Islam merupakan agama
yang paling cepat tersebar di Eropa. Hal itu merupakan bentuk kekalahan telak
peradaban Barat dan mereka sangat ketakutan akan hal itu. Karena itu, kemudian
munculah pelecehan-pelecehan dan penghinaan terhadap Islam untuk menjauhkan
orang-orang Barat dari Islam atau bahkan hanya berfikir untuk mengenal Islam.
Barangkali pembuat
karikatur yang melecehkan Rasulullah saw tidak mempunyai maksud untuk membatasi
penyebaran Islam di Barat. Namun orang-orang yang setuju dengan karikatur
pelecehan ini, menolak dengan tegas untuk meminta maaf atas karikatur ini dan
bahkan mengeksploitasi dan menyebarkanya dengan sangat efektif bahkan sampai
menyebar dengan cepat di media baik elektronik ataupun cetak bahkan masuk ke
ruang politik mengobarkan isu perang melawan kaum muslimin. Mereka sangat
memahami realitas penyebaran Islam di Eropa yang digambarkan sebagai benua
Kristen.
Salah satu contoh
pengaruh langsung dengan adanya karikatur di Denmark adalah contoh yang dimuat
dua Koran Arab Saudi “Ukadz” dan “al-Wathan” pada pertengahan Februari 2006.
Ternyata karikatur tersebut telah mendorong missionaries Kristen Denmark yang
bernama “Kristisen” (28 tahun) untuk mengkaji buku-buku sirah Nabi untuk bahan
aktifitas missionarisnya tentang agama Kristen dengan mengungkap hakikat
sesungguhnya yang menurut mereka adalah sejarah kelam. Namun dia terkejut
dengan sejarah Nabi dan akhirnya yakin bahwa beliau adalah pembawa kebenaran
lantas diapun beriman dan menyatakan keIslamannya di kantor Rabithah Alam
Islami di Kopenhagen.
Kisah di atas tadi,
membuat Kristy Yosty, pemimpin redaksi harian Denmark Jyllads-Posten yang
mengangkat karikatur pelecehan dalam medianya kemudian memberikan pernyataan
kepada semua media di Denmark. Dia mengingatkan kaum muslimin bisa mendapatkan
hak-haknya secara efektif sebagai reaksi dari munculnya karikatur yang dimuat
oleh media yang ia pimpin. Dia menegaskan dengan jujur kecemasannya tentang
kondisi ini dan meminta agar ada undang-undang yang membatasi kebebasan
berpendapat.
Dia juga
mengkhawatirkan kaum muslimin mendapatkan lebih banyak hak mereka. Secara tegas
dia mengatakan, “Agama telah menyebar di masyarakat kita secara meluas dan itu
disebabkan oleh kedatangan agama kuat kepada masyarakat kita, yaitu agama
Islam. Dan ini merupakan perkembangan yang berbahaya.”
Barang kali sisi
positif dari krisis ini, sebagaimana yang terjadi pasca peristiwa 11 September,
bahwa kartun pelecehan ini telah membuka pintu bagi inisiatif-inisiatif baru
untuk menjelaskan Islam kepada tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga Islam di Eropa
dan Amerika. Seperti revitalisasi lembaga Islam di Amerika, Council on
American-Islamic Relations (CAIR), yang mengkampanyekan pengenalan Nabi
Muhammad SAW. Untuk mengetahui pengalaman lembaga ini dalam teknik membangun
hubungan masyarakat Muslim Amerika bisa dilihat dalam situs mereka, yaitu di
(www.cair.com/muhammad).
Sementara di Ukraina
kita bisa melihat pengalaman lain yang dilakukan oleh “Ikatan
Organisasi-organisasi Sosial di Ukraina” (al-raid), ini adalah lembaga paling
menonjol di Ukraina yang juga melakukan kampanye penyuluhan (pengenalan)
tentang Nabi Muhammad saw, melalui pembagian kaset-kaset, buku-buku,
kepingan-kepingan CD serta penyelenggaraan program-program dialog, diskusi,
seminar dan kunjungan. Al-Raid memiliki situs khusus dengan bahasa Rusia
tentang Islam yaitu (www.Islamuna.net).
Kampanye di Amerika dan Ukraina sudah mulai dilakukan setelah adanya banyak kontak yang dilakukan banyak non muslim yang ingin tahu tentang sikap kaum muslimin terhadap krisis karikatur pelecehan Nabi.
Sementara itu di Jedah
ada inisiatif lain yang dideklarasikan penerbit dan percetakan “Darul Bayyinah”
dengan membagikan ribuan buku-buku dai kondang dari Afrika Selatan, mendiang
Ahmad Dedat. Buku pertama dibagikan di Denmark dan Norwegia, di mana krisis
pelecehan Nabi terjadi, yaitu buku “al-Qur’an adalah Mu’jizat Abadi Muhammad”.
Setelah itu Darul Bayyinah akan menterjemahkan buku tersebut dan membagikan dua
buku lain karya Syaikh Ahmad Dedat.
Semua inisiatif ini
berangkat dari kesadaran para tokoh Islam bahwa pelecehan terhadap agama kita
jangan hanya diakhiri dengan permintaan maaf. Namun kita harus bergerak
memperkenalkan dan memaparkan kepada mereka tentang hakikat agama yang lurus
ini. Itulah yang dilakukan oleh sebagian kalangan, setelah pelecehan yang
dilakukan oleh Paus Benedict XVI terhadap Islam dan Rasulnya, salah satunya
Rabithah Alam Islamy di Riyadh memutuskan untuk mengadakan aksi pengenalan Nabi
Muhammad SAW sebagai nabi pembawa rahmat, hal ini bisa kita lihat dalam
situsnya: www.mercyprophet.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar