15 Januari 2014

Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Hari Natal ???

Oleh : Muhammad Noval

Malam ini ketika saya ingin menulis kawan saya berkata dengan penuh semangat “untuk apa menulis, bukankah hal itu tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu???” Seingat saya entah berapa kali dia sudah mengatakan hal yang serupa. Namun saya tidak sedikit pun goyah dengan perkataanya karna saya masih ingat pesan guru saya “dengan tulisan kamu bisa merubah dunia” dengan modal itulah saya merasa sudah dari cukup untuk membantah pendapatnya walaupun dia juga  tidak meyakininya. Kawan saya ini adalah salah seorang sahabat dekat saya sejak kecil dan sekarang sedang melanjutkan study di salah satu universitas ternama di Banda Aceh apalagi kalo bukan Unsyiah, namanya Teuku Zulfikar dia salah satu mahasiwa di fakultas kedokteran jurusan kedokteran gigi, maklum kalo dia berpendapat demikian karena dia sibuk mempelajari tentang gigi.  Mungkin dia juga sedang sedkit jenuh dengan agenda-agenda di kampus yang sangat banyak. 

Nah, itulah sedikit perkenalan dengan salah satu sahabat saya ini. Ok, pada tulisan kali ini saya akan sedikit bercerita tentang masalah yang terjadi di kalangan mahasiswa. Baru-baru ini permasalahan yang menimbulkan pro dan kontra adalah tentang pengucapan selamat natal sekaligus kapan sebenarnya hari natal, banyak dari mahasiswa yang berbeda pendapat tentang hal ini bahkan banyak juga diantaranya yang melakukan diskusi, baik dikampus maupun warung kopi. Setahu saya tentang pengucapan selamat hari natal kepada orang kristen itu tidak boleh karena secara tidak langsung kita telah mengakui agama mereka dan membenarkan keyakinan mereka? bukankah Allah sudah menjelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-kafirun agamamu bagimu dan agamaku bagiku? Dan bukankah  agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam? Itulah sedikit alasan mengapa umat Islam dilarang mengucapkan selamat natal.


Nah kawan, beralih ke Natal,  saya sedikit berbagi iformasi tentang apa itu hari natal, setelah saya browser di google maka saya mendapatkan bahwa Natal berasal dari Bangsa Portugis yang berarti “kelahiran” hari natal adalah  hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Umat Kristen meyakini bahwa Nabi Isa atau yang sering disebut Yesus lahir pada akhir Desember, dan perlu diketahui bahwa pada akhir tahun tersebut merupakan musim dingin yang mana hampir seluruh pengembala tidak mengembala karena akan kedinginan. Padahal dalam injil lucas dinyatakan bahwa Nabi Isa lahir musim gugur tepatnya pada bulan Maret. Bahkan dalam pandangan muslim juga mengatkan Nabi Isa lahir pada musim gugur yaitu dibawah pohon kurma seperti yang telah tercantum dalam Al-Qur’an surat Maryam. Jadi tidaklah benar jika umat Kristen merayakan hari kelahiran Yesus atau Nabi Isa pada 25 Desember. 


Nah kawan-kawan, saya akan berbagi pengalaman kawan saya tentang mengucapkan selamat natal, nama kawan saya yang satu ini adalah Zulfajri yang sedang menyelesaikan magister di prody hukum Unsyiah, ketika dia study ke medan dia berkawan dengan mahasiwa yang beragama Kristen. Dan pada hari raya idul fitri kawan barunya itu melalui pesan singkat, mengucapkan selamat hari raya begitu pula pada hari raya Idul Adha, namun pada hari natal dia tidak mengucapkan selamat natal, keesokan harinya kawannya yang beragama Kristen tersebut mengirim sebuah pesan singkat yang berisi “kenapa kamu tidak mengucapkan selamat natal untuk saya??? Bukankah saya selalu mengucapkan selamat hari raya untukmu???” dia membalas “maaf saya tidak tau kapan hari natal itu, seandainya saya tau maka saya akan mengcapkannya, coba pelajari lebih lanjut ya kapan hari natal itu.” Cetus kawan saya dengan sedikit tertawa.


Jadi kenapa para pembesar Kristen bersikeras menetapkan hari natal pada 25 Desember? Menurut beberapa peneliti mengatakan bahwa, Paulus Liberus di Roma pada abad ke-4 Masehi mengubah literatur Injil/lucas  dengan menyebutkan Yesus lahir pada 25 Desember. Hal itu diperuntukkan untuk menyatukan umat Kristen dan Katolik dalam perayaan Natal, karena sesungguhnya perayaan Natal itu sendiri merupakan budaya dari umat Katolik Roma pada masa Kaisar Konstantinopel. Kaisar Konstantin melakukan persembahan dan perayaan untuk menyembah dewa matahari pada musim gugur, ingat untuk menyembah dewa matahari kemudian diikuti oleh rakyat yang akhirnya dikenal dengan Natal. Jadi dapat disimpulkan bahwa perayaan natal bukan untuk memperingati hari lahirnya Nabi Isa tapi untuk menyembah dewa matahari pada musim gugur dan melanjutkan warisan nenek moyang bangsa Romawi dalam menyembah dewa.
Dalam Al-Qur’an juga telah menunjukkan bahwa Hari Natal, Hari Kelahiran Nabi Isa as bukan tanggal 25 Desember, melainkan pada musim gugur kurma, yakni  bulan Maret. Wallahu alam.

Penulis adalah Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala Angkatan 2011, Banda Aceh – Darussalam.

1 komentar: