Teman-teman, lagi
asyik-asyik main, eeeh matahari mulai tenggelam, mama pun memanggil kita untuk
pulang ke rumah karena hari mulai gelap. Teman kamu Chaerol Riezal berpikir
kenapa sih ada siang dan malam? Kenapa hari itu tidak siang saja, kan asyik
terang benderang terus. Teman-teman juga pernah berpikir seperti Chaerol Riezl
ya? Sudah sejak
lama, manusia selalu mencoba mencari tahu setiap kejadian-kejadian nyata yang
terjadi di sekelilingnya. Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah tentang
pergantian siang dan malam, dan kaitannya dengan perubahan musim yang berbeda
di beberapa belahan bumi.
Terjadinya siang-malam, berdasarkan penelitian para
ahli, tidak lepas dari adanya perputaran bumi pada porosnya dan mengorbit pada
matahari. Bumi membutuhkan waktu satu tahun atau 365 hari enam jam untuk
membuat satu orbit matahari.
Pada sisi lain, cahaya matahari tidak mampu menyinari
seluruh isi bumi secara bersamaan. Ketika teman-teman berada di siang hari,
berarti bagian bumi tempat kamu berpijak sedang menghadap matahari. Dan
sebaliknya ketika malam tiba, saat bagian bumi yang kamu pijak itu sedang
membelakangi matahari.
Pergantian siang dan malam, terkait pula dengan pergantian
musim. Pergantian siang dan malam di Indonesia selalu tetap dengan rata-rata
perputaran 24 jam sehari. Sehingga di Indonesia, kita hanya mengalami dua
musim, yakni panas dan dingin. Ini berbeda dengan yang terjadi di kutub maupun
di sejumlah negara di belahan Eropa dan Amerika yang kadang-kadang mengalami
panas berkepanjangan atau sebaliknya. Negara-negara yang dilalui garis
khatulistiwa tidak akan pernah mengalami pergantian empat musim. Karena daerah
khatulistiwa selalu menghadap ke arah matahari, maka daerah khatulistiwa selalu
panas.
Sementara, pergantian empat musim yakni musim dingin,
gugur, semi dan panas, juga tidak lepas dari orbit bumi terhadap matahari dan
putaran pada porosnya. Musim berganti selama sisi lain bumi condong atau jauh
dari matahari. Apabila kutub utara condong ke matahari, belahan bumi bagian
utara bertambah dekat dengan matahari dan terjadi musim panas. Sementara,
belahan bumi selatan cenderung menjauh dari matahari dan terjadilah musim
dingin. Begitu pula sebaliknya. Antara musim dingin dan musim panas di belahan
bumi lain mengalami musim semi atau musim gugur. Di kutub utara, ketika
pertengahan musim panas tiba, matahari akan terlihat sepanjang malam dan siang.
Sedangkan ketika musim dingin datang, kita sama sekali tidak bisa melihat
matahari.
Sungguh luar biasa bukan teman-teman keseimbangan
pengaturan alam semesta ini. Siapakah Sang Pengatur alam yang Maha Hebat ini?
Dia-lah Allah SWT, Tuhan Semesta Alam.
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berpikir.” (Q.S. Al Jaatsiyah, 45: 13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar