17 Januari 2014

Snouck Hurgronye, Sang Muallaf Palsu Demi Mempelajari Islam di Makkah



Cristian Snouck Hurgronje atau Abdul Gafar atau Abu Puteh adalah sebuah nama yang telah ditinggalkan dalam benak Rakyat Aceh. Nama itu tak asing lagi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di masa perang Belanda di Aceh dalam rentan waktu 1873-1942. Berkat informasi yang dipasok sang orientalis yang menguasai budaya Aceh dan Islam itu, pasukan kolonial Belanda yang sejak awal telah frustasi terhadap sengitnya perlawanan yang diberikan oleh pejuang Aceh, kemudian secara perlahan-lahan seperti telah mengetahui titik kelemahan Aceh dan bertekat ingin menguasai Aceh, dan tentunya atas saran dari Snouck Hurgronye tersebut. Rupanya, kiprah warga Belanda itu tak hanya tercatat di bumi Serambi Mekkah saja. Jejak kaki Hurgronje (1857-1936) juga sampai ke Makkah yang sesungguhnya di Arab Saudi. Demi mempelajari Islam, ritual haji, dan kehidupan masyarakat di Makkah, lulusan jurusan teologi di Universitas Lieden, ini pernah tinggal selama sekitar tujuh bulan di Kota Suci itu.

Mengungkap Kiprah Perjanalan Sang Bangsawan; Uleebalang Aceh



Mengenai literatur yang meriwayatkan Uleebalang Aceh terbatas sekali, sehingga agak sulit mengungkap secara detail tentang status dan peranan Uleebalang dalam pemerintahan Aceh di masa silam. Untung, catatan pribadi beberapa pegawai pemerintah Belanda yang bertugas di Aceh merekamnya. Menurut sejarahnya, jabatan Uleebalang sudah lama dikenal di Aceh – paling tidak – sejak tahun 1641-1675 (semasa pemerintahan Sultan Safiyat ad-Din Taj al-Alam dan Raja Permaisuri Putri Sri 'Alam 1675-1678 Sultan Naquiyat ad-Din Nur al-Alam) sudah wujud. Njak Asiah atau Tjut Njak Karti yang dipanggil juga Tjut Njak KeureutoĆ«, adalah Uleebalang bijak yang memimpin wilayah KeureutoĆ« dan sekitarnya (priode: 1641-1675). Dalam rentang masa yang sama, Uleebalang Tjut Njak Fatimah berkuasa di Meulaboh.

Aceh di Mata P.J Veth



Yang paling mengagumkan dari semua contoh pemerintahan di Nusantara adalah terdapat di Kerajaan Aceh Sumatera, suatu kerajaan yang mempunyai tempat yang sangat penting dalam sejarah.” (P J Veth). Menurut sejarawan Aceh, Rusdi Sufi dalam tulisannya Sultanah Safiatuddin Syah yang dibukukan bersama tulisan para sejarawan lainnya tentang pemerintahan sultanah di Aceh dalam Prominent Woment in The Glimpse of History. Pemerintahan sultanah di Aceh mendapat perhatian dari para penulis sejarah di Eropa. Salah satunya adalah P. J Veth, seorang profesor dalam etnologi dan geografi di Universitas Leiden, Belanda.

Buku Api Sejarah; Mengungkap Yang Tersembunyi dan Disembunyikan



Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Huud 11:120). Upaya deislamisasi penulisan Sejarah Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Secara sistemik proses deislamisasi penulisan Sejarah Indonesia, menjadikan peran Ulama dan Santri dibidang ipoleksusbudhankam, tidak mendapat tempat yang terhormat dalam penulisan Sejarah Indonesia. Sementara masyarakat awam dan Cendekiawan Muslim sangat kurang memperhatikannya. Mereka mengira penulisan sejarah yang benar adalah yang pernah dituliskan terlebih dahulu oleh sejarawan Belanda.

16 Januari 2014

Upacara Turun Tanah Pada Rakyat Aceh



Masyarakat Aceh, sebagaimana masyarakat lainnya di Indonesia, mempercayai bahwa masa peralihan dari kehidupan seseorang (dari kelahiran sampai kematian) adalah masa-masa yang krisis2. Untuk itu, perlu adanya suatu usaha menetralkannya. Wujud dari usaha itu adalah berbagai bentuk upacara di lingkaran hidup individu, seperti upacara: kehamilan, kelahiran, turun tanah, perkawinan dan kematian. Dalam artikel ini hanya akan diuraikan salah satu upacara di lingkaran hidup individu yang dilakukan oleh masyarakat Aceh, yaitu upacara turun tanah. Uraian meliputi: peralatan dan perlengkapan, tata laksana, dan nilai budaya yang terkandung dalam upacara turun tanah.

Adat Aceh Dalam Acara Peutron Aneuk



Negara-negara di dunia umumnya memiliki masyarakat yang majemuk. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang memiliki berbagai kebudayaan khusus yang jelas sekali. Demikian juga dengan Negara kita Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda dengan suku bangsa lainnya. Indonesia merupakan negara yang menganut pluralitas di bidang hukum, dimana diakui keberadaan hukum barat, hukum agama dan hukum adat. Dalam prakteknya (deskriptif) sebagian masyarak masih menggunakan hukum adat untuk mengelola ketertiban di lingkungannya. Di tinjau secara preskripsi (dimana hukum adat dijadikan landasan dalam menetapkan keputusan atau peraturan perundangan), secara resmi, diakui keberadaaanya namun dibatasi dalam peranannya. Beberapa contoh terkait adalah UU dibidang agraria No.5/1960 yang mengakui keberadaan hukum adat dalam kepemilikan tanah dan proses perkawinan dan lain-lain. (Subekti: 1992: 67).

15 Januari 2014

Perlawanan Laksamana Keumala Hayati Terhadap Segala Bentuk Imperialisme Dan Kolonialisme Eropa

Oleh:

Afriansyah

Fitrianadewinta

Amul Hustni

Aceh terletak di ujung bagian Utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah ini terletak antara 95’ 13’ dan 98’ 17’ bujut timur dan 2’ 48’ dan 5’ 40’lintar untara. Dengan melihat posisinya yang demikian, Aceh dapat disebut sebagai pintu gerbang sebelah barat kepulauan Indonesia. Karena letaknya yang sangat strategis ini dalam perjalanan sejarahnya Aceh banyak dikunjungi oleh bangsa asing dengan berbagai kepentingan perdagangan,diplomasi,dan sebagainya. Kedatangan bangsa asing ini merupakan salah satu hal penting bagi perkembangan Aceh baik secara politik,kultur,dan ekonominya. Meski pun demikian diantara para pendatang asing  tersebut banyak yang melakukan tindakan-tindakan yang didorong oleh kolonialisme dan imprialisme, baik di Aceh dan kawasan sekitarnya. Oleh karena itu timbullah sikap antagonistis dan reaksi perlawanan oleh rakyat Aceh. Perlawanan-perlawanan itu dilakukan untuk mempertahankan eksistensi pihak yang bersangkutan. Bansa asing yang pertama kali melakukan kontak dan berkonflik dengan Aceh yaitu bangsa Portugis. 

Tujuan Akhir Zionis Membangun Kerajaan Daud dan Sulaiman


Koalisi antara fundamentalis sayap kanan di Israel, Partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dengan Partai Yisrael Beiteneu yang dipimpin Menlu Avigdor Lieberman, serta semakin populernya sayap kanan di mata rakyat Israel, ini menandakan kecenderungan rakyat Israel memiliki pandangan yang sama dengan para pemimpin sayap kanan, yang memiliki cita-cita ingin membangun Israel Raya. Tak aneh bila Israel terus menolak langkah-langkah perdamaian yang didorong oleh AS, yang sebenarnya sudah sangat menguntungkan bagi kepentingan masa depan Israel. Gagasan dua negara Palestina-Israel, yang digagas oleh AS itu, tak mempengaruhi pemimpin Israel, khususnya sayap kanan, yang sekarang berkuasa. Netanyahu menolak mentah-mentah gagasan dua negara itu. Gagasan dua negara itu, hanyalah akan menjadi malapetaka bagi keamanan Israel.

Tuhan Yang Maha Tenggelam (Bagian 1)



Salah satu peradaban tertua di dunia adalah Mesir. Penemuan tulis-menulis di sekitar milenium ketiga sebelum masehi, pemanfaatan Sungai Nil, dan cara mereka mempertahankan diri dari serangan musuh, semuanya berperan penting dalam memajukan peradaban ini. Mesir Kuno terletak di lembah Sungai Nil, yang termasuk keajaiban alam di dunia. Berkat kesuburan yang bersumberkan dari sungai ini, yang membentang dari satu ujung benua Afrika ke ujung lainnya, penduduk Mesir dapat bercocok tanam tanpa harus bergantung pada musim hujan. Tentang hal ini, sejarawan, Ernst Gombrich, menyatakan sebagai berikut:

Pesawat Ruang Angkasa Nabi Nuh



Dari judulnya, mungkin sebagian mengira tulisan ini akan memaparkan kisah khayal perahu Nabi Nuh yang dapat terbang; atau pesawat ruang angkasa menyerupai perahu Nabi Nuh. Barangkali ada pula yang menyangkanya sebagai gagasan cerdas masa depan. Yakni saat kemajuan teknologi sudah mampu membuat pesawat canggih mirip perahu Nabi Nuh, yang sanggup mengangkut manusia sekaligus aneka jenis satwa.

Menguak Sejarah Setanisme



Rimba hijau, bunga beraneka warna, air terjun yang jatuh deras, gunung tinggi menjulang, padang rumput menguning, lautan luas dan keindahan lain yang tak terhitung di alam adalah karya seni sempurna yang diciptakan untuk umat manusia. Segenap karunia menakjubkan ini telah diberikan kepada manusia guna memberikan kesempatan bagi mereka untuk bersyukur. Namun ada pula musuh besar yang menghalangi manusia untuk bersyukur dan berusaha mempengaruhinya agar tidak mematuhi Allah dengan tiada henti memperdayanya dengan janji kosong. Musuh ini ingin agar manusia menjalani hidup penuh masalah, baik di dunia ini maupun di akhirat, dan untuk mencapai hal ini, dia akan terus berupaya tanpa henti hingga Hari Kiamat. Musuh pembangkang ini ingin menunjukkan kepada manusia bahwa penyimpangan, kejahatan, kekejaman, serta pelanggaran susila adalah wajar, dan ingin mengesahkan semua kejahatan itu. Dengan tujuan ini di benaknya, dia telah merumuskan ajaran yang berbahaya, yang mengandung segala bentuk gagasan jahat. Musuh yang ganas ini adalah setan, yang telah diusir dari hadapan Allah, sedang ajarannya yang membahayakan dan berdarah disebut Setanisme.

Memori Perang Belanda di Aceh

Sudah 141 tahun lalu, 26 Maret 1873, Komisari Pemerintah Hindia Belanda Nieuwenhuijzen berdasarkan kekuasaan dan wewenang yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah Hindia Belanda, menyatakan perang terhadap Aceh. Pernyataan Nieuwenhuijzen inilah yang menyebabkan kehidupan rakyat Aceh menjadi tidak menentu hingga hari ini. Perlawanan dan pengkhianatan bercampur baru di sana. Belanda harus mendapat taktik khusus penaklukan Aceh, bahkan orientalis terkenal Prof. Dr. Snouck Hurgronje dikirim ke Mekkah mempelajari watak dan karakter kaum muslimin Aceh. Teori Snouck ini tidak hanya dipakai di Indonesia saat ini dalam penafsiran agama dan negara bahkan pemerintah Belanda masih memakainya dalam keterlibatannya di dunia muslim seperti dalam keikutsertaan ke Afghanistan, Belanda pelajari Perang Aceh (Republika, 28 Januari 2011) khususnya pengetahuan tentang Perang Aceh dan bagaimana Belanda berjibaku mencoba menjajah Aceh. Kedatangan tentara Belanda di perairan Aceh pada saat itu, menyebabkan Sultan Alaidin Mahmudsyah (1870-1873) memanggil pembesar pembesar istana untuk bermusyawarah dan diputuskan bahwa Aceh tidak akan tunduk kepada ancaman Komisari Pemerintah Hindia Belanda Nieuwenhuijzen dan setiap serangan akan dibalas dengan serangan pula.

Durian Yang Jatuh Ke Atas



Isaac Newton adalah ilmuwan terkemuka asal Inggris. Teori gravitasinya yang terkenal seringkali dikaitkan dengan “the falling apple”, yakni kisah buah apel yang jatuh menimpa kepalanya. Konon kabarnya, peristiwa inilah yang mengilhami hukum gravitasi itu. Menurut kisah yang dianggap legenda oleh sebagian orang ini, suatu ketika Newton sedang membaca buku sembari duduk di bawah pohon apel. Tanpa diduga, buah apel jatuh dari pohon dan mengenai kepalanya. Ia pun bertanya pada diri sendiri, “Mengapa apel ini tidak jatuh ke atas atau ke samping, tetapi malah ke bawah?”

Cahaya Penghancur Berhala



Ketika Nabi Muhammad SAW mulai mendakwahkan Islam, Arab adalah sebuah masyarakat jahiliyyah penganut takhayyul. Tapi, berkat cahaya Al Qur’an, mereka kemudian terbebaskan dari takhayyul dan mulai menggunakan akal mereka. Akibatnya, salah satu perkembangan mencengangkan dalam sejarah dunia pun terjadi. Dalam beberapa puluh tahun saja, Islam, yang muncul dari kota kecil bernama Madinah, tersebar dari Afrika hingga Asia Tengah.

Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Hari Natal ???

Oleh : Muhammad Noval

Malam ini ketika saya ingin menulis kawan saya berkata dengan penuh semangat “untuk apa menulis, bukankah hal itu tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu???” Seingat saya entah berapa kali dia sudah mengatakan hal yang serupa. Namun saya tidak sedikit pun goyah dengan perkataanya karna saya masih ingat pesan guru saya “dengan tulisan kamu bisa merubah dunia” dengan modal itulah saya merasa sudah dari cukup untuk membantah pendapatnya walaupun dia juga  tidak meyakininya. Kawan saya ini adalah salah seorang sahabat dekat saya sejak kecil dan sekarang sedang melanjutkan study di salah satu universitas ternama di Banda Aceh apalagi kalo bukan Unsyiah, namanya Teuku Zulfikar dia salah satu mahasiwa di fakultas kedokteran jurusan kedokteran gigi, maklum kalo dia berpendapat demikian karena dia sibuk mempelajari tentang gigi.  Mungkin dia juga sedang sedkit jenuh dengan agenda-agenda di kampus yang sangat banyak. 

Ada Apa Dengan Perang Dunia? (bagian pertama)



Abad ke-20 adalah babak paling berdarah di sepanjang sejarah dunia. Selama masa ini, untuk pertama kalinya umat manusia diperkenalkan pada gagasan “perang dunia.” Secara keseluruhan, Perang Dunia pertama dan kedua telah menelan korban 65 juta jiwa. Sekitar separuh dari korban ini adalah warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan kedua perang ini. Anak-anak, wanita, dan orang tua yang tak berdaya sama-sama dibantai secara kejam. Sehingga, kita mungkin bertanya, bagaimana dunia bisa berada di tengah-tengah kegilaan yang begitu meluas seperti itu? Bagaimana bisa manusia begitu mudahnya mengorbankan bangsanya sendiri maupun bangsa lain? Pemikiran apakah di balik kekejaman ini?