“Ustaz Ahmad yang saya hormati.
Saya heran sekali orang-orang Jawa cepat sekali melenting bila disebut Penjajah
Jawa, tetapi mereka tidak segan-segan menyebutkan “gerombolan separatis Acheh”
(dulu Gerombolan DI/TII Acheh atau Jawa Barat). Soalnya kan dalam melapor
sesuatu orang perlu identify siapa yang dimaksud? Mengapa orang RI tidak
segan-segan menyebut “teroris Moro”, “teroris Patani”, “pembantai-pembantai
Serbia”, “teroris Irlandia” atau “Basque”, dsb., tetapi mereka merasa dihina
bila disebut Jawa?. Kalau kita hendak menjelaskan siapa yang menjajah Aceh, dan
kita sebut “penjajah Indonesia” saja umpamanya, tanpa kualifikasi dengan “Jawa”,
maka itu artinya orang Toraja, atau orang Kubu, atau orang Riau, dllnya, juga
kita tuduh menjajah Acheh, padahal yang menjajah Acheh itu kan RI yang asal
usulnya, seperti dijelaskan Ustaz beratus kali, kan RI-Jawa-Yogya? (NKRI itu
sebenarnya hanya nama yang diada-adakan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Sebenarnya secara legal NKRI itu tidak ujud karena tidak ada satu undang-undang
atau dokumen resmi pun yang menyebutkan pembentukannya. Bagi bangsa Acheh, NKRI
itu tidak lain dan tidak bukan dari Negara Kolonial RI). Kalau bangsa Jawa malu
atau merasa terhina disebut penjajah, maka hentikanlah perbuatan tersebut dan
orang akan berhenti menyebutkan mereka penjajah.” Ungkap M.N.Djuli.
Terimakasih Teungku M.N.Djuli di
Malaysia.
Sebenarnya ketika Presiden RIS
Soekarno menelan, mencaplok, menduduki, dan menjajah Negeri Aceh pada tanggal
14 Agustus 1950 yang terus masuk kedalam perut Negara RI atau Negara
RI-Jawa-Yogya, agar besoknya pada tanggal 15 Agustus 1950 Negara RI-Jawa-Yogya
yang sudah gemuk itu kelihatan seperti NKRI, kemudian orang-orang menganggap,
oh, itu NKRI badannya gemuk, ya. Padahal itu NKRI, kan hanya topeng yang
dipakai oleh Negara RI atau Negara-RI-Jawa-Yogya.
Nah, itu orang-orang Jawa yang
menurut statistik berjumlah 45 % dari seluruh jumlah penduduk Negara
RI-Jawa-Yogya, menganggap bahwa itu badan yang mukanya bertopeng NKRI sejak 15
Agustus 1950 adalah betul-betul tumbuh gemuk secara alamiah.
Ternyata setelah diteliti lebih
dalam kelihatan itu badan menjadi gemuk begitu, karena Negara RI atau Negara
RI-Jawa-Yogya yang bermuka mirip Soekarno telah melalap semua Negara Bagian
RIS, termasuk Negeri Aceh yang daerahnya diluar wilayah kekuasaan de-facto RIS.
Jadi, ketika ada orang yang
memergoki dan mengetahui bahwa dalam tubuh Negara RI atau Negara RI-Jawa-Yogya
itu tersembunyi kerangka tulang-tulang tubuh Negeri Aceh, langsung saja itu
para penerus Soekarno termasuk orang-orang etnis Jawa yang mayoritas ini, dan
juga disokong oleh beberapa etnis lain, seperti Teuku Mirza orang Aceh, saudara
Jayadi Kamrasyid orang Bugis, saudara Hidajat Sjarif orang Sunda, Kolonel Laut
Ditya Soedarsono arek Suroboyo, Mayjen TNI Endang Suwarya orang Sunda,
teriak-teriak, hai, hai, hai, Ahmad, stop, stop, jangan bawa-bawa itu etnis
Jawa segala macam dalam penjajahan Negeri Aceh, karena itu dalam
Kabinet-Kabinet yang dilantik Soekarno terdiri dari orang-orang yang berasal
dari berbagai etnis, begitu juga dalam Kabinet Jenderal Soeharto,
Menteri-Menterinya berasal dari berbagai etnis, termasuk juga dalam Kabinet Gotong
Royong Megawati sekarang ini.
Nah, kan kelihatan, kalau sudah
buruknya, langsung saja harus ditanggung bersama.
Memang benar seperti yang dikatakan
Teungku M.N. Djuli diatas: “Soalnya kan dalam melapor sesuatu orang perlu
identify siapa yang dimaksud?. Kalau kita hendak menjelaskan siapa yang
menjajah Aceh, dan kita sebut “penjajah Indonesia” saja umpamanya, tanpa
kualifikasi dengan “Jawa”, maka itu artinya orang Toraja, atau orang Kubu, atau
orang Riau, dllnya, juga kita tuduh menjajah Acheh, padahal yang menjajah Acheh
itu kan RI yang asal usulnya, seperti dijelaskan Ustaz beratus kali, kan
RI-Jawa-Yogya?”
Dan secara fakta dan bukti,
dasar hukum dan sejarah bisa dibuktikan apa yang dikatakan oleh Teungku
M.N.Djuli tersebut.
Coba saja perhatikan dan pikirkan
oleh seluruh peserta mimbar bebas dan oleh seluruh rakyat di Negeri Aceh dan di
NKRI.
Itu Negara-Negara Bagian RIS
yang sebelum masuk menjadi anggota Negara Bagian RIS kelihatan segar bugar,
sehat walafiat. Ketika Negara RI-Jawa-Yogya, pada tanggal 14 Desember 1949
masuk menjadi anggota Negara Bagian RIS, kemudian pada tanggal 27 Desember 1949
RIS diakui kedaulatannya oleh Belanda. Tahu-tahu, itu Negara-Negara Bagian RIS
satu persatu hilang, entah kemana. Dicari kesana-kesini tidak ketemu. Eh, rupanya
setelah diteliti secara seksama, Soekarno dengan akal bulusnya menetapkan
Undang-Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan
Kenegaraan RIS yang dikeluarkan pada tanggal 8 Maret 1950 untuk dipakai menelan
semua Negara-Negara Bagian RIS agar masuk kedalam perut Negara RI atau
Negara-Jawa-Yogya.
Oh, pantas saja, sebagian rakyat
tidak tahu, apalagi rakyat dari etnis Jawa yang mayoritas itu. Mereka pikir,
Soekarno seorang pemimpin yang baik, jujur, adil, dan bijaksana. Karena
Soekarno orang Jawa. Karena, orang Jawa adalah orang baik-baik, pinter-pinter,
sopan-sopan. Eh, tahu-tahu, setelah diteliti lebih mendalam, rupanya Soekarno
itu seorang penyamun, karena ternyata telah diketemukan dalam bekas gembolannya
itu Negeri Aceh yang dimasukkan kedalam mulut Sumatra Utara agar bisa masuk
kedalam perut Negara RI-Jawa-Yogya pada tanggal 14 Agustus 1950. Dimana yang
tampak dari luar disantap RIS, padahal setelah diperhatikan lebih ke dalam,
bukan disantap oleh RIS tetapi ditelah oleh Negara RI atau Negara
RI-Jawa-Yogya.
Oh, rupanya RIS itu kedok saja.
Karena terbukti, Presiden RI adalah Soekarno, Presiden RIS adalah Soekarno,
Presiden RI yang telah gemuk atau yang biasa dipanggil NKRI adalah juga
Soekarno. Jadi, dimana Negara itu muncul, muncul pula wajah Soekarno yang
berkacamata hitam, biar tidak kelihatan matanya berjelalatan melihat
mojang-mojang.
Jadi terakhir, seperti yang
dikatakan oleh Teungku M.N. Djuli dari Malaysia: “Kalau bangsa Jawa malu atau
merasa terhina disebut penjajah, maka hentikanlah perbuatan tersebut dan orang
akan berhenti menyebutkan mereka penjajah.”
Ya inilah takdir Allah SWT, kita sudah berhasil mengusir penjajah Belanda, tapi perjuangan kita belum pernah berhenti. Masih ada penjajah-penjajah lainnya. Bukankah presiden Soekarno sendiri pernah mengatakannya? Seakan beliau memberikan tanda sebagai petunjuk.
BalasHapusJadikan ini semua sebagai pembelajaran yang berharga, kita harus yakin bahwa Allah SWT sedang merencanakan sesuatu yang baik bagi kita semua.
Bro emangnya arek suroboyo bukan orang jawa?,apa mungkin kamu kira jawa jogja dan surabaya berbeda?
BalasHapusAwas tsunami lagi
BalasHapuspenjajah bangsat
BalasHapusSoekarno yang bangsat, ..soekarno semoga engkau kekal di jahanam
BalasHapus