Mahasiswa merupakan kaum yang penting dalam
masyarakat. Sebagai seorang intelektual, mereka berperan sebagai pioner
perubahan bangsa. Mahasiswa tidak akan diam disaat bangsanya diserang oleh para
parasit. Mereka bukanlah “Banteng” yang hanya diam disaat saudaranya diserang
oleh para pemangsa, tetapi mereka adalah ’’Lebah’’ yang akan menyerang jika
rumahnya diganggu oleh para perusak. Mahasiswa adalah kaum intelektualis yang
tidak terpaku dengan nasib, karena dengan berpikir seperti itu akan merusak
semangat sejatinya untuk membela rakyat. Di Negeri yang kucita-citakan ini
Mahasiswa adalah penyalur ilmu, pejuang kebenaran, dan penyambung lidah rakyat.
Mahasiswa merupakan seorang idealis yang
memperjuangkan keadilan atas nama hati nurani, membela kaum tertindas, dan
tidak membeda-bedakan golongan. Kaum yang peka terhadap keadaan bangsa,
rakyat, dan kaum setelahnya. Mahasiswa yang tidak peduli terhadap bangsanya
memang tidak akan merugikan dirinya, tetapi dengan sifat ketidak pedulian akan
membuat hancur kaum setelahnya. Sebagai seorang pioner, Mahasiswa adalah
pelindung “sang raja”, yaitu anak-cucu atau para penerus yang harus
dilindungi. Mahasiswalah pemegang amanat untuk menjaga bangsa ini dan
nantinya akan diteruskan oleh kaum setelahnya. Di Negeri yang kucita-citakan
ini Mahasiswa adalah pelindung rakyat, inovator ulung, dan penggerak keadilan.
Mahasiswa merupakan kaum idealis sejati jika mereka
bisa memegang idealismenya hingga mereka mati. Berbahagialah…Oh Mahasiswa yang
masih memegang idealismenya. idealisme bagaikan “baju”, jika sudah hilang
Mahasiswa akan kehilangan jati dirinya. Begitu susahnya menjaga idelisme,
karena cobaan paling berat bukanlah saat diberondong oleh senjata, atau
dihujani lemparan batu tetapi disaat berada dalam lingkaran kehidupan nyata.
Mahasiswa yang bisa menjaga idealisnya merupakan kaum yang beruntung bukan
karena mereka populer, kaya, ataupun luas pengaruhnya tetapi karena mereka
tidak menjual idealisnya untuk kemewahan. Beruntunglah mereka karena jika tidak
begitu lebih baik mati muda, disaat masih memegang idealisme dan disaat amanat
yang dijaga belum tergadai. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah
para idealis sejati, para pemegang amanat, dan pembela dalam ketidakadilan.
Mahasiswa
merupakan kaum yang bebas dari doktrin. Mereka bebas berpikir, memilih, dan
menentukan sikap. Mahasiswa mengeluarkan pemikiran untuk sebuah solusi,
bagaikan “Nabi” yang datang dengan membawa risalah dari Tuhan. Mahasiswa yang bebas
dalam pemikiran laksana “Burung”, mereka akan bebas dalam berpikir tidak takut
akan sebuah dogma, dan pengkultusan tradisi. Mereka akan berpikir tentang
kondisi bangsa kedepannya, bukan mempermasalahkan apa yang sudah dilakukan oleh
para pendahulunya. Mereka tidak berpikir statis dan menghalalkan segala cara
untuk meraih kesuksesaan, tetapi berjuang dengan nilai-nilai keluhuran.
Mahasiswa pun tidak boleh melihat dengan “kaca-mata kuda”, yang hanya memandang
satu arah saja. Mereka harus seperti “Rajawali” yang memiliki penglihatan luas
ke berbagai arah. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah para
pemikir, para pembuat solusi, dan para pembawa risalah.
Mahasiswa merupakan kaum pembaca, karena dengan
membaca mereka akan mendapatkan sebuah pengetahuan baru. Mahasiswa bukanlah kaum
yang cepat puas, mereka akan terus mencari pengetahuan baru bahkan hingga ke
Negeri China. Mahasiswa yang tidak pernah puas mencari ilmu akan melakukan
penelitian, sehingga mendapatkan sebuah teori baru. Mahasiswa yang merupakan
kaum intelektualis akan menerapkan teorinya untuk kemaslahatan masyarakat,
mereka akan mengabdi kepada masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruaan tinggi.
Mahasiswa yang merupakan kaum intelektualis, bukanlah kaum yang selalu mencari
cara menjatuhkan penguasa, tetapi kaum yang selalu memberikan solusi untuk
perbaikan bangsa. Di Negeri yang kucita-citakan ini Mahasiswa adalah para
pembaca, para peneliti, dan para abdi masyarakat yang cerdas.
Mahasiswa yang berada di Negeri yang kucita-citakan
ini, merupakan “Tangan-Tangan Tuhan” yang membawa keadilan dan bergerak atas
nama hati nurani. Mahasiswa tidak akan berhenti sebelum keadilan itu terwujud,
mereka pun tetap akan berdiri bersama rakyat setelah keadilan itu terwujud.
Mahasiswa yang merupakan “Tangan-Tangan Tuhan” tidak akan tergiur akan harta,
tahta dan wanita. Mereka akan terus berjuang disaat rasa keadilan itu hilang,
walaupun melawan sahabat seperjuangan. Mahasiswa yang merupakan “Tangan-Tangan
Tuhan” tidak akan takut ditinggal sendirian, karena mereka sudah bersatu dengan
alam dan penciptanya. Mereka akan tetap tinggal bersama rakyat dan terus bersama
rakyat bahkan hingga tiada. Para Mahasiswa yang kucita-citakan ini akan muncul
entah esok, lusa, ataupun seribu tahun lagi. Mereka akan muncul disaat bangsa
ini sedang menjerit dan butuh penggerak keadilan. Disaat yang kucita-citakan
ini mahasiswa akan menjadi “Tangan-Tangan Tuhan” dan menerapkan hukum keadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar