Bunga Rampai Aceh

Selamat Datang Di "Bunga Rampai Aceh" Http://ChaerolRiezal.Blogspot.Com

6 Mei 2013

KISAH NABI NUH A.S


Kisah Nabi Nuh A.S

Keruntuhan Moral

Nabi Adam A.S. telah meninggalkan keturunannya dalam keadaan dalam keadaan sosial dan moral yang baik namun begitu akhirnya mereka mulai melupakan ajaran Allah. Mereka mengambil jalan yang salah dan terlibat dalam rasuhan dan kerusakan akhlak. Mereka menjadi kedekut, pengikut syaitan dan tamak haloba. Seluruh masyarakat berpecah-belah kepada beberapa bahagian. Keadaan negeri ini menyebabkan berlakunya penindasan dan ketidakadilan dalam negara.

Kedatangan Nabi Nuh A.S.

Ketika keadaan ini berlaku, Allah Yang Maha Berkuasa berkehendakkan manusia kembali menjadi hamba yang taat kepada-Nya. Dia mengutuskan Nuh sebagai utusan-Nya untuk memulihkan semua masyarakat yang telah rusak akhlak yang tinggal di bahagian ‘Iraq’. Mereka mempercayai Allah tetapi mereka juga menyukutukan-Nya dengan tuhan-tuhan ciptaan yang lain. Ahli-ahli agama yang mempercayai banyak tuhan ini mengawal sepenuhnya urusan negara. Para penduduk menawarkan diri untuk melakukan pengorbanan dengan nama tuhan-tuhan itu sebagai satu penghormatan. Mereka memperuntukkan sejumlah besar harta mereka untuk tujuan tersebut dan keadaan menjadi semakin teruk.


Nabi Nuh A.S. seperti juga nabi-nabi lain adalah seorang yang ikhlas, soleh, sabar dan boleh dipercayai. Baginda mempunyai keinginan dan keazaman yang kental untuk memulihkan umatnya. Malaikat Jibril telah menyampaikan kepada baginda ajaran daripada Allah dan diarahkan untuk memulihkan umatnya daripada pengaruh syaitan. Nabi Nuh tetap menyeru supaya beriman kepada Allah dan menunjukkan mereka jalan untuk menyembah Tuhan yang satu dan menasihati supaya tidak melakukan kejahatan.

“Sesungguhnya Kami telah mengutuskan Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-sekali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”, Nuh menjawab “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amant Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (Al-A’raaf, 7:59-62)


Sekali lagi dalam ayat Al-Quran ada menyatakan tentang amaran Nabi Nuh dengan mengumumkan:
“Sesungguhnya Kami telah mengutuskan Nuh kepada kaumnya peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”, Nuh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu yaitu sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, nicaya Allah akan mengampuni sebahagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui” (Nuh, 71: 1-4)

Nabi Nuh Ditentang

Kebanyakan penduduk tidak mempercayai Nabi Nuh. Mereka memperbodohkan baginda dan mencemuhnya sebagai orang gila. Mereka menutup telinga apabila disampaikan kepada mereka seruan Allah. Mereka tidak berganjak dari kejahilan mereka dan dengan sombongnya memandang hina nasihatnya supaya berbuat baik. Kaum tersebut sangat degil dan dipengaruhi oleh para ahli agama yang menyebabkan mereka langsung tidak menghiraukan seruan Allah dan menambahkan kebencian dalam diri mereka. Akhirnya Nabi Nuh A.S. telah menangis mengadu kepada Allah.

“Nuh berkata: “Ya Tuhan, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambamu, dan mereka akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi kafir. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan” (Nuh, 71: 26-28).

Persiapan Bahtera

Seterusnya Allah telah membalas doa Nabi Nuh A.S. dengan memerintahkan baginda membina sebuah bahtera. Nabi Nuh A.S. mengetahui bahwa Allah telah merancang menenggelamkan orang-orang yang jahil dan menolak arahan Allah. Oleh sebab itu, Nabi Nuh A.S. mulai membina bahtera dan dibantu oleh para pengikutnya dari pagi hingga ke petang. Selepas bahtera telah separuh siap, orang-orang yang tidak beriman tersebut mengetawakan mereka dan mengatakan Nabi Nuh dan pengikutnya gila.


“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: “Jika kamu megejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)” (Huud, 11: 38).

Bala Melanda

Apabila bahtera yang besar telah siap, langit menjadi mendung. Hujan mulai turun dengan lebatnya. Sungai-sungai dilimpahi air. Air memenuhi merata tempat. Cahaya kilat dan guruh membuatkan semua penduduk merasa takut dan gentar kecuali Nabi Nuh dan para pengikutnya. Dalam Al-Quran ada menerangkan keadaan yang dasyat tersebut.


“Maka kami bukalah pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan kami jadikan memancarkan mata air - mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan” (Al-Qamar, 54: 11-12).

Nabi Nuh A.S. mengajak keluarga dan para pengikutnya untuk menaiki sampan. Mereka berebut-rebut datang ke bahtera. Terdapat tempat yang istimewa untuk semua makhluk termasuk manusia dan binatang. Bahtera belayar di tengah gelombang yang menggunung sementara arus meningkat laju dan memenuhi rumah-rumah melalui tingkap dan pintu. Banyak rumah yang runtuh menyembah bumi. Setelah mereka coba berenang sedaya upaya untuk menyelamatkan diri. Anak lelaki Nabi Nuh A.S. telah terpisah daripada baginda karena tidak mau beriman kepada Allah. Nabi Nuh A.S. berdoa kepada Allah dan berkata.


“Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang sebenar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk dalam keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)-Nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan” (Huud, 11: 45-46).


Sementara itu, air naik semakin tinggi. Seluruh kawasan mengalami banjir dan orang-orang yang tidak beriman tenggelam. Nabi Nuh A. S. dan pengikutnya selamat dalam bahtera dan terapung tanpa digugat oleh gelombang besar. Akhirnya hujan berhenti, air mula surut dan langit kembali cerah.

Nabi Nuh A. S. Dan Pengikutnya Selamat

Nabi Nuh A.S. dan para pengikutnya selamat sampai di suatu tempat yang sesuai. Mereka telah membina rumah-rumah dan bekerja keras membina hidup baru. Generasi seterusnya yang dilahirkan oleh orang-orang yang selamat ini termasuk dalam manusia yang takutkan Allah. Mereka menyembah Allah yang satu dan berkelakuan seperti yang diperintahkan oleh Allah. Nabi Nuh A.S. hidup kira-kira selama 950 tahun. Selepas peristiwa yang dasyat itu, ada di kalangan generasi yang terselamat kadangkala melakukan dosa dan lalai dalam perlakuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar