Zaman
prasejarah di Aceh masih dapat kita ketahui hasil karya atau hasil
kajian-kajian para arkeologi. Untuk mengetahui asal usul penghuni pertama yang
menghuni wilayah Aceh tidak mudah di tentukan, namun dari data-data peninggalan
sejarah purbakala membuktikan bahwa sudah ada manusia di Aceh pada masa
prasejarah. Proses penelitian masa prasejarah di Aceh cukup lama, hal itu di
karnakan penelitian Arkeologi masih langka/masih kurang. Namun walaupun data
penelitian purbakala masih minim, tetapi tidak mengurangi kita untuk menelusuri kondisi pada zaman
tersebut. Harapan kita semua, makalah yang kami buat ini dapat menorong minat
terhadap kajian Sejarah untuk para sejarawan dan Arkeologi. Oleh karana itu,
kita membutuhkan pegangan yang kuat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
gambaran atau penulisan sejarah Aceh.
Aceh Masa Purbakala
Aceh
terletak di ujung utara pulau sumatra dan paling barat kepulauan
Nusantara.Bersama pulau-pulau besar dan kecil di sekelilingnya,Aceh kini
dinamakan daerah istimewa provinsi Tingkat Nanggro Aceh Darussalam,di singkat
dengan NAD, dalam Negara kesatuan republik indonesia.
Dengan
memperhatikan perkembangan dan kemampuan manusia awal tersebut menempuh
kehidupan yang berangsur-angsur berkembang dari tingkat primitif hingga
berbagai kesanggupan sederhana dalam masa-masa keturunannya yang menyusul ,maka
dapatlah di buat pembagian zaman yang di tempuh oleh manusia masa purbakala itu
dalam tiga zaman batu , yaitu zaman batu tua(palasoticum),zaman batu
pertengahan (mesolitikum), dan zaman batu muda (neolitikum).Adalah diluar
kemampuan penulis disini untuk menjelaskan perkembangan zaman kebudayaan batu
tersebut.ini sekedar hendak melihat selintas mula penyertaan aceh sejak zaman
batu berdasarkan benda-benda yang ditemukan.
Sebegitu
jauh yang dapat di jadikan pegangan mengenai penyertaan daerah ini dari zaman
prasejaarah hanya dapat dimulai dari zaman batu
pertengahan(mesolitikum).dr.H.kupper, mencatat penemuan batu-batu yang bergosok
sebelah di empat tempat penggalian di Aceh ,tiga dibagian Aceh Utara,yaitu di
krueng geukuh di bukit pangoi,tidak jauh dari jalan kereta api ,di kandang, dan
sau lagi di Aceh Timur antara kuta binjei dan alue mirah.Batu bergosok sebelah
tersebut semula mendapat nama sumatra lith(kapak sumatra).
Yang
di maksud Masa purbakala adalah dimana pada masa itu, Masyarakat belum pernah
mengenal tulisan dan sering juga di sebut masa prasejarah.Masa itu masyarakat
hidup masih dengan cara sederhana , misalnya hidup dengan cara bercocok tanam,
Berburu dan mengumpulkan makanan,serta tinggal
dengan secara tidak menetap atau yang sering di sebut dengan Non-modern.
Dari
kehidupan Masyarakat pada saat itu ,Telah memunculkan berbagai kebudayaan masih
kita kenal sampai sekarang , misal, budaya kepercayaan Animisme dan
dinamisme,dan kondisi penggalian jenazah dari kuburan merupakan bentuk dari
proses penguburan skunder seperti kebiasaan pada masa lalu
Asal Mula Orang Aceh
Dalam buku “Aceh bumi
iskandar Muda” yang dikarang oleh Darwis A.Doeleman, dituliskan bahwa asal-
usul orang Aceh yang dipekirakan berasal
dari campa , dengan penduduk asli yang telah ada sebelumnya yang disebut ureung
mante ,kemudian datanglah berbagai bangsa lain ke Aceh sehingga di Aceh ada
perkembangan berbagai Bangsa, seperti perkampungan orang Arab, Gujarat, Turki, Melayu, dsb.
Yang
terbukti dengan adanya perkampungan dengan peninggalan prasejerah seperti, nama
keudah, peunayong, gampong keling, gampong jawa,.dll. Sumber lain menyebutkan
bahwa bangsa Aceh merupakan salah satu suku dalam etnis melayu, hal ini di
buktikan dengan adanya kemiripan dengan etnis melayu yang ada di Nusantara .Dan
masih banyak lagi pendapat dan sumber-sumber yang menyatakan asal suku Aceh,
seperti yang telah dijelaskan oleh teman kita sebelumnya.
Cara Hidup Atau Pemenuhah Pangan
Pada
masa itu, Alam memberikan cukup banyak bahan makanan untuk manusia .Akan tetapi
manusia memerlukan alat-alat, seperti batu ,kayu,untuk mendapadkan bahan
makanan tersebut,ciri utama kehidupan pada masa itu adalah dengan cara berburu
hewan dan mencari tumbuh-tumbuhan. Masa itu juga di tanda kehidupan dengan
corak yang sudah menetap di Gua, mereka juga telah dapat menjinakan Hewan untuk
dipelihara dan telah mengenal bercocok tanam. Kegiatan berburu menunjukan bahwa
Manusia sudah memiliki kemampuan memanfaatkan bahan-bahan di sekitarnya .
Sistem Religi (Kepercayaan)
Aspek
Magis Religius dapat dibuktikan /diteliti melalui lukisan-lukisan yang ada di
Dinding-dinding Goa yang bertalian erat dengan Tradisi Totem dan upacara-upacara Tradisional, seperti upacara Penghormatan kepada Roh-roh Nenek
Moyang, upacara kesuburan, atau untuk memperingati kejadian-kejadian penting. Tidak hanya itu ,
cara penguburan juga termasuk kedalam aspek religius , seperti yang terdapat di
pantai timur pulau Sumatra ,yang terkait dengan penguburan , di antaranya
adalah hematik. Hematik tidak banyak dijumpai, namun jika di tinjau dari
kondisi bukit Kerang yang semuanya
berada di daerah Rawa . maka kemungkinan hematit dibawa dari daerah lain di
luar daerah itu.
Pemberian
hematit merupakan baentuk dari kepercayaan masyarakat pada masa itu bahwa orang yang meninggal
harus di perlakukan dengan baik. Hematit di temukan pada kerangka di SukaJadi, kecamatan hinai ,
kabupaten langkat, yang bewarna merah, kemungkinan mereka telah percaya bahwa ada kehidupan setelah
mati.
Bukti Peninggalan Aceh Masa
Purbakala
Telah
banyak peninggala-peninggala kebudayaan Masyarakat Aceh pada Masa purbakala
yang telah menunjukan adanya kehidupan Nenek Moyang dari Masa ke masa, Peninggalan
–peninggalan tersebut antara lain
Adalah:
Artefak
Batu:
·
Kapak persegi kapak lonjong dan kapak genggam di temukan di
loyang mandale dan loyang putri pukes.
·
Sumatralith, alat yang
berbrentukmemanjang, dan di buat dengan retus pada satu bidang sisi, yaitu di
sekeliling dan di sebelah atasnya saja.
·
Alat-alat serpih,
ditemukan di loyang mendale dengan bermacam-macam ukuran dan dari berbagai
kotak gali,di antaranya juga di temukan
pada kotak gali s4 T14 spit 13 sebuah alat serpih dengan panjang 4cm, lebar 2cm, dan tebal 0,7cm.
·
Penemuan
Mortar,temuan ini terdapat di sengkapan tanah sisa pengarukan tebing di loyang
mandale juga mengidentifikasi
adanya Aktifitas pemukulan dengan
alat berbahan batu, Mortar ini juga di temukan di kotak-kotak gali, seperti
kotak gali s4 t14 s2t2 dan sebagainya.
·
Mata panah, batu,,
Gurdi, pahat batu, Alat-alat ini di temukan di loyang ujung karang.
Artefak
Karang:
Salah
satu sumber dalam prasejarah adalah adanya Artefak kerang yang berupa Kjokken Mondingor yaitu sabuah
tumpukan sampah Kulit Kerang yang sering
di sebut “Dapur sampah” yang ditemukan di Tamiang dan di Daerah Sumatra Utara.
Artefak
Taring:
Ditemukan
dua buah taring yang berukuran panjang 1,5 hingga 2cm dan lebarnya dari 0,8-1cm
, yang masing- masing ujungnya berlubang yang diduga merupakan tering Binatang
pengirat (hewan karnivora)temuan ini berasal dari Loyang mandale.
Gerabah
Yang
merupakan wadah yang terbuat dari tanah liat, yang secara Arkeolog telah
mebuktikan di mana alat inin digunakan pada masa bercocok tanam, Gerabah ini
ditemukan di Gua situs yaitu di loyang mandale dan loyang ujung Karang.
Ekofaktual
, seperti:
Ø Tulang , dari hasil peninggalan di Loyang Mandale telah
di temukan sisa fauna seperti ikan ,Tanduk binatang bartulang belakang,
kepiting, Ular,Aves, anjing, kerbau dll.Dari temuan-temuan tersebut ,itu dapat
di perkirakan bahwa teleh ada hewan yang hidup di sekitar tempat tinggal mereka
yang dapat di konsumsi yang tentunya di
dapatkan dengan cara memburunya.
Ø Kerangka , banyak temuan-temuan pada masa purbakala yang
dapat kita lihat di berbagai tempat di antara lain:
·
Rangka –rangka dari bukit kerang di sepanjang pantai Timur
di sumatra (mulai Medan hingga Aceh Utara)
·
Kerangka manusia
yang di temukan di loyang mandale,(Dok. balai Arkeolog Medan)
·
Kerangka di Loyang
Ujunh Kerang pada kotak ekskavasi s2t2
yang berada di sekitar bagian dinding Timur.
Ø Gigi , terdapat gigi yang di temukan di loyang mandale
pada kotak gali u2 t1 dan u3 t1 dan situs loyang ujung Kerang di kotak gali s2
t2.
Terdapat
juga Keramik dan Anyaman Rotan dan masih banyak lagi peninggalan-peninggalan
yang terdapat di Aceh pada masa
Purbakala dulu.
Kesimpulan
Dengan
data yang terbatas dari sejarawan kita sulit untuk mengungkapkan dan mempelurus
sejarah Aceh Masa Purbakala ini , Oleh sebab itu kita harus mendalami study
Arkeologi .Di Asia tenggara ,wilayah Aceh merupakan wilayah pertama yang di
huni manusia ,.Dibukit kerang Aceh timur( Langsa ,Tamiang) dan Sumatra Utara
(Binjai, dan sekitarnya )di tumukan sisa-sisa manusia 100,000 tahun yang lalu.
Bukit
kerang ini bersebelahan dengan timur Sumatra dan hanya terpisah oleh Selat
Malaka.Penduduk prasejarah pada saat itu di perkirakan nelayan dengan
makanan pokok jenis kerang ,dan tidak di
herankan gigi mereka Aus . Penduduk sudah mulai api serta menguburkan mayat
dengan upacara tertentu.
Telah
banyak peninggalan (Artefak)yang telah di temukan di berbagai Daerah itu
menunjukan bahwa persebaran Manusia dan
berbagai alat kebutuhan hidupnya telah ada sejak dulu., sebelum 7.400 tahun
yang lalu.sejak saat itu telah ada kelompok manusia dan Ras Astromelanosoid
yang tinggal di pesisir timur pulau Sumatra , mereka adalah budaya
hoabinl,yaitu budaya yang barasal dari Viatnam bagian utara yang hidup dengan
Mengeksploitasi biota marin,
Dan
berdasarkan temuan-temuan dan budaya-budaya terdapat di Loyang Ujung Karang dan
Loyang Mandale , maka kerngka manusia Prasejarah yang di temukan dua situs
tersebut adalah Nenek Moyang orang Gayo.
Sumber:
Wiradyana
ketut,Setiawan Taufikurahmah. Merangkai
Identitas Gayo. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta:2011
Azwar
Ridwan, Ismail Fauzi, Ismail Azman, dkk. Aceh
Bumi Iskandar Muda. Pemerintah Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. Banda
aceh: 2008.
Lombrat
Denys. Kerajaan Aceh, zaman Sultan
Iskandar Muda (1607-1636), Keputusan Populer Gramedia , Jakarta Selatan:
2006
Nonususanto
Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia ,
Balai Pustaka Jakarta :1975
Said
Muhammad. Aceh Sepanjang Abad, UTP,
Jakarta: 2009
Wajdi
Farid, Aceh Bumi Srikandi. Pemerintah
Provinsi Nanggro Aceh Darussalam , banda Aceh :2008
Sufi
Rusdi, Thamrih, Mibrahim, Aziz.M.munir dkk. Aceh
Tanah Rencong. Banda Aceh:2008
Yusuf
Hasanudin, Adnan. Sejarah Aceh dan
Stunami. AR-Ruzz Media, Yogyakarta :2005
Ahmad
Zakirah. Sejarah Perlawanan Aceh Terhadap Kolonialisme dan
Impirialisme, Yayasan PeNA, Banda Aceh, Banda Aceh: 2008.
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Sejarah Universitas Syiah Kuala Angkatan 2012 Banda
Aceh – Darussalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar