Bunga Rampai Aceh

Selamat Datang Di "Bunga Rampai Aceh" Http://ChaerolRiezal.Blogspot.Com

20 Juli 2012

Baginda Rasulullah Saw dan Dunia Islam

Peringatan hari Mab’ats atau hari kenabian tanggal 27 Rajab sudah berlalu. Namun masih ada banyak hal yang perlu diungkap dan dibacakan mengenainya. Sebab, kenabian Rasulullah Muhammad SAW adalah kenabian terakhir yang berarti bahwa beliau adalah duta Allah terakhir yang membawa risalah paling lengkap dan abadi sepanjang masa. Kenabian Muhammad SAW adalah awal dari sebuah perubahan besar dalam sejarah umat manusia, yang sampai sekarang dan akan selamanya mempengaruhi proses kehidupan ini. Tak syak, misi besar yang diembannya membuktikan bahwa nabi terakhir ini adalah manusia yang paling agung di sisi Allah swt.


Nabi Muhammad SAW menjalankan tugas kenabian dan menyampaikan risalah ilahiyah selama 23 tahun. Perjuangan beliau dalam menyebarkan dan mengajarkan agama Allah ini sangat mengagumkan. Tak ada peluang yang disia-siakan oleh beliau. Pantas bila Allah memerintahkan umat manusia untuk meneladani Rasulullah. Dalam surah Al Ahzab ayat 21 Allah swt berfirman:

 “Sesungguhnya pada diri Rasulullah teladan yang baik bagi mereka yang berharap Allah dan hari akhir serta banyak mengingat Tuhan.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa siapa saja yang ingin mengenal Islam dan mengamalkannya dengan benar, hendaknya ia mencontoh perilaku, tata krama dan tutur kata Rasulullah SAW. Dalam banyak ayatnya, Al Qur’an memerintahkan umat Islam untuk menaati Allah dan Rasul, supaya mereka selamat dan memperoleh rahmat dari Allah. Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah ini telah banyak melakukan perjuangan dan pengorbanan untuk penyebaran Islam dan penguatan sendi-sendi agama. Karena itu, beliau pasti berharap dari umatnya untuk melakukan beberapa hal yang dapat menghadiahkan kemajuan, kemuliaan dan kebahagiaan bagi agama dan umat Islam.

Bisa dikatakan, harapan paling utama dari Rasulullah SAW adalah persatuan dan persaudaraan di antara umat Islam. Sejarah telah membuktikan bahwa perselisihan yang ada di tengah umat sejak dahulu telah melemahkan kaum muslimin sehingga mereka terjebak ke dalam perangkap musuh. Negeri mereka dijajah, kekayaan dirampas dan kebebasan dipasung. Semua itu terjadi tanpa dan perlawanan berarti dari kaum muslimin yang sudah dilemahkan oleh pertikaian dan perselisihan di antara mereka, padahal agama Islam adalah agama yang mengajak kepada persatuan.

Dalam agama Islam, banyak hal yang sebenarnya membawa pesan persatuan, salah satunya adalah sosok pribadi Muhammad SAW sebagai nabi bagi umat ini. Semua orang muslim mengakui bahwa beliau adalah nabi terakhir yang diutus Allah kepada umat manusia. Beliaulah teladan ketaqwaan dan kesucian. Karena itu sudah semestinya, di zaman yang diwarnai oleh kemelut dan konflik besar ini, umat Islam khususnya para pemimpin di negara-negara Islam menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai simbol persatuan. Surah Al Anfal ayat 46 menegaskan, “Taatilah Allah dan RasulNya dan jangan sampai kalian berselisih sehingga kalian menjadi lemah dan kehilangan kekuatan. Bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Salah satu ajaran Nabi Muhammad SAW adalah melawan kezaliman. Sebagaimana Islam melarang umatnya untuk berbuat zalim, Islam juga memerintahkan umat ini untuk melawan kezaliman. Jika kita menelaah seluruh lembar kehidupan Nabi SAW, akan kita dapat bahwa beliau adalah orang yang berdiri di front terdepan dalam melawan kezaliman. Perang melawan kezaliman akan memberikan kebesaran dan kemuliaan kepada umat Islam. Nabi SAW tentunya mengharapkan umatnya untuk tidak tunduk terhadap kezaliman. 

Amat disayangnya bahwa sejak beberapa abad lalu, dunia Islam selalu menghadapi kezaliman yang dilakukan kaum imperialis yang menguasai negeri-negeri Islam dan merampok kekayaannya. Di abad modern ini, imperlisme tetap berjalan namun dikemas dalam bentuk yang telah disesuaikan. AS dengan berbagai alasan menyerang dan lantas menduduki Afganistan dan Irak, sementara negeri Palestina sejak tahun 1948 dikuasai oleh rezim Zionis Israel. Bukankah Allah swt telah mengingatkan hal ini dan berfirman dalam surah Al Nisa ayat 141, “Allah tidak akan memberikan kesempatan kepada kaum kafir untuk menguasai kaum mukminin.”

Selama 13 tahun pertama masa kenabian, Rasulullah SAW menghadapi gangguan dan penyiksaan yang dilakukan kaum kafir Quresy di Mekah terhadap diri beliau dan para pengikut agama Islam. Namun semua itu tak mampu meredam tekad beliau untuk mengajarkan kebenaran. Setelah berhijrah ke Madinah, beliau membentuk pemerintahan dan bangkit melawan kezaliman. Jika kaum muslimin meneladani perilaku Rasul, dan bangkit melawan kaum tiran, tentu mereka akan memperoleh kembali kemuliaan dan kehormatan. Apa yang dilakukan para pejuang Hezbollah di Lebanon adalah contoh nyata dari kemuliaan yang didapatkan melalui perlawanan terhadap kaum agresor.

Salah satu kelebihan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW adalah perjuangannya untuk menegakkan dan membela kebenaran. Pengorbanan besar yang ditunjukkan Nabi SAW dalam membela Islam karena Islam adalah agama kebenaran. Sudah menjadi tugas bagi setiap pemeluk agama ilahi untuk tampil sebagai pembela kebenaran. Apalagi saat ini, media-media massa dunia yang berada dalam genggaman imperialis Barat tak segan menghujat dan menghina Islam. Salah satu dari penghinaan itu ditunjukkan oleh media Barat yang memuat karikatur hujatan terhadap Nabi Muhammad SAW bulan September tahun lalu. Untuk itu, umat Islam dituntut arif dan berani untuk tidak membiarkan penghinaan seperti ini terulang kembali.

Islam seperti difahami dari asal kata silm yang berarti damai, adalah agama yang menyeru kepada perdamaian. Meski demikian, Islam memerintahkan para pemeluknya untuk bersikap tegas dan keras terhadap segala upaya yang berusaha merusak dan menyimpangkan umat manusia dari cita-cita luhur insani. Islam yang mengizinkan perang disaat ada tuntutan, mengajarkan sederet kesusilaan dalam medan pertempuran. Islam tidak mengizinkan pembunuhan terhadap warga sipil bahkan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dalam memimpin pemerintahan Islam, Nabi SAW mengadakan perjanjian damai dengan berbagai kelompok dan pemeluk agama lain. Saat menaklukkan kota Mekah setelah terjadi pelanggaran perjanjian Hudaibiyah oleh kaum Kafir Quresy, Rasulullah SAW memasuki kota itu tanpa pertumpahan darah, lalu memaafkan musuh-musuhnya. Karena itu, dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian, persahabatan dan pemaaf. Meski demikian, hal itu tidak bertentangan dengan sikap tegas dan keras Islam terhadap kezaliman dan kaum durjana.

Di Madinah, Nabi SAW membentuk pemerintahan yang berlandaskan pada ajaran Islam. Dalam perspektif Rasulullah SAW, agama tidak dapat dipisahkan dari politik dan pemerintahan. Untuk itu, kaum muslimin sudah sewajarnya berusaha menegakkan pemerintahan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian, akan tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi kaum muslimin. Ide pemisahan agama dari politik dan pemerintahan muncul di dunia Barat, karena mereka menyadari akan kekurangan dan ketidakmampuan agama Kristen dalam mengatur kehidupan duniawi para pemeluknya. Berbeda halnya dengan Islam, yang merupakan agama kebenaran dan risalah ilahi yang terakhir. Islam memiliki konsep-konsep yang jitu dalam mengatur pemerintahan dan negara untuk memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memerhatikan sisi kehidupan duniawi. Tetapi ini tidak berarti bahwa Islam melupakan sisi spiritual. Rasulullah SAW dalam banyak hadisnya menganjurkan kita untuk selalu mengingat Allah dan menyibukkan diri dengan beribadah. Ibadah yang diajarkan Nabi SAW bukan berarti mengasingkan diri di sebuah mihrab untuk beribadah dan tak acuh kepada lingkungan sekitar. Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam kehidupan spiritual, adalah seorang suami bagi istri-istrinya, ayah bagi anak-anaknya, dan pemimpin bagi umatnya.

(Chaerol Riezal)

Sumber:
Kumpulan Berita Swara Muslim September 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar