Bunga Rampai Aceh

Selamat Datang Di "Bunga Rampai Aceh" Http://ChaerolRiezal.Blogspot.Com

3 Juli 2012

Akhlak Rasulullah Saw dan Kecintaan Pada Remaja Dan Anak


Pada masa jahiliyah di jazirah Arab, kasih sayang terhadap anak sangat minim dan yang menjadi parameter dalam masyarakat kala itu adalah ketuaan dan kepemimpinan kabilah. Rasulullah Saw sangat menyayangi anak-anak dan juga menghormati mereka. Beliau juga memperhatikan para remaja dan menjadikan kemampuan dan kelayakan mereka sebagai paramater dalam menghormati dan memperhatikan mereka.

Rasulullah Saw bersabda: "Ada lima hal yang selama aku hidup tidak akan aku tinggalkan dan salah satunya adalah mengucapkan salam kepada anak-anak, sampai ini menjadi sunnah setelahku." 

Rasulullah memanggil nama anak-anak dengan penuh hormat. Beliau juga memberikan pesan khusus kepada anak-anak putri dan berkata, "Anak-anak terbaik kalian adalah putri-putri kalian, dan termasuk dari tanda-tanda kebaikan seorang perempuan adalah anak pertamanya adalah perempuan."

Rasulullah marah ketika seorang ayah sedih mendengar kelahiran anak perempuan dalam keluarganya. Beliau menyebut anak perempuan seperti bunga yang harum.

Rasulullah Saw memberikan contoh yang sangat baik dalam menyayangi anak. Beliau memeluk anak-anaknya dan mencium mereka. Bahkan Rasulullah pernah berpesan untuk bersikap adil dalam mencium putra-putri kita.

"Barang siapa mencium anaknya, maka Allah Swt akan mencatat kebaikan untuknya."

Pada suatu hari, Rasulullah Saw mencium dua cucunya, Hasan dan Husein (sa). Seorang sahabat bernama Aqra' bin Habis yang berada di samping Rasulullah berkata: "Saya memiliki 10 nak dan sampai sekarang saya belum pernah mencium mereka!" Kemudian rasulullah menjawab: "Apa yang harus aku lakukan kepadamu, karena rahmat dan kasih sayang Allah telah tercabut dari hatimu!"

Oleh sebab itu, Rasulullah sangat menekankan agar umatnya senantiasa menyayangi anak-anak. Setiap kali Hasan dan Husein (sa) datang, Rasulullah Saw berdiri menyambut mereka dan menggendong keduanya.

Penghormatan Kepada Pemuda

Di sisi lain, Rasulullah Saw juga menghormati para pemuda atas kemampuan dan kelayakan mereka. Beliau memberikan mereka dengan tugas-tugas berat. Bagi Rasulullah parameter penghormatan terhadap pemuda adalah keimanan, kemampuan, dan ketakwaan mereka, bukan karena faktor usia.

Rasulullah Saw sebelum wafat, mengutus sebuah pasukan untuk menghadapi musuh di medan perang. Beliau menunjuk Usamah bin Zaid, seorang pemuda berusia 18 tahun, sebagai pemimpin pasukan tersebut. Beliau menginstruksikan semua orang yang lebih tua dalam pasukan itu untuk mematuhi instruksi panglima muda itu.

Sebelum hijrah ke Madinah, Rasulullah menunjuk seorang pemuda beriman seperti Mus'ab untuk pergi ke Madinah guna mengenalkan agama Islam kepada masyarakat dan mengajarkan mereka al-Quran. Atau ketika Rasulullah mengutus Ja'far bin Abi Thalib, yang masih muda, untuk memimpin sebuah kelompok dakwah pergi ke Mesir.

Dalam satu kesempatan Rasulullah berpesan kepada sahabatnya untuk berperilaku baik kepada para pemuda, karena mereka berhati lebih halus. Beliau bersabda: "Allah mengutusku sebagai pembimbing dan pemberi peringatan, para pemuda menerima dan menyertaiku, akan tetapi orang-orang tua menolak. Rasulullah Saw juga menekankan pentingnya pendidikan pada usia kanak-kanak dan remaja. Pendidikan sejak dini itu menurut Rasulullah bak ukiran di atas batu yang akan melekat selamanya.

Menurut pandangan Rasulullah Saw, pemuda yang selalu terdepat di jalan ketaatan kepada Allah sangat berharga dan beliau memuji para pemuda yang bertakwa. Pemuda yang bertaubat akan dikasihi Allah dan Rasulullah Saw berpesan kepada para pemuda untuk cepat menikah guna menghindari dosa. Salah satu hak anak atas orang tuanya adalah agar orang tua segera menikahkan anaknya ketika telah menginjak usia menikah.

Dalam mengimbau para pemuda untuk taat dan beriman kepada Allah Swt dan bersabda: "Allah Swt mencintai pemuda yang menghabiskan masa mudanya dalam ketaatan kepada-Nya." Rasulullah Saw menyukai pemuda yang bekerja dan memiliki kesibukan. Ketika melihat seorang pemuda yang pengangguran, beliau menyebut pemuda itu "sudah tidak berharga di mata" beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar