Cristian Snouck
Hurgronje atau Abdul Gafar atau Abu Puteh adalah sebuah nama yang telah
ditinggalkan dalam benak Rakyat Aceh. Nama itu tak asing lagi dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di masa perang Belanda di Aceh dalam
rentan waktu 1873-1942. Berkat informasi yang dipasok sang orientalis yang
menguasai budaya Aceh dan Islam itu, pasukan kolonial Belanda yang sejak awal
telah frustasi terhadap sengitnya perlawanan yang diberikan oleh pejuang Aceh,
kemudian secara perlahan-lahan seperti telah mengetahui titik kelemahan Aceh
dan bertekat ingin menguasai Aceh, dan tentunya atas saran dari Snouck
Hurgronye tersebut. Rupanya, kiprah warga Belanda itu tak hanya tercatat di
bumi Serambi Mekkah saja. Jejak kaki Hurgronje (1857-1936) juga sampai ke
Makkah yang sesungguhnya di Arab Saudi. Demi mempelajari Islam, ritual haji,
dan kehidupan masyarakat di Makkah, lulusan jurusan teologi di Universitas
Lieden, ini pernah tinggal selama sekitar tujuh bulan di Kota Suci itu.
17 Januari 2014
Mengungkap Kiprah Perjanalan Sang Bangsawan; Uleebalang Aceh
Mengenai
literatur yang meriwayatkan Uleebalang Aceh terbatas sekali, sehingga agak
sulit mengungkap secara detail tentang status dan peranan Uleebalang dalam
pemerintahan Aceh di masa silam. Untung, catatan pribadi beberapa pegawai
pemerintah Belanda yang bertugas di Aceh merekamnya. Menurut sejarahnya,
jabatan Uleebalang sudah lama dikenal di Aceh – paling tidak – sejak tahun
1641-1675 (semasa pemerintahan Sultan Safiyat ad-Din Taj al-Alam dan Raja
Permaisuri Putri Sri 'Alam 1675-1678 Sultan Naquiyat ad-Din Nur al-Alam) sudah
wujud. Njak Asiah atau Tjut Njak Karti yang dipanggil juga Tjut Njak Keureutoƫ,
adalah Uleebalang bijak yang memimpin wilayah Keureutoƫ dan sekitarnya (priode:
1641-1675). Dalam rentang masa yang sama, Uleebalang Tjut Njak Fatimah berkuasa
di Meulaboh.
Aceh di Mata P.J Veth
“Yang paling mengagumkan dari
semua contoh pemerintahan di Nusantara adalah terdapat di Kerajaan Aceh
Sumatera, suatu kerajaan yang mempunyai tempat yang sangat penting dalam
sejarah.” (P J Veth). Menurut
sejarawan Aceh, Rusdi Sufi dalam tulisannya Sultanah Safiatuddin Syah yang
dibukukan bersama tulisan para sejarawan lainnya tentang pemerintahan sultanah
di Aceh dalam Prominent Woment in
The Glimpse of History. Pemerintahan sultanah di Aceh mendapat perhatian
dari para penulis sejarah di Eropa. Salah satunya adalah P. J Veth, seorang
profesor dalam etnologi dan geografi di Universitas Leiden, Belanda.
Buku Api Sejarah; Mengungkap Yang Tersembunyi dan Disembunyikan
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami
ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam
surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman. (Qs. Huud 11:120). Upaya deislamisasi penulisan Sejarah Indonesia sudah berlangsung
cukup lama. Secara sistemik proses deislamisasi penulisan
Sejarah Indonesia, menjadikan peran Ulama dan Santri dibidang
ipoleksusbudhankam, tidak mendapat tempat yang terhormat dalam penulisan
Sejarah Indonesia. Sementara masyarakat awam dan Cendekiawan Muslim sangat
kurang memperhatikannya. Mereka mengira penulisan sejarah yang benar adalah
yang pernah dituliskan terlebih dahulu oleh sejarawan Belanda.
16 Januari 2014
Upacara Turun Tanah Pada Rakyat Aceh
Masyarakat
Aceh, sebagaimana masyarakat lainnya di Indonesia, mempercayai bahwa masa
peralihan dari kehidupan seseorang (dari kelahiran sampai kematian) adalah
masa-masa yang krisis2. Untuk itu, perlu adanya suatu usaha menetralkannya.
Wujud dari usaha itu adalah berbagai bentuk upacara di lingkaran hidup
individu, seperti upacara: kehamilan, kelahiran, turun tanah, perkawinan dan
kematian. Dalam artikel ini hanya akan diuraikan salah satu upacara di
lingkaran hidup individu yang dilakukan oleh masyarakat Aceh, yaitu upacara
turun tanah. Uraian meliputi: peralatan dan perlengkapan, tata laksana, dan
nilai budaya yang terkandung dalam upacara turun tanah.
Adat Aceh Dalam Acara Peutron Aneuk
Negara-negara di dunia umumnya
memiliki masyarakat yang majemuk. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang
memiliki berbagai kebudayaan khusus yang jelas sekali. Demikian juga dengan
Negara kita Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa. Setiap suku
bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda dengan suku bangsa lainnya. Indonesia merupakan negara yang
menganut pluralitas di bidang hukum, dimana diakui keberadaan hukum barat,
hukum agama dan hukum adat. Dalam prakteknya (deskriptif) sebagian masyarak
masih menggunakan hukum adat untuk mengelola ketertiban di lingkungannya. Di
tinjau secara preskripsi (dimana hukum adat dijadikan landasan dalam menetapkan
keputusan atau peraturan perundangan), secara resmi, diakui keberadaaanya namun
dibatasi dalam peranannya. Beberapa contoh terkait adalah UU dibidang agraria No.5/1960 yang mengakui keberadaan
hukum adat dalam kepemilikan tanah dan proses perkawinan dan lain-lain.
(Subekti: 1992: 67).
15 Januari 2014
Perlawanan Laksamana Keumala Hayati Terhadap Segala Bentuk Imperialisme Dan Kolonialisme Eropa
Afriansyah
Fitrianadewinta
Amul Hustni
Aceh
terletak di ujung bagian Utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling
utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah
ini terletak antara 95’ 13’ dan 98’ 17’ bujut timur dan 2’ 48’ dan 5’ 40’lintar
untara. Dengan melihat posisinya yang
demikian, Aceh dapat disebut sebagai pintu gerbang sebelah barat kepulauan
Indonesia. Karena letaknya yang sangat strategis ini dalam perjalanan
sejarahnya Aceh banyak dikunjungi oleh bangsa asing dengan berbagai kepentingan
perdagangan,diplomasi,dan sebagainya. Kedatangan bangsa asing ini
merupakan salah satu hal penting bagi perkembangan Aceh baik secara
politik,kultur,dan ekonominya. Meski pun demikian diantara para pendatang
asing tersebut banyak yang melakukan
tindakan-tindakan yang didorong oleh kolonialisme dan imprialisme, baik di Aceh
dan kawasan sekitarnya. Oleh karena itu timbullah sikap antagonistis dan reaksi
perlawanan oleh rakyat Aceh. Perlawanan-perlawanan itu dilakukan untuk
mempertahankan eksistensi pihak yang bersangkutan. Bansa asing yang pertama
kali melakukan kontak dan berkonflik dengan Aceh yaitu bangsa Portugis.
Tujuan Akhir Zionis Membangun Kerajaan Daud dan Sulaiman
Koalisi
antara fundamentalis sayap kanan di Israel, Partai Likud yang dipimpin Perdana
Menteri Benyamin Netanyahu dengan Partai Yisrael Beiteneu yang dipimpin Menlu
Avigdor Lieberman, serta semakin populernya sayap kanan di mata rakyat Israel,
ini menandakan kecenderungan rakyat Israel memiliki pandangan yang sama dengan
para pemimpin sayap kanan, yang memiliki cita-cita ingin membangun Israel Raya. Tak aneh bila Israel terus menolak
langkah-langkah perdamaian yang didorong oleh AS, yang sebenarnya sudah sangat
menguntungkan bagi kepentingan masa depan Israel. Gagasan dua negara
Palestina-Israel, yang digagas oleh AS itu, tak mempengaruhi pemimpin Israel,
khususnya sayap kanan, yang sekarang berkuasa. Netanyahu menolak mentah-mentah
gagasan dua negara itu. Gagasan dua negara itu, hanyalah akan menjadi
malapetaka bagi keamanan Israel.
Tuhan Yang Maha Tenggelam (Bagian 1)
Salah satu peradaban tertua di dunia adalah Mesir.
Penemuan tulis-menulis di sekitar milenium ketiga sebelum masehi, pemanfaatan
Sungai Nil, dan cara mereka mempertahankan diri dari serangan musuh, semuanya
berperan penting dalam memajukan peradaban ini. Mesir Kuno terletak di lembah
Sungai Nil, yang termasuk keajaiban alam di dunia. Berkat kesuburan yang
bersumberkan dari sungai ini, yang membentang dari satu ujung benua Afrika ke
ujung lainnya, penduduk Mesir dapat bercocok tanam tanpa harus bergantung pada
musim hujan. Tentang hal ini, sejarawan, Ernst Gombrich, menyatakan sebagai
berikut:
Pesawat Ruang Angkasa Nabi Nuh
Dari judulnya, mungkin
sebagian mengira tulisan ini akan memaparkan kisah khayal perahu Nabi Nuh yang
dapat terbang; atau pesawat ruang angkasa menyerupai perahu Nabi Nuh.
Barangkali ada pula yang menyangkanya sebagai gagasan cerdas masa depan. Yakni
saat kemajuan teknologi sudah mampu membuat pesawat canggih mirip perahu Nabi
Nuh, yang sanggup mengangkut manusia sekaligus aneka jenis satwa.
Menguak Sejarah Setanisme
Rimba hijau, bunga beraneka
warna, air terjun yang jatuh deras, gunung tinggi menjulang, padang rumput
menguning, lautan luas dan keindahan lain yang tak terhitung di alam adalah
karya seni sempurna yang diciptakan untuk umat manusia. Segenap karunia
menakjubkan ini telah diberikan kepada manusia guna memberikan kesempatan bagi
mereka untuk bersyukur. Namun ada pula musuh besar yang menghalangi manusia
untuk bersyukur dan berusaha mempengaruhinya agar tidak mematuhi Allah dengan
tiada henti memperdayanya dengan janji kosong. Musuh ini ingin agar manusia
menjalani hidup penuh masalah, baik di dunia ini maupun di akhirat, dan untuk
mencapai hal ini, dia akan terus berupaya tanpa henti hingga Hari Kiamat. Musuh
pembangkang ini ingin menunjukkan kepada manusia bahwa penyimpangan, kejahatan,
kekejaman, serta pelanggaran susila adalah wajar, dan ingin mengesahkan semua
kejahatan itu. Dengan tujuan ini di benaknya, dia telah merumuskan ajaran yang
berbahaya, yang mengandung segala bentuk gagasan jahat. Musuh yang ganas ini
adalah setan, yang telah diusir dari hadapan Allah, sedang ajarannya yang
membahayakan dan berdarah disebut Setanisme.
Memori Perang Belanda di Aceh
Sudah 141
tahun lalu, 26 Maret 1873, Komisari Pemerintah Hindia Belanda Nieuwenhuijzen
berdasarkan kekuasaan dan wewenang yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah
Hindia Belanda, menyatakan perang terhadap Aceh. Pernyataan Nieuwenhuijzen
inilah yang menyebabkan kehidupan rakyat Aceh menjadi tidak menentu hingga hari
ini. Perlawanan dan pengkhianatan bercampur baru di sana. Belanda harus
mendapat taktik khusus penaklukan Aceh, bahkan orientalis terkenal Prof. Dr.
Snouck Hurgronje dikirim ke Mekkah mempelajari watak dan karakter kaum muslimin
Aceh. Teori Snouck ini tidak hanya dipakai di Indonesia saat ini dalam
penafsiran agama dan negara bahkan pemerintah Belanda masih memakainya dalam
keterlibatannya di dunia muslim seperti dalam keikutsertaan ke Afghanistan,
Belanda pelajari Perang Aceh (Republika, 28 Januari 2011) khususnya pengetahuan
tentang Perang Aceh dan bagaimana Belanda berjibaku mencoba menjajah Aceh.
Kedatangan tentara Belanda di perairan Aceh pada saat itu, menyebabkan Sultan
Alaidin Mahmudsyah (1870-1873) memanggil pembesar pembesar istana untuk
bermusyawarah dan diputuskan bahwa Aceh tidak akan tunduk kepada ancaman
Komisari Pemerintah Hindia Belanda Nieuwenhuijzen dan setiap serangan akan
dibalas dengan serangan pula.
Durian Yang Jatuh Ke Atas
Isaac Newton adalah ilmuwan terkemuka asal Inggris.
Teori gravitasinya yang terkenal seringkali dikaitkan dengan “the falling
apple”, yakni kisah buah apel yang jatuh menimpa kepalanya. Konon kabarnya,
peristiwa inilah yang mengilhami hukum gravitasi itu. Menurut kisah yang
dianggap legenda oleh sebagian orang ini, suatu ketika Newton sedang membaca
buku sembari duduk di bawah pohon apel. Tanpa diduga, buah apel jatuh dari
pohon dan mengenai kepalanya. Ia pun bertanya pada diri sendiri, “Mengapa apel
ini tidak jatuh ke atas atau ke samping, tetapi malah ke bawah?”
Cahaya Penghancur Berhala
Ketika Nabi Muhammad SAW mulai mendakwahkan Islam,
Arab adalah sebuah masyarakat jahiliyyah penganut takhayyul. Tapi, berkat
cahaya Al Qur’an, mereka kemudian terbebaskan dari takhayyul dan mulai
menggunakan akal mereka. Akibatnya, salah satu perkembangan mencengangkan dalam
sejarah dunia pun terjadi. Dalam beberapa puluh tahun saja, Islam, yang muncul
dari kota kecil bernama Madinah, tersebar dari Afrika hingga Asia Tengah.
Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Hari Natal ???
Oleh : Muhammad Noval
Malam
ini ketika saya ingin menulis kawan saya berkata dengan penuh semangat “untuk
apa menulis, bukankah hal itu tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu???”
Seingat saya entah berapa kali dia sudah mengatakan hal yang serupa. Namun saya
tidak sedikit pun goyah dengan perkataanya karna saya masih ingat pesan guru
saya “dengan tulisan kamu bisa merubah dunia” dengan modal itulah saya merasa
sudah dari cukup untuk membantah pendapatnya walaupun dia juga tidak meyakininya. Kawan saya ini adalah salah
seorang sahabat dekat saya sejak kecil dan sekarang sedang melanjutkan study di
salah satu universitas ternama di Banda Aceh apalagi kalo bukan Unsyiah,
namanya Teuku Zulfikar dia salah satu mahasiwa di fakultas kedokteran jurusan
kedokteran gigi, maklum kalo dia berpendapat demikian karena dia sibuk
mempelajari tentang gigi. Mungkin dia juga
sedang sedkit jenuh dengan agenda-agenda di kampus yang sangat banyak.
Ada Apa Dengan Perang Dunia? (bagian pertama)
Abad ke-20 adalah
babak paling berdarah di sepanjang sejarah dunia. Selama masa ini, untuk
pertama kalinya umat manusia diperkenalkan pada gagasan “perang dunia.” Secara
keseluruhan, Perang Dunia pertama dan kedua telah menelan korban 65 juta jiwa.
Sekitar separuh dari korban ini adalah warga sipil yang tidak ada hubungannya
dengan kedua perang ini. Anak-anak, wanita, dan orang tua yang tak berdaya
sama-sama dibantai secara kejam. Sehingga, kita mungkin bertanya, bagaimana
dunia bisa berada di tengah-tengah kegilaan yang begitu meluas seperti itu?
Bagaimana bisa manusia begitu mudahnya mengorbankan bangsanya sendiri maupun
bangsa lain? Pemikiran apakah di balik kekejaman ini?