5 Desember 2013

Mahasiswa…Oh…Mahasiswa



Mahasiswa merupakan kaum yang penting dalam masyarakat. Sebagai seorang intelektual, mereka  berperan sebagai pioner perubahan bangsa. Mahasiswa tidak akan diam disaat bangsanya diserang oleh para parasit. Mereka bukanlah “Banteng” yang hanya diam disaat saudaranya diserang oleh para pemangsa, tetapi mereka adalah ’’Lebah’’ yang akan menyerang jika rumahnya diganggu oleh para perusak. Mahasiswa adalah kaum intelektualis yang tidak terpaku dengan nasib, karena dengan berpikir seperti itu akan merusak semangat sejatinya untuk membela rakyat. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah penyalur ilmu, pejuang kebenaran, dan penyambung lidah rakyat.

Mahasiswa merupakan seorang idealis yang memperjuangkan keadilan atas nama hati nurani, membela kaum tertindas, dan tidak membeda-bedakan golongan. Kaum  yang peka terhadap keadaan bangsa, rakyat, dan kaum setelahnya. Mahasiswa yang tidak peduli terhadap bangsanya memang tidak akan merugikan dirinya, tetapi dengan sifat ketidak pedulian akan membuat hancur kaum setelahnya. Sebagai seorang pioner, Mahasiswa adalah pelindung “sang raja”,  yaitu anak-cucu atau para penerus yang harus dilindungi. Mahasiswalah pemegang amanat  untuk menjaga bangsa ini dan nantinya akan diteruskan oleh kaum setelahnya. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah pelindung rakyat, inovator ulung, dan penggerak keadilan.

Mahasiswa merupakan kaum idealis sejati jika mereka bisa memegang idealismenya hingga mereka mati. Berbahagialah…Oh Mahasiswa yang masih memegang idealismenya. idealisme bagaikan “baju”, jika sudah hilang Mahasiswa akan kehilangan jati dirinya. Begitu susahnya menjaga idelisme, karena cobaan paling berat bukanlah saat diberondong oleh senjata, atau dihujani lemparan batu tetapi disaat berada dalam lingkaran kehidupan nyata. Mahasiswa yang bisa menjaga idealisnya merupakan kaum yang beruntung bukan karena mereka populer, kaya, ataupun luas pengaruhnya tetapi karena mereka tidak menjual idealisnya untuk kemewahan. Beruntunglah mereka karena jika tidak begitu lebih baik mati muda, disaat masih memegang idealisme dan disaat amanat yang dijaga belum tergadai. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah para idealis sejati, para pemegang amanat, dan pembela dalam ketidakadilan.


Mahasiswa merupakan kaum yang bebas dari doktrin. Mereka bebas berpikir, memilih, dan menentukan sikap. Mahasiswa mengeluarkan pemikiran untuk sebuah solusi, bagaikan “Nabi” yang datang dengan membawa risalah dari Tuhan. Mahasiswa yang bebas dalam pemikiran laksana “Burung”, mereka akan bebas dalam berpikir tidak takut akan sebuah dogma, dan pengkultusan tradisi. Mereka akan berpikir tentang kondisi bangsa kedepannya, bukan mempermasalahkan apa yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya. Mereka tidak berpikir statis dan menghalalkan segala cara untuk meraih kesuksesaan, tetapi berjuang dengan nilai-nilai keluhuran. Mahasiswa pun tidak boleh melihat dengan “kaca-mata kuda”, yang hanya memandang satu arah saja. Mereka harus seperti “Rajawali” yang memiliki penglihatan luas ke berbagai arah. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah para pemikir, para pembuat solusi, dan para pembawa risalah.

Mahasiswa merupakan kaum pembaca, karena dengan membaca mereka akan mendapatkan sebuah pengetahuan baru. Mahasiswa bukanlah kaum yang cepat puas, mereka akan terus mencari pengetahuan baru bahkan hingga ke Negeri China. Mahasiswa yang tidak pernah puas mencari ilmu akan melakukan penelitian, sehingga mendapatkan sebuah teori baru. Mahasiswa yang merupakan kaum intelektualis akan menerapkan teorinya untuk kemaslahatan masyarakat, mereka akan mengabdi kepada masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruaan tinggi. Mahasiswa yang merupakan kaum intelektualis, bukanlah kaum yang selalu mencari cara menjatuhkan penguasa, tetapi kaum yang selalu memberikan solusi untuk perbaikan bangsa. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah para pembaca, para peneliti, dan para abdi masyarakat yang cerdas.


Mahasiswa yang berada di Negeri yang kucita-citakan ini, merupakan “Tangan-Tangan Tuhan” yang membawa keadilan dan bergerak atas nama hati nurani. Mahasiswa tidak akan berhenti sebelum keadilan itu terwujud, mereka pun tetap akan berdiri bersama rakyat setelah keadilan itu terwujud. Mahasiswa yang merupakan “Tangan-Tangan Tuhan” tidak akan tergiur akan harta, tahta dan wanita. Mereka akan terus berjuang disaat rasa keadilan itu hilang, walaupun melawan sahabat seperjuangan. Mahasiswa yang merupakan “Tangan-Tangan Tuhan” tidak akan takut ditinggal sendirian, karena mereka sudah bersatu dengan alam dan penciptanya. Mereka akan tetap tinggal bersama rakyat dan terus bersama rakyat bahkan hingga tiada. Para Mahasiswa yang kucita-citakan ini akan muncul entah esok, lusa, ataupun seribu tahun lagi. Mereka akan muncul disaat bangsa ini sedang menjerit dan butuh penggerak keadilan. Disaat yang kucita-citakan ini mahasiswa akan menjadi “Tangan-Tangan Tuhan” dan menerapkan hukum keadilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar