Dalam artikel ini, marilah kita mengikuti kajian kita dengan sabar mengenai
BARNASHA atau “sang Anak Manusia” yang dinaikkan ke atas awan menuju Yang Maha
Tinggi, kepada siapa diberikan Sultaneh (Sholtana dalam teks
aslinya yakni “dominion” atau kerajaan), kehormatan, dan ditugaskan untuk
menghancurkan dan melenyapkan Kerajaan Si Tanduk yang mengerikan.
Sekarang marilah kita segera beralih mencari identitas Barnasha ini.
Sebelum mengetahui siapa Anak Manusia ini, sebaiknya kita mempertimbangkan terlebih dahulu poin-poin dan observasi berikut :
- Ketika semua nabi-nabi keturunan Israel meramalkan bahwa “semua bangsa dan penduduk bumi akan melayaninya (yakni Anak Manusia/Barnasha) maka kita mesti memahami bahwa yang dimaksud adalah bangsa-bangsa yang disebutkan dalam Kitab Kejadian 15:18-21, dan bukan bangsa Inggris, Perancis, atau Cina.
- Ungkapan
“orang-orang suci Yang Maha Tinggi” dipahami artinya pertama kaum Yahudi
dan kemudian Kaum Kristen yang mengakuan keesaan Tuhan yang mutlak,
berjuang dan menderita untuk itu sampai munculnya sang Barnasha dan
hancurnya Kerajaan Tanduk atau Kerajaan Binatang keempat.
- Setelah
penghancuran kerajaan Tanduk, maka bangsa-bangsa yang akan melayani para
santo (orang kudus) adalah bangsa Khaldea, Medo-Persia, Yunani, dan Romawi
(empat binatang buas yang digambarkan oleh Daniel pasal 7).
- Memang
luar biasa menyadari fakta penting bahwa Tuhan sering memperkenankan
musuh-musuh agamaNya yang benar untuk menaklukan dan menyiksa umatNya
karena dua tujuan: Pertama, karena Dia hendak menghukum umatNya oleh sebab
bergelimang dosa. Kedua, karena Dia ingin menguji kesabaran dan
membuktikan keimanan umatNya. Tuhan sendiri pada waktunya akan
mengintervensi atas nama kaum beriman apabila eksistensi mereka berada di
ujung tiangnya.
Sungguh saat yang mengerikan dan
paling kritis bagi kaum Muslim ketika kekuatan yang bersekutu berada di
Konstantinopel selama tahun-tahun gencatan senjata yang mengerikan itu.
Persiapan besar-besaran dilakukan oleh bangsa Yunani untuk mengambil alih
Masjid Aya Sophia. Ketika Patriarch Yunani dari Konstantinopel berangkat ke
London dengan membawa jubah patriarkhal kuno yang indah dan bertahta mutiara
dan permata untuk Uskup Agung Canterbury, yang sangat menganjurkan dilakukannya
restorasi Konstantinopel dan gedung megah St. Sophia kepada Yunani.
Pada hari Isro dan Mi’roj, gedung
sakral itu penuh sesak dengan orang-orang beriman yang berdo’a agar Allah Yang
Maha Kuasa membebaskan Turki dan khususnya masjid itu dari orang-orang yang
akan mengisinya dengan patung-patung dan gambar-gambar Yesus dan Maria, yang
sangat tidak pantas diletakkan di rumah Tuhan.
Dalam kaitannya dengan mantel atau
jubah patriarkhal itu, saya menulis sebuah artikel dalam koran Turki al-Aqsham,
yang menunjukkan adanya perpecahan antara Gereja Ortodok Yunani dan Gereja
Anglikan Protestan. Saya mengatakan bahwa jubah itu tidak dimaksudkan sebagai
pallium (jubah kebesaran untuk Paus dan diberikan olehnya kepada Uskup Agung
dan kadang-kadang kepada Uskup. Disebut juga “pall “) pentasbihan dan pengakuan
ordo Anglikan, dan bahwa reuni diantara dua Gereja tidak dapat diwujudkan kalau
salah satu pihak tidak menolak dan menanggalkan beberapa pasal keimanan yang
dianggap bid’ah dan keliru. Saya juga menyatakan bahwa jubah itu adalah sogokan
diplomatik atas nama negeri Yunani dan Gerejanya. Artikel tersebut diakhiri
dengan tulisan sebagai berikut:
”Semuanya tergantung pada karamah
dan keajaiban yang diharapkan muncul dari Bakhshish jubah kepausan ini”.
Hasilnya sudah terlalu pada tahu
untuk diulang disini. Cukuplah dengan mengatakan bahwa sang patriarch meninggal
di Inggris, dan Yang Maha Kuasa mengirim Barnasha untuk menghancurkan tanduk
dan mengusir pasukan Romawi dari timur, memunculkan Mustafa Kemal (Presiden
Turki Sekuler pertama yang menggusur Daulah Usmaniah. Ia adalah keturunan
Yahudi) yang menyelamatkan negeri Turki dan memulihkan “kehormatan
Islam”.
- Harus
dicatat bahwa bangsa Yahudi adalah umat pilihan Tuhan sampai kenabian
Yesus. Di mata muslim, baik Yahudi maupun Kristen tidak berhak untuk
mengklaim gelar “orang-orang suci Yang Maha Tinggi”, karena umat Yahudi
sama sekali menolak Yesus, sedangkan umat Kristen menghina Yesus dengan
menuhankannya. Selain itu, dua-duanya sama sekali tidak patut mendapat
gelar itu karena penolakan mereka untuk mengakui nabi Muhammad sebagai
nabi terakhir yang menutup daftar para nabi.
Sekarang marilah kita melanjutkan
pemuktian bahwa Barnasha (anak manusia) yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama
dan diberi kekuatan untuk menghancurkan kerajaan Bintang keempat (Romawi) adalah
Muhamamd. Apapun alasan Anda yang mencabut gelar “Anak Manusia” pada diri nabi
Muhammad, maka Anda hanya akan membuat diri Anda seperti orang gila,
dikarenakan alasan berikut:
- Kita tahu bahwa agama Yahudi maupun Kristen
tidak mempunyai nama tertentu untuk keyakinan dan sistemnya. Artinya baik
kaum Yahudi maupun Kristen tidak mempunyai nama spesial untuk doktrin
keyakinan mereka. “Yudaisme” dan “Kristianitas” adalah nama yang tidak
berdasarkan kitab suci juga tidak disahkan oleh Tuhan ataupun pendiri agama
itu!
Sesungguhnya sebuah agama, jika
benar, tidak bisa diberi nama menurut pendiri keduanya, karena pengarang dan
pendiri sejati dari sebuah agama yang benar adalah Tuhan. Dan bukan seorang
nabi.
Nah kata benda nama diri untuk
hukum, keimanan, dan praktek ibadah sebagaimana difirmankan Allah kepada
Muhammad adalah “Islam”,. Yang artinya “menciptakan kedamaian” antara Tuhan
Sang Pencipta, manusia, dan alam semesta. “Muhamadanisme” bukanlah sebutan yang
tepat untuk Islam. Karena Muhammad sendiri, seperti nabi Ibrahim dan semua
nabi-nabi yang lain adalah seorang muslim, dan bukan agama Muhamadanisme,
Yudaisme, apalagi Kristiani.
Islam adalah “pengadilan
perdamaian”, karena ia memiliki kitab hukum otentik dengan mana keadilan
dijalankan dan ketidakadilan dihukum. Kebenaran dihormati dan kesalahan
dikutuk. Dan yang terpenting keesaan Tuhan, pahala yang kekal untuk perbuatan
jahat dengan jelas dinyatakan dan ditetapkan.
Dalam bahasa Inggris, seorang hakim disebut “justice of peace” , artinya “hakim perdamaian”. Nah ini meniru hakim muslim yang menyelesaikan suatu sengketa dengan menghukum orang bersalah dan memberi pahala orang yang benar, sehingga memulihkan kedamaian. Inilah Islam dan Hukum al-Qur’an. Bukan Kristen dengan Biblenya, karena Kristen secara mutlak melarang seseorang mengadu kepada seorang hakim, betapa pun tidak bersalah dan zalimnya dia (Matius 5:25-26).
Dalam bahasa Inggris, seorang hakim disebut “justice of peace” , artinya “hakim perdamaian”. Nah ini meniru hakim muslim yang menyelesaikan suatu sengketa dengan menghukum orang bersalah dan memberi pahala orang yang benar, sehingga memulihkan kedamaian. Inilah Islam dan Hukum al-Qur’an. Bukan Kristen dengan Biblenya, karena Kristen secara mutlak melarang seseorang mengadu kepada seorang hakim, betapa pun tidak bersalah dan zalimnya dia (Matius 5:25-26).
- “Anak Manusia” atau Barnasha itu pastilah
Muhammad. Karena ia datang setelah Konstantin. Dan tidak sebelumnya
sebagaimana Yesus atau nabi lainnya.
Tidak ada yang lebih bodoh daripada pendapat bahwa Yudas sang Maccabaeus adalah Barnasha yang berada diatas awan, dan si Tanduk adalah Antiochus. Diduga keras bahwa -jika saya tidak salah – Antiochus setelah menodai Bait Yerusalem, hidup hanya tiga setengah tahun –atau tiga setengah hari- yang pada akhirnya ia lenyap.
Pertama kita tahu bahwa Antiochus adalah
pengganti Alexander Yang Agung dan raja Syria. Konsekuensinya, adalah satu dari
empat kepala singa bersayap dan bukan Tanduk kesebelas dari empat binatang buas
tersebut.
Pada pasal kedelapan kitab Daniel.
Domba jantan dan kambing jantan dijelaskan oleh seorang santo sebagai
berturut-turut merepresentasikan Kerajaan Persia dan Kerajaan Yunani. Secara
singkat dijelaskan bahwa kerajaan Yunani dengan segera menggantikan kekaisaran
Persia dan bahwa Kerajaan Yunani terbagi dalam empat kerajaan, ini sebagaimana
dikatakan dalam penglihatan pertama.
Kedua, Tanduk yang berbicara menunjukkan
bahwa orang yang menghina dan mengubah hukum dan hari-hari suci tidak mungkin
seorang pagan (penyembah berhala), melainkan orang yang mengenal Tuhan dan
secara sengaja menyekutukan Dia dengan dua makhluk ciptaanNya. Aniochus tidak
merusak agama Yahudi dengan cara melembagakan Trinitas atau pluralitas Tuhan,
juga tidak mengubah Hukum Musa dan hari-hari rayanya.
Ketiga, sungguh kekanak-kanakan kalau
membesar-besarkan dan mementingkan peristiwa-peristiwa lokal yang tidak berarti
yang terjadi diantara raja rendahan di Syria dan kaum Yahudi yang picik, untuk
membandingkan kepala kaum Yahudi yang picik dengan manusia agung yang menerima
penghormatan dari jutaan malaikat dihadapan Yang Maha Tinggi.
- Juga sia-sia mengklaim kehormatan langit yang diberikan kepada Anak Manusia ini sebagai kehormatan untuk Yesus. Ada dua alasan utama untuk meniadakan Yesus dari kehormatan ini:
- Jika Yesus benar-benar manusia dan nabi, dan
jika kita menganggap karyanya berhasil atau gagal, maka sudah pasti ia
jauh dibelakang Muhammad. Tetapi jika ia diyakini sebagai yang ketiga
dari Trinitas, maka Yesus sama sekali bukan dari golongan manusia. Anda
jatuh dalam sebuah dilema yang tidak dapat diambil jalan keluarnya,
karena bagaimanapun Barnasha tidak mungkin adalah Yesus.
- Jika Yesus diperintahkan untuk menghancurkan Binatang Keempat, maka tentulah ia bukannya membayar pajak untuk mendapat hak memilih (poll-tax) ayau upeti kepada Kaisar dan memasrahkan dirinya dipukuli atau dicemeti oleh Pilatus. Ia seharusnya mengusir pasukan Romawi dari Palestina dan menyelamatkan kaumnya.
- Tidak pernah hidup diatas bumi ini seorang
pangeran atau nabi seperti Muhammad, yang termasuk anggota dinasti yang
berkuasa selama sekitar 2500 tahun dan benar-benar merdeka serta tidak
pernah menundukkan kepalanya dibawah penindasan asing. Mustahil
membayangkan manusia lain yang begitu bermartabat dan pantas seperti
Muhammad untuk mendapat keagungan dan penghormatan yang luar biasa
sebagaimana yang digambarkan dalam penglihatan Daniel. Dan tidak lah
heran kalau nabi Daud memanggil Muhammad “Tuanku” (Mazmur 110:1).
- Tidak heran kalau pada perjalanan malam (Mi’roj
nabi Muhammad) ke langit, Muhammad diterima dengan penghormatan tertinggi
oleh Yang Maha Kuasa dan diberi kekuasaan untuk memberantas pemujaaan
berhala dan si tanduk yang menghina Tuhan dari negeri-negeri yang
dijanjikan Tuhan kepada umatnya sebagai warisan abadi.
- Segi lain yang palin menakjubkan dalam
penglihatan kenabian ini, menurut keyakinan saya yang sederhana, adalah
bahwa terlihatnya Anak Manusia diatas awan, dan kehadirannya dihadapan
Yang Maha Kuasa persis sama cerita Mi’roj (perjalanan malam nabi Muhammad
dari Bait Yerusalem ke sidrotul Muntaha). Dengan kata lain, bagian kedua
dari penglihatan Daniel diidentifikasi dengn peristiwa Mi’roj Nabi
Muhammad.
Sesungguhnya ada beberapa indikasi
baik dalam bahasa Daniel maupun dalam Hadis yang membawa saya kepada keyakinan
ini. Al-Qur'an menyatakan bahwa selama perjalanan malam itu, Tuhan
memperjalankan hambaNya dari Masjid Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsha di
Yerusalem. Dan dari Yerusalem nabi berangkat ke langit Sidrotul Muntaha. Tuhan
memberkati daerah-daerah disekeliling bait itu, kemudian menjadi puing-puing,
dan menunjukkan kepadanya tanda-tandaNya (Daniel 9:17).
Diceritakan oleh nabi suci bahwa
Bait Yerusalem, ia memimpin dalam kapasitasnya sebagai imam dalam melaksanakan
sholat bersama-sama dengan para nabi yang mengikutinya. Lebih jauh diceritakan
bahwa dari Yerusalemlah beliau dinaikkan ke langit ke tujuh dengan ditemani
oleh roh-roh para nabi dan malaikat sampai beliau tiba dihadapan Tuhan.
Kerendahan hati nabi yang mencegah beliau untuk menceritakan semua yang
dilihatnya dan diterimanya dari Allah.
Nampaknya roh yang menafsirkan
penglihatan itu kepada Daniel bukanlah seorang malaikat, sebagaimana saya
katakan tanpa dipikir lagi ditempat lain, melainkan roh atau jiwa seorang nabi,
karena ia menyebut “Qaddish” (dalam jenis laki-laki) dan “Qaddush” (4:10
dan 8:13), yang artinya santo atau orang suci –nama yang sangat lazim untuk
nabi dan orang suci. Betapa senangnya roh-roh suci para nabi dan para syuhada
yang telah disiksa oleh empat binatang buas itu, lebih-lebih ketika mereka
mengetahui hukuman mati dijatuhkan oleh Yang Maha Tinggi terhadap rejim
Trinitasnya Konstantin, dan nabi penutup diperintahkan untuk melenyapkan
kerajaan Tanduk (Romawi).
Juga harus diingat bahwa penglihatan
ini dilihat juga pada malam yang sama ketik berlangsung perjalanan sang
Barnasha dari Mekkah-Yerusalem-langit.
Berdasarkan kesaksian Daniel, kita
sebagai muslim harus mengakui bahwa perjalanan Muhammad dilakukan secara
jasmaniah –suatu hal yang tidak mustahil bagi Yang Maha Kuasa.
Paulus juga menyebutkan sebuah
penglihatan yang ia lihat empat belas tahun sebelumnya dari seseorang yang
telah ia angkat ke langit ketiga dan kemudian ke surga, dimana ia mendengar dan
menyaksikan kata-kata dan objek-objek yang tidak bisa dijelaskan. Gereja dan
ahli tafsirnya meyakini orang ini sebagai Paulus sendiri. Meskipun bahasa itu
sedemikian rupa memberikan kepada kita ide bahwa dia sendirilah orang itu,
namun karena kerendahan hati ia merahasiakannya agar ia tidak dianggap orang
sombong (2 Korintus 12:1-4).
Meskipun Al-Qur'an mengajarkan kita bahwa rasul-rasul (murid) Yesus adalah orang suci dan bersemangat. Namun, tulisan-tulisan mereka tidak bisa dipercaya, karena Gereja-gereja yang cekcok dan saling berbantahan telah menjadikan tulisan-tulisan itu sebagai sasaran berbagai penyisipan atau penambahan. Injil Barnabas menyatakan bahwa Paulus kemudian jatuh kedalam kesalahan dan menyesatkan kaum beriman (Barnabas pasal 222).
Meskipun Al-Qur'an mengajarkan kita bahwa rasul-rasul (murid) Yesus adalah orang suci dan bersemangat. Namun, tulisan-tulisan mereka tidak bisa dipercaya, karena Gereja-gereja yang cekcok dan saling berbantahan telah menjadikan tulisan-tulisan itu sebagai sasaran berbagai penyisipan atau penambahan. Injil Barnabas menyatakan bahwa Paulus kemudian jatuh kedalam kesalahan dan menyesatkan kaum beriman (Barnabas pasal 222).
Bahwa Paulus tidak mengungkapkan
identitas orang yang dilihat dalam penglihatan itu, dan bahwa kata-kata yang ia
dengar di surga “tidak terkatakan dan tidak seorang manusia pun boleh
mengucapkannya”, menunjukkan bahwa Paulus sendiri bukanlah orang yang dinaikkan
ke surga. Mengatakan bahwa Paulus, karena alasan kerendahan hati dan kesopanan,
tidak memuji diri sendiri adalah benar-benar kesalahan dalam menggambarkan
siapa Paulus sebenarnya. Ia menyombongkan diri telah memarahi St. Petrus secara
terang-terangan, dan surat-surat (epistle) yang ditulis penuh dengan
ungkapan-ungkapan tentang dirinya sendiri yang benar-benar menegaskan bahwa
Paulus adalah bukan orang yang rendah hati dan sopan.
Disamping itu, kita tahu dari
tulisan-tulisannya kepada orang Romawi dan Galatia betapa ia orang Yahudi yang
menghinakan Hajar dan bani Ismail. Manusia agung yang ia lihat dalam
penglihatannya bisa jadi tak lain adalah orang yang dilihat oleh Daniel.
Muhammad lah yang ia lihat, dan tidak berani melaporkan kata-kata yang tidak
diucapkan kepadanya oleh Tuhan karena disatu pihak ia takut pada orang Yahudi,
dan dilain pihak menentang dirinya sendiri karena telah mengagungkan dirinya
sendiri sedemikian rupa dengan salib dan yang disalib.
Sebagai kesimpulan, izinkanlah saya
mengambil teladan untuk umat nonMuslim dari penglihatan Daniel yang menakjubkan
itu. Hendaklah umat NonMuslim mencamkan pelajaran dari nasib empat binatang
buas, khususnya si Tanduk dan merenungkan bahwa Allah saja Tuhan Yang Sejati.
(Chaerol Riezal)
Sumber: “Menguak Misteri
Muhammad” edisi khusus diterbitkan di Indonesia oleh Sahara Publishers cetakan
kesebelas Mei 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar