Zakaria adalah keturunan
Sulaiman. Ia dan istrinya, Isya, membaktikan diri untuk menjaga Baitul Maqdis
-rumah ibadah peninggalan Sulaiman di Yerusalem. Ia terus menyeru kaum
kerabatnya, orang-orang Yahudi, yang telah meninggalkan ajaran para nabi
terdahulu untuk kembali ke ajaran yang benar. Namun ajakannya tak banyak
diikuti kaumnya sampai Zakaria berusia lanjut.
Hingga saat itu, Zakaria belum
punya anak yang sangat ia dambakan. Ia kemudian mengangkat Maryam, anak seorang
salih bernama Imran. Imran adalah kakak Isya, dengan demikian Maryam juga
keponakan istri Zakaria. Imran dibunuh oleh orang Yahudi lainnya. Maryam yang
masih bocah pun diperebutkan banyak keluarga untuk dipungut sebagai anak.
Zakaria berhasil mendapatkan Maryam setelah memenangkan undian.
Oleh Zakaria, Maryam dibangunkan
kamar di Baitul Maqdis. Di sanalah Maryam tinggal dan bermunajat kepada Allah.
Kegiatan sehari-hari Maryam adalah membersihkan rumah Allah tersebut. Suatu
hari, Zakaria terkejut mendapati buah-buahan di luar musimnya berada di kamar
Maryam. Maryam menyatakan pada Zakaria bahwa buah-buahan itu berasal dari
Allah.
Zakaria terus berdoa agar
dikaruniai keturunan. Allah mengabulkan doa tersebut, dan mengabarkan akan
memberi Zakaria seorang anak. Zakaria sempat terkejut. Bagaimana mungkin ia dan
istrinya yang sudah sangat tua dapat dikaruniai anak. Ketika itu diperkirakan
Zakaria telah berusia lebih dari 100 tahun. Akhirnya keluarga Zakaria memang
dikarunia keturunan yang akan melanjutkan tugas dakwahnya, yakni Yahya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar