17 Januari 2014

Buku Api Sejarah; Mengungkap Yang Tersembunyi dan Disembunyikan



Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Huud 11:120). Upaya deislamisasi penulisan Sejarah Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Secara sistemik proses deislamisasi penulisan Sejarah Indonesia, menjadikan peran Ulama dan Santri dibidang ipoleksusbudhankam, tidak mendapat tempat yang terhormat dalam penulisan Sejarah Indonesia. Sementara masyarakat awam dan Cendekiawan Muslim sangat kurang memperhatikannya. Mereka mengira penulisan sejarah yang benar adalah yang pernah dituliskan terlebih dahulu oleh sejarawan Belanda.

Sebagai contoh, Ciri dari historiografi nasional yang dibentuk selama masa Orde Baru adalah sentralitas negara yang diejawantahkan oleh militer. Sejarah nasional disamakan dengan militer dan produksi sejarah dikendalikan oleh negara dan militer. Beberapa dampaknya cerita tentang revolusi nasional akhirnya memfokuskan pada peran menentukan dari militer dengan menyingkirkan pelaku sejarah yang lain.


Dalam penulisan sejarah nasional yang paling dirugikan dan dizalimi adalah Islam. Nyaris semua produk sejarah Indonesia yang diajarkan kepada anak sekolah sejak SD sampai perguruan tinggi adalah sejarah yang anti dan menegasikan Islam. Para pemuda kita dibutakan atas sejarah masa lalu dari kebesaran Islam. Para ilmuwan sejarah pun bisu atau membisukan diri atas penulisan sejarah yang tidak berpihak kepada kebenaran. Determinasi kekuasaan sejak zaman penjajahan Belanda sampai pemerintahan sendiri sangat kuat, tetapi mereka paranoid terhadap Islam. 

Menurut Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A., M.Phil., sejarah Islam perlu dipaparkan dengan jujur dan diinternalisasi terus-menerus untuk membangun semangat perjuangan dan peradaban. Orang Yahudi sangat berkepentingan memalsukan sejarah Islam karena mereka paham bahwa sejarah bisa menjadi sumber inspirasi yang tiada habisnya bagi kemajuan umat manusia. Dengan segala cara mereka melakukan manipulasi sejarah seakan-akan sumbangan Barat terhadap peradaban manusia lebih hebat daripada Islam. Banyak contoh, betapa sejarah Islam bukan saja ditutup-tutupi, tetapi dikisahkan dalam bentuk kekalahan dan ketertinggalan. 


Kesadaran sejarah, yang dalam ilmu sejarah disebut dengan historisitas, adalah gambaran tingkat kesadaran suatu kelompok masyarakat terhadap arti penting masa lalu. Gambaran ini akan terlihat dari cara memandang masa lalu itu sebagai suatu hal yang penting untuk diungkapkan secara benar. Berbagai kepentingan dapat saja memboncengi pengungkapan masa lalu itu, seperti untuk kepentingan politik dalam menjaga legitimasi suatu golongan dalam masyarakat, mungkin untuk tujuan mengukuhkan keberadaan suatu ideologi atau kepercayaan tertentu ataupun sekedar memperoleh kenikmatan kenangan masa lalu. Pengungkapan sejarah masa lalu (historiografi) dari suatu masyarakat sangat ditentukan oleh kesadaran sejarah yang mereka miliki, karena, baik bentuk ataupun cara pengungkapannya, akan selalu merupakan ekspressi kultural dan pantulan keprihatinan sosial masyarakat yang menghasilkan sejarah itu sendiri (Taufik Abdullah,1985:XX ; Sartono, 1982:16). 

Prof. Ahmad Mansur Suryanegara adalah “sedikit dari sangat sedikit” Sejarawan yang “berani” untuk mengungkap fakta dan data sejarah yang “tersembunyi dan disembunyikan” untuk melakukan pengungkapan sejarah yang “tersembunyi” dan pelurusan sejarah yang “disembunyikan” terutama terhadap peran umat Islam (terkhusus Ulama dan Santri) sehingga Realitasamnesia sejarah yang kini menghinggapi bangsa besar ini, tidak terkecuali para pemimpinnya, menjadikan perjuangan para sejarawan untuk membuat bangsa ini melek sejarah semoga tidak menjadi semakin terjal dan berliku.
Api Sejarah buku yang akan mengubah drastis pandangan anda tentang sejarah Indonesia, adalah usaha yang dilakukan Prof. Mansur SN untuk menyalakan api sejarah umat Islam di Indonesia.“Buku ini adalah upaya kecil saya dalam melakukan pelurusan sejarah, khususnya kepada generasi muda Indonesia. Harus dipahami bahwa kekuasaan itu menentukan kepastian sejarah. Dan saya seperti juga kebanyakan ulama yang lainnya (baik di masa lalu maupun di masa kini) yang tidak duduk dalam struktural kekuasaan negeri ini. Menulis dan menerbitkan buku adalah usaha yang dapat saya lakukan untuk menyalakan api sejarah umat Islam di Indonesia,” urai Ahmad Mansur kepada Annida-Online.


Api Sejarah berisi tentang sejarah perjuangan Indonesia yang belum pernah terungkap dan diungkap. Beberapa fakta sejarah seperti Indonesia yang telah diislamkan sejak lama dapat dilihat dari simbol-simbol keislaman seperti warna bendera Sang Saka Merah Putih yang diadaptasi dari warna Islam, bukan dari lambang Majapahit, yang selama ini diketahui khalayak, pergerakan organisasi dan partai Islam yang mengupayakan kemerdekaan RI, sampai asal-usul beberapa pejuang Islam, diungkap secara lugas, tajam, dan bernas oleh Ahmad Mansur Suryanegara.

Membaca halaman demi halaman buku Api Sejarah bagi saya adalah seperti sebuah cermin bagi serbasejarah, meski tak serupa dan jauh dari kata “sama” tetapi spirit “API” semoga menemukan titik sambung. Lebih dari 200 posting serbasejarah sejak november 2008 berupaya menunjukan kiprah perjalanan sejarah Islam Indonesia dan Alhamdulillah dengan adanya buku Api Sejarah banyak fakta dan data serta rekonstruksi sejarah yang melengkapi dan memperkaya khazanah pemahaman sejarah dari sang pembelajar.

Kenapa seperti sebuah cermin? karena nalar penulisan serbasejarah “mudah-mudahan” sama dengan nalar penulisan Api Sejarah, meskipun tentunya keluasan argumentasi, fakta, data dan kedalaman analisa pastinya Prof. Mansur lebih dalam, tinimbang sang pembelajar dalam posting serbasejarah.


Banyak fakta dan data yang “tersembunyi” dan “disembunyikan” yang diungkap dalam buku Api Sejarah memperkaya argumentasi dari beberapa tulisan yang sudah terposting dalam serbasejarah. Diantaranya: Sejarah Masuk Islam ke Indonesia yang dimulai abad ke-1 dan 2 Hijriah sampai perjuangan para wali di Indonesia, Perjuangan Gerakan Islam melawan penjajah Belanda yang dalam buku Api Sejarah dimotori oleh para Ulama dan Santri seperti Cut Nyak Dien, Imam Bonjol, Perdebatan Islam non Islamnya Sisingamangaraja XII, Para Tokoh Perang Jawa, Pengeran Dipenegoro, Perang Banjar, serta Kapitan Patimura. Fakta-fakta diatas bisa kita baca terutama dalam bab 2 dan 3 buku Api Sejarah yaitu bab kedua tentang “Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia serta bab ketiga tentang “Peran Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat”.

Sementara bab keempat atau bab terakhir dalam buku Api Sejarah membahas tentang: “Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional (1900-1942)” dimulai dengan menyoroti tokoh sejarah wanita R.A Kartini dan Raden Dewi Sartika, Kehadiran Snouck Hurgronje yang menjadi tank-tank politik Islam Hindia Belanda, Melumpuhkan Ulama melalui Politik Etis, Kebangkitan Nasional, Tentang Boedu Utomo, Syarikat Dagang Islam, dan Syariat Islam, lahirnya gerakan Islam yaitu Muhammadiyah, Nahdlatoel Oelama, Persatoean Islam, serta lainnya.


Segala fakta dan data yang ditampilkan dalam Api Sejarah terhadap peristiwa-peristiwa sejarah di atas betul-betul akan “Mengubah Drastis Pandangan tentang Sejarah Indonesia”, karena Api Sejarah mampu menemukan fakta yang “tersembunyi” dan meluruskan data dari yang “disembunyikan”, jika anda berkenaan dan tertarik dengan Buku Api Sejarah, maka bacalah buku tersebut, dan anda akan menemukan sendiri sejarah yang tersembunyi dan disembunyikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar