Oleh : Muhammad Noval
Malam
ini ketika saya ingin menulis kawan saya berkata dengan penuh semangat “untuk
apa menulis, bukankah hal itu tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu???”
Seingat saya entah berapa kali dia sudah mengatakan hal yang serupa. Namun saya
tidak sedikit pun goyah dengan perkataanya karna saya masih ingat pesan guru
saya “dengan tulisan kamu bisa merubah dunia” dengan modal itulah saya merasa
sudah dari cukup untuk membantah pendapatnya walaupun dia juga tidak meyakininya. Kawan saya ini adalah salah
seorang sahabat dekat saya sejak kecil dan sekarang sedang melanjutkan study di
salah satu universitas ternama di Banda Aceh apalagi kalo bukan Unsyiah,
namanya Teuku Zulfikar dia salah satu mahasiwa di fakultas kedokteran jurusan
kedokteran gigi, maklum kalo dia berpendapat demikian karena dia sibuk
mempelajari tentang gigi. Mungkin dia juga
sedang sedkit jenuh dengan agenda-agenda di kampus yang sangat banyak.
Nah,
itulah sedikit perkenalan dengan salah satu sahabat saya ini. Ok, pada tulisan
kali ini saya akan sedikit bercerita tentang masalah yang terjadi di kalangan
mahasiswa. Baru-baru ini permasalahan yang menimbulkan pro dan kontra adalah
tentang pengucapan selamat natal sekaligus kapan sebenarnya hari natal, banyak
dari mahasiswa yang berbeda pendapat tentang hal ini bahkan banyak juga
diantaranya yang melakukan diskusi, baik dikampus maupun warung kopi. Setahu
saya tentang pengucapan selamat hari natal kepada orang kristen itu tidak boleh
karena secara tidak langsung kita telah mengakui agama mereka dan membenarkan
keyakinan mereka? bukankah Allah sudah menjelaskan dalam Al-Qur’an surat
Al-kafirun agamamu bagimu dan agamaku bagiku? Dan bukankah agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam?
Itulah sedikit alasan mengapa umat Islam dilarang mengucapkan selamat natal.
Nah
kawan, beralih ke Natal, saya sedikit
berbagi iformasi tentang apa itu hari natal, setelah saya browser di google
maka saya mendapatkan bahwa Natal berasal dari
Bangsa Portugis yang berarti “kelahiran” hari natal adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat
Kristiani pada tanggal
25 Desember untuk
memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Umat
Kristen meyakini bahwa Nabi Isa atau yang sering disebut Yesus lahir pada akhir
Desember, dan perlu diketahui bahwa pada akhir tahun tersebut merupakan musim
dingin yang mana hampir seluruh pengembala tidak mengembala karena akan
kedinginan. Padahal dalam injil lucas dinyatakan bahwa Nabi Isa lahir musim
gugur tepatnya pada bulan Maret. Bahkan dalam pandangan muslim juga mengatkan Nabi
Isa lahir pada musim gugur yaitu dibawah pohon kurma seperti yang telah
tercantum dalam Al-Qur’an surat Maryam. Jadi tidaklah benar jika umat Kristen merayakan
hari kelahiran Yesus atau Nabi Isa pada 25 Desember.
Nah
kawan-kawan, saya akan berbagi pengalaman kawan saya tentang mengucapkan
selamat natal, nama kawan saya yang satu ini adalah Zulfajri yang sedang
menyelesaikan magister di prody hukum Unsyiah, ketika dia study ke medan dia
berkawan dengan mahasiwa yang beragama Kristen. Dan pada hari raya idul fitri
kawan barunya itu melalui pesan singkat, mengucapkan selamat hari raya begitu
pula pada hari raya Idul Adha, namun pada hari natal dia tidak mengucapkan
selamat natal, keesokan harinya kawannya yang beragama Kristen tersebut
mengirim sebuah pesan singkat yang berisi “kenapa kamu tidak mengucapkan
selamat natal untuk saya??? Bukankah saya selalu mengucapkan selamat hari raya
untukmu???” dia membalas “maaf saya tidak tau kapan hari natal itu, seandainya
saya tau maka saya akan mengcapkannya, coba pelajari lebih lanjut ya kapan hari
natal itu.” Cetus kawan saya dengan sedikit tertawa.
Jadi
kenapa para pembesar Kristen bersikeras menetapkan hari natal pada 25 Desember?
Menurut beberapa peneliti mengatakan bahwa, Paulus Liberus di Roma pada abad
ke-4 Masehi mengubah literatur Injil/lucas
dengan menyebutkan Yesus lahir pada 25 Desember. Hal itu diperuntukkan
untuk menyatukan umat Kristen dan Katolik dalam perayaan Natal, karena
sesungguhnya perayaan Natal itu sendiri merupakan budaya dari umat Katolik Roma
pada masa Kaisar Konstantinopel. Kaisar Konstantin melakukan persembahan dan
perayaan untuk menyembah dewa matahari pada musim gugur, ingat untuk menyembah
dewa matahari kemudian diikuti oleh rakyat yang akhirnya dikenal dengan Natal. Jadi
dapat disimpulkan bahwa perayaan natal bukan untuk memperingati hari lahirnya Nabi
Isa tapi untuk menyembah dewa matahari pada musim gugur dan melanjutkan warisan
nenek moyang bangsa Romawi dalam menyembah dewa.
Dalam
Al-Qur’an juga telah menunjukkan bahwa Hari Natal, Hari Kelahiran Nabi Isa as
bukan tanggal 25 Desember, melainkan pada musim gugur kurma, yakni bulan Maret. Wallahu alam.
Penulis adalah Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Syiah Kuala Angkatan 2011, Banda Aceh – Darussalam.
Ijin share ya kak
BalasHapussurat fatihah