuh. Mereka memperbodohkan baginda dan mencemuhnya sebagai
orang gila. Mereka menutup telinga apabila disampaikan kepada mereka seruan
Allah. Mereka tidak berganjak dari kejahilan mereka dan dengan sombongnya
memandang hina nasihatnya supaya berbuat baik. Kaum tersebut sangat degil dan
dipengaruhi oleh para ahli agama yang menyebabkan mereka langsung tidak
menghiraukan seruan Allah dan menambahkan kebencian dalam diri mereka. Akhirnya
Nabi Nuh A.S. telah menangis mengadu kepada Allah.
“Nuh berkata: “Ya Tuhan,
janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di
atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hambamu, dan mereka akan melahirkan selain anak yang berbuat
maksiat lagi kafir. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kebinasaan” (Nuh, 71: 26-28).
Persiapan Bahtera
Seterusnya Allah telah membalas
doa Nabi Nuh A.S. dengan memerintahkan baginda membina sebuah bahtera. Nabi Nuh
A.S. mengetahui bahwa Allah telah merancang menenggelamkan orang-orang yang
jahil dan menolak arahan Allah. Oleh sebab itu, Nabi Nuh A.S. mulai membina
bahtera dan dibantu oleh para pengikutnya dari pagi hingga ke petang. Selepas
bahtera telah separuh siap, orang-orang yang tidak beriman tersebut
mengetawakan mereka dan mengatakan Nabi Nuh dan pengikutnya gila.
“Dan mulailah Nuh membuat
bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka
mengejeknya. Berkatalah Nuh: “Jika kamu megejek kami, maka sesungguhnya kami
(pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)” (Huud, 11: 38).
Bala Melanda
Apabila bahtera yang besar telah
siap, langit menjadi mendung. Hujan mulai turun dengan lebatnya. Sungai-sungai
dilimpahi air. Air memenuhi merata tempat. Cahaya kilat dan guruh membuatkan
semua penduduk merasa takut dan gentar kecuali Nabi Nuh dan para pengikutnya.
Dalam Al-Quran ada menerangkan keadaan yang dasyat tersebut.
“Maka kami bukalah pintu-pintu
langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan kami jadikan memancarkan mata
air - mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah
ditetapkan” (Al-Qamar, 54: 11-12).
Nabi Nuh A.S. mengajak keluarga
dan para pengikutnya untuk menaiki sampan. Mereka berebut-rebut datang ke bahtera.
Terdapat tempat yang istimewa untuk semua makhluk termasuk manusia dan
binatang. Bahtera belayar di tengah gelombang yang menggunung sementara arus
meningkat laju dan memenuhi rumah-rumah melalui tingkap dan pintu. Banyak rumah
yang runtuh menyembah bumi. Setelah mereka coba berenang sedaya upaya untuk
menyelamatkan diri. Anak lelaki Nabi Nuh A.S. telah terpisah daripada baginda
karena tidak mau beriman kepada Allah. Nabi Nuh A.S. berdoa kepada Allah dan
berkata.
“Dan Nuh berseru kepada Tuhannya
sambil berkata kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku
termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang sebenar. Dan
Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” Allah berfirman: “Hai Nuh,
sesungguhnya dia bukanlah termasuk dalam keluargamu (yang dijanjikan akan
diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu
janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu memohon kepada-Ku sesuatu
yang kamu tidak mengetahui (hakikat)-Nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan
kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”
(Huud, 11: 45-46).
Sementara itu, air naik semakin
tinggi. Seluruh kawasan mengalami banjir dan orang-orang yang tidak beriman
tenggelam. Nabi Nuh A. S. dan pengikutnya selamat dalam bahtera dan terapung
tanpa digugat oleh gelombang besar. Akhirnya hujan berhenti, air mula surut dan
langit kembali cerah.
Nabi Nuh A. S. Dan
Pengikutnya Selamat
Nabi Nuh A.S. dan para
pengikutnya selamat sampai di suatu tempat yang sesuai. Mereka telah membina
rumah-rumah dan bekerja keras membina hidup baru. Generasi seterusnya yang
dilahirkan oleh orang-orang yang selamat ini termasuk dalam manusia yang
takutkan Allah. Mereka menyembah Allah yang satu dan berkelakuan seperti yang
diperintahkan oleh Allah. Nabi Nuh A.S. hidup kira-kira selama 950 tahun.
Selepas peristiwa yang dasyat itu, ada di kalangan generasi yang terselamat
kadangkala melakukan dosa dan lalai dalam perlakuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar