Bunga Rampai Aceh

Selamat Datang Di "Bunga Rampai Aceh" Http://ChaerolRiezal.Blogspot.Com

6 September 2012

Sang Juara

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balapan mainan. Siang itu suasana sungguh meriah, sebab, ini adalah babak final. Pesertanya hanya tinggal 4 orang dan mereka pun memamerkan setiap mobil mainan yang mereka miliki. Uniknya, mobil mainan tersebut adalah hasil buatan mereka sendiri karena memang begitu peraturannya yang telah ditetapkan.

Di antara 4 orang peserta tersebut, ada seorang anak bernama Ahmad. Namun ia termasuk ke dalam 4 anak yang masuk final. Dibandingkan semua lawannya, mobil Ahmad lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak dan para penonton menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan sedikit kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya. Tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil lainnya. Namun, Ahmad bangga dengan itu semua. Sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri yang merupakan hasil jerih payah yang telah ia lakukan.

Tibalah saatnya yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balapan mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan telah siap 4 mobil dengan 4 pembalap kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian, Ahmad meminta waktu sebentar sebelum lomba di mulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata ,”Ya, Insya Allah, Aku Siap!”.

Dor. Tanda di mulai. Dengan satu  hentakan yang kuat, mereka mlai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap penonton bersorak sorai, bersemangat, serta menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo...ayo...cepat...cepat, maju...maju” begitu teriakan mereka. Ahha.... sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finis pun telah terlambai. Dan, Ahmad lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga dengan Ahmad. Ia berucap dan berkomat-kamit lagi dalam hati “Ya Allah, Terima Kasih”

Saat pembagian piala. Ahmad maju ke atas panggung di depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menag, bukan?”. Ahmad terdiam. “Bukan, pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Ahmad.

Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. Aku hanya memohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis jika aku kalah.” Semua hadirin terdiam ketika mendengar ucapan Ahmad. Setelah beberapa saat kemudian, terdengarlah suara gemuruh tepuk-tangan meriah yang memenuhi ruangan.


Renungan

Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibandingkan kita semua. Ahmad tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Ahmad, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan untuk mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang dan menyakiti yang lainnya. Namun, Ahmad bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan untuk menghalaukan setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah Bimbingan-Nya, Tuntunan-Nya, dan Panduan-Nya?

Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang shaleh.

Oleh : Chaerol Riezal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar