Telah lama
saya meneropong jauh ke dalam hati, tidak hanya ke dalam hati sendiri,
melainkan masuk ke balik hati perempuan lain, lewat kisah-kisah yang mereka
bagikan kepada saya. Selama bertahun-tahun pula saya mencatat berbagai kisah
itu dalam ruang hati dan seraya berharap ketika suatu hari saya bisa
menuliskannya.
Lembut bahasamu,
Membuatku lara hati,
Tutur kata ini belum sepadan,
Senyum hanya menggantung di awan,
Santun tingkah lakumu,
Membuatku gundah gulana,
Menentang derai kemilauan bintang-bintang,
Menerpa ujung-ujung kalbuku,
Menata waktu yang terasa lambat,
Menunggu esok untuk melihatmu kembali riang,
Elok parasmu dengan akhlah menawan,
Membuatku tak sanggup berpijak,
Ternyata langit tetap mengangkasa,
Biru tetap biru,
Bening tetap bening,
Putih tetap putih,
Tak tergores, tak tersentuh.
Bijak putusanmu,
Seraya membuat langkah ini gemetar,
Damai turut mengiringi,
Karena hanya ikhlas yang bisa,
Membalas Cinta dan cinta......
Semoga cowok beruntung itu......
Cepat sadar akan keberuntungannya.....
Ataukah aku yang beruntung??
Merengkuh sayang padamu....
Cowok Nomor Satu...... di ruang hatiku.
“Di saat cinta berpaling dan hati menjelma menjadi serpihan-serpihan kecil. Saat prahara terjadi. Saat ujian demi ujian-Nya terasa terlalu besar untuk ditanggung sendiri. Kemanakah seorang kasih harus mencari kekuatan agar hati mampu terus bertasbih?” Telah ku tinggalkan cemburuku disudut kamar gelapku. Telah ku hanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir dari mataku. Dan telah ku kabarkan lewat angin gerimis tentang segala catatan hatiku yang terdampar di tiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjang ku.
Di
saat saya menulis tulisan ini, rasa nya ingin sekali saya menangis ditempat
yang sunyi dan meratap jauh ke belakang pada masa yang telah lalu. Masa yang
penuh tawa dan canda, masa yang seperti kanak-kanak, masa yang penuh ceria dan
tangis yang mendalam serta masa yang begitu indah dan susah untuk di lupakan
begitu saja.
Senin,
entah tanggal berapa, saya sudah lupa. Yang jelas pada hari itu, saya murid
pindahan dan merupakan hari pertama sekolah baruku. SMA N 1 Darul Makmur.
Ketika saya hendak masuk ke kelas sekolah baru itu, saya di antar oleh seorang
guru. Di dalam ruang, saya ketemu seorang cewek kelahiran Simpang Deli Kilang.
Bisa dikatakan dia cantik dan terlihat begitu manis. Sejenak saya terpesona,
tanpa sadar saya pun memandangnya. Dan, senyum yang begitu sempurna pun pecah.
Dia
adalah perempuan yang paling cantik yang pernah saya kenal. Kulitnya putih,
wajah bersih seperti bayi. Dia adalah perempuan terindah yang pernah saya
temui. Kecantikan yang tidak pernah pudar, meski usianya sepadan dengan saya.
Waktu
terus bergulir, singkat cerita. Sekitar tiga tahun yang lalu, perempuan itu
dapat saya miliki dengan mengajak pacaran secara tiba-tiba karena sebuah rasa
dan perasaan tidak bisa saya bohongi. Tidak ada yang menyangka cinta
kanak-kanak sang perempuan akan bermuara selamanya, kepada laki-laki yang sama.
Waktu
bergulir. Selama itu tidak pernah sekali pun terdngar berita yang tidak sedap
dari pasangan ini, takjub dengan keutuhan hubungan mereka karena di bina ketika
mereka masih muda. Sesekali mereka tampil berdua. Cukup banyak lelaki yang
meski hanya bercanda, sempat mengungkapkan perasaan nya terhadap perempuan itu.
Lainnya mengomentari “kalau saya punya pacar seperti itu, saya gak bakal
kemana-mana. Keluar juga males dech”
Masa
pacaran yang indah. Laki-laki yang beruntung. Begitulah barangkali pikiran
kebanyakan orang. Sebab dengan kecantikan sang perempuan, akan sulit menemukan
lelaki yang benar-benar layak bersanding dengannya. Secara penampilan tentu
saja.
Cinta Yang Tak Sempurna
Saat cinta
berpaling dari mu. Jika engkau kira dengan sebelah sayap, aku akan terkoyak.
Maka camkanlah dengan sebelah sayap itu, akanku jelajah gunung ombak-ombak
samudera dan bintang di angkasa.
Saya tidak
tahu, apa kekurangan yang berdiri di hadapan saya. Wajah dan senyumannya manis.
Tutur katanya lembut dan santun, khas perempuan Jawa. Tubuhnya? Jangan tanya.
Untuk perempuan yang sering merawat tubuh dan kulitnya sendiri, sosok yang saya
nilai lebih dari sempurna.
Dan saya
sama sekali tidak berlebihan dalam menilai. Sebab perempuan wajah ayu itu jauh
lebih ramping dan bagus tubuhnya, bahkan bila dibandingkan rata-rata gadis SMA
sekarang dia masih okee.
Lantas apa
yang salah?
Mengenalnya
selama lebih dari tiga tahun ternyata tidak juga memberikan jawaban bagi saya,
atas sebuah pertanyaan Kenapa? Tiga
tahun tanpa saya mampu menemukan jawaban dan deretan kekurangannya. Padahal
hubungan kami terbilang dekat. Usianya masih muda ketika berhubungan dengan seseorang
mantannya. Lelaki yang sangat dicintai yang telah di simpan dan diukir untuk
sebuah nama jauh di dalam lubuk hatinya.
Kehidupan
hubungan kami bisa dibilang berjalan dengan baik. Biarpun satu dua pertengkaran
atau ketidakcocokan rasanya biasa dalam romantika menjalin sebuah hubungan.
Seiring berjalannya waktu, ternyata hubungan yang telah dibina kandas juga
ditengah jalan. Kisah antara dua anak manusia yang di hambang pintu perpisahan,
barangkali mereka tidak bisa menyatu ataukah takdir telah menghendaki.
Tidakkah
engkau berpikir sakitnya hati seorang kasih yang engaku tinggalkan? Berpisah dengannya
memang keputusan yang konyol tapi telah saya pikirkan secara matang. Menjalin
hubungan itu bukan perkara yang mdah, ini tentang perasaan bukan tentang Ego
dan bukan pula tentang “Si Perempuan” lain untuk mencari sosok penggantinya.
Mungkin isi
hatimu bertanya. Apalah arti janji yang dulu sering engkau ucapkan “Kau
Mencintai Ku” dan “Kau Menyayangi Ku”. Kini engkau berpaling ke hati yang lain
dan memilih dia. Ingatkah engkau pada waktu kita bersama, suka dan duka, canda
dan tawa, sedih dan senang kita jalani bersama tapi kini engkau lupakan semua
kisah itu. Mungkinkah ini takdir dari Maha Yang Kuasa yang merupakan jadi
suratan cerita kita? Lupakan lah semua kenangan kisah kita wahai kekasih ku
sampai ku mencoba lupakan semua kisah cinta, cinta yang begitu lara. Semoga
engkau bahagia bersama dia.
Takkan
pernah terindah dan takkan pernah terabaikan engkau hancurkan diri ku. Kini
engkau telah pergi meninggalkan saya untuk selama-lamanya. Walau engkan takkan
pernah mengerti akan arti cinta ini di hati ku. Rasa ini yang tertinggal selama
nya memberikan luka pada hati ku jangan engkau biarkan diriku menderita selalu.
Saya rasa
begitu lah bunyi hati seorang kasih.
Jika Saya Dan Dia Berpisah?
Kami berdua
tidak bisa menebak takdir di masa depan. Apakah hubungan anda akan terus
langgeng hingga kematian memisahkan atau tidak......
Saya tidak
pernah memikirkan itu sebelumnya. Hubungan kami bukan tanpa masalah.
Sebagaimana pasangan yang lainnya. Satu dua pertengkaran lumrah rasanya. Lalu
kenapa saya mendadak berpikir, what if....?
Ya.
Bagaimana jika saya dan dia berpisah?
Ini mungkin
gara-gara saya tidak menutup kuping terhadap berita penceraian yang kian hangat
dikalangan selebritis, namun tentunya ada hal yang lain dibalik semua itu. Tak
bisa di rangkainkan berdasarkan kata-kata dan perlu waktu untuk
mengungkapkannya. Yang jelas, ada kutu hitam yang ingin mencoba menerobos masuk
ditengah-tangah antara saya dan dia.
Awalnya saya
tak pernah menyangka ini semua terjadi kisah cinta yang suci ini, engkau
tinggalkan begitu saja sekian lama kita berdua. Semua ini tak pernah saya
sangka begitu cepat berlalu untuk menemukan kesombongan hati lupakan segalanya
yang pernah engkau ucapkan. Pergilah sayang kejarkanlah semua keinginan mu
selagi ada waktu.
Sudikah
engkau untuk memeluk ku yang terakhir sebelum engkau pergi. Saya coba untuk
tertawa meski hati terluka relakan semua yang pernah ada. Dan pergilah saya
ingin engkau bahagia, dan jika engkau sekarang bersama dia dan selamanya lah.
Akan saya simpan semua cerita indah kita percayakan lah, asaya akan selalu
mencintai mu.
Persembahan bagi Bundaku dan kenangan bagi Ayahku.
Oleh : Chaerol Riezal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar