3 Agustus 2012

Muhammad Dan Kaisar Konstantin Yang Agung (Muhammad Dalam Perjanjian Lama!!!)

Nubuat yang paling menakjubkan dan paling nyata berdasarkan historis adalah tentang misi nabiNya yang dinubuatkan oleh Kitab Daniel yang patut dikaji secara objektif dan kritis. Karena didalamnya telah terjadi peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah umat manusia, yang ditunjukkan oleh sosok/ gambaran empat monster besar dalam penglihatan mimpinya Daniel.

“Berkatalah Daniel : "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa bersayap burung rajawali ; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang ; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul ; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat , yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh . Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong . Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah yang lanjut usianya; pakaiannya putih seperti salju dan rambutnya bersih seperti bulu domba; kursinya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapannya; seribu kali beribu-ribu melayani dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapannya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab . Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu ; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada yang lanjut usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Daniel 7:2-14).

Sebagai seorang dari keluarga kerajaan. Daniel dibawa bersama oleh tiga pemuda Yahudi lainnya ke istana raja Babylonia , disana ia dididik berbagai macam ilmu bangsa Khaldea. Ia tinggal disana sampai dengan penaklukan Persia dan jatuhnya kerajaan Babylonia. Ia menjadi nabi bagi kaum bani Israel dimasa Nebukadnezer dan juga Darius.

Para pengkaji alkitab tidak menganggap bahwa pengarang seluruh kitab Daniel adalah Daniel, yang hidup dan mati setidaknya dua abad sebelum penaklukan Yunani, yang ia sebut dengan “Yavan= Ionia ”. Delapan pasal pertama kitab Daniel –jika saya tidak salah- ditulis dalam bahasa Khaldea dan pasal-pasal selanjutnya dalam bahasa Ibrani.

Menurut interpretasi sang malaikat, masing-masing dari empat binatang itu menunjukkan empat kerajaan. Binatang pertama adalah Singa bersayap rajawali berarti kerajaan Khaldea, yang sekuat dan secepat burung rajawali dalam menyambar musuh. Binatang kedua adalah Beruang yang menunjukkan “Madai-Paris” atau Kerajaan Medo-Persia yang daerah taklukannya hingga laut Adriatik dan Ethiopia , Jadi menahan dengan gigi-giginya satu tulang iga tumbuh masing-masing dari tiga benua dibelahan dunia timur. Binatang ketiga adalah Macan tutul yang memiliki sifat loncatannya cepat dan menggambarkan bagaimana seorang raja Macedonia yang bernama Alexander Agung menaklukan negeri-negeri dengan cepat. Namun setelah wafatnya kerajaan terbagi menjadi empat kerajaan.

Tetapi malaikat yang menafsirkan penglihatan ini tidak berhenti menjelaskan secara terperinci tiga kerajaan yang pertama. Namun menekankan binatang buas yang keempat, yakni seekor monster dan setan yang besar. Inilah kerajaan Romawi yang hebat. Sepuluh tanduk adalah sepuluh kaisar Romawi yang menyiksa kaum Nasrani generasi awal. Sekarang buka lah lembaran Sejarah Gereja dari abad pertama sampai dengan Konstantin Yang Agung. Anda akan menemukan kengerian “sepuluh penyiksaan” yang dilakukan oleh kerajaan Romawi yang terkenal itu.

Sekarang mari kita periksa dengan kritis, siapakah tanduk kecil itu? Karena jika kita berhasil mengidentifikasi siapa tanduk kecil, maka identitas Bar Nasha akan diketahui. Tanduk kecil muncul setelah sepuluh penyiksaan dibawah pemerintahan Romawi. Kemudian kekaisaran Romawi nyaris pecah dengan empat orang augustus resmi (Galerius, Maximinus, Konstantin, dan Licinius) yang memperebutkan pengaruh untuk menjadi Raja Romawi. Tiga orang lainnya mati atau tewas dalam pertempuran, dan Konstantin berhasil menduduki tahta kekaisaran Romawi.

Para juru tafsir Kristen awal telah bekerja sia-sia menisbahkan si Tanduk Kecil yang bodoh ini sebagai AntiKristus, sebagai Paus Roma menurut kaum Protestan, dan sebagai pendiri Islam ( Naudzubillah! ). Tetapi para kritikus alkitab yang belakangan tidak tahu bagaimana memecahkan problem binatang buas keempat yang cenderung mereka identifikasi sebagai kekaisaran Yunani dan si Tanduk Kecil sebagai Antiochus.

Sebagai kritikus, misalnya Carpenter, menganggap Kekaisaran Medo-Persia sebagai dua kerajaan terpisah. Tetapi kekaisaran ini tidaklah lebih tua dari bekas Kekaisaran Austro-Hungaria. Eksplorasi-eksplorasi yang dilaksanaka oleh misi ilmiah sarjana Perancis, M.Morgan, di Shushan ( Susa ) dan di tempat-tempat lainnya tidak meninggalkan keraguan soal ini. Oleh karena itu, binatang buas keempat tidak lain selain Konstantin Yang Agung. Maka argumen-argumen berikut dapat diajukan dengan aman:
  1. Konstantin menguasai Maximian setelah tiga rivalnya (Galerius, Maximinus, dan Licinius) tumbang, serta menjadi raja dan mengakhiri penyiksaan kaum Kristen. Menurut saya, The Decline and Fall of The Roman Empire karangan Gibon adalah karya terbaik yang dapat memberikan keterangan kepada kita. Dan Anda tidak akan pernah menemukan empat orang yang saling bersaing memperebutkakan tahta Romawi setelah sepuluh penyiksaan selain ini. Yakni kemunculan Konstantin dan rival-rivalnya setelah sepuluh penyiksaan, dan kemenangan Konstantin atas tiga rival lainnya laksana Tanduk Kecil yang menang atas Tiga Tanduk Lainnya.
     
  2. Keempat binatang buas semuanya digambarkan sebagai kerajaan kejam. Tetapi, Sang Tanduk Kecil mempunyai mulut dan mata manusia, dengan kata lain, merupakan gambaran Sang Tanduk Kecil diberikan kemampuan akal dan kemampuan orator. Konstantin memproklamasikan agama Kristen sebagai agama yang benar, menyerahkan kota Roma kepada Paus, dan menjadikan Byzantium/Konstantinopel sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi. Ia berpura-pura mengakui agama Kristen, tetapi ia sendiri tidak pernah dibaptis hingga kematiannya. Dan inipun menjadi persoalan yang diperselisihkan.

    Dongeng bahwa kepindahannya memeluk agama Kristen karena melihat salib dilangit sudah lama sejak –seperti cerita tentang Yesus Kristus yang disisipkan dalam Antiquities karya Josephus – diekspos sebagai pemalsuan.

    Kebencian binatang buas-binatang buas itu terhadap orang-orang yang beriman kepada Tuhan sangatlah biadab. Konstantin inilah yang masuk dalam kategori seorang seperti domba, tetapi dalam hatinya ia sama sekali bukan orang beriman.
     
  3. Kaisar Konstantin - Sang Tanduk Kecil – berbicara “sombong” menentang Yang Maha Tinggi. Mengucapkan kata-kata penghinaan terhadap Tuhan. Mempersekutukan Tuhan dengan Nabi-Nya, dan menisbahkan kepada-Nya nama-nama dan sifat-sifat yang bodoh, seperti yang “memperanakkan” dan “diperanakkan”, “kelahiran” dan “prosesi” (orang kedua dan ketiga), “KeEsaan dalam Trinitas” dan “doktrin Tuhan bereinkarnasi menjadi seorang manusia” adalah jelas bentuk-bentuk penghinaan.

    Sejak nabi-nabi awal diutus oleh Nya sampai dengan sahadat dan UU Dewan Nicea diproklamirkan dan diberlakukan melalui sebuah maklumat Kerajaan Konstantin ditengah-tengah kengerian dan protes dari anggota-anggota yang beriman pada 325M, Keesaan Tuhan tidak pernah dengan begitu resmi dan terang-terangan dicemarkan oleh mereka yang berpura-pura menjadi umatNya seperti Konstantin dan gerombolan kaum Gereja yang kufur!
Karena Sang Tanduk Kecil berkata sombong dengan melontarkan kata-kata penuh penghinaan terhadap Tuhan adalah seorang Raja (sebagaimana keterangan yang ada pada kitab Daniel), karena maklumatnyalah ia memproklamirkan keyakinan atas Trinitas, suatu syahadat yang dikutuk keras sebagai penghujatan terhadap Perjanjian Lama, dan yang dibenci oleh kaum Yahudi maupun Muslim.
Seandainya Sang Tanduk Kecil bukan Konstantin, lantas siapakah gerangan dia itu? Dia sudah datang dan pergi, dan bukan seorang AntiKristus yang muncul sesudah ini, yang mungkin kita tidak dapat mengidentifikasinya.

Seandainya kita tidak mengetahui bahwa Sang Tanduk Kecil yang dibicarakan sudah datang, lantas bagaimana kita harus menafsirkan keempat binatang buas itu, dimana binatang buas yang pertama sudah pasti Kerajaan Khaldea, binatang kedua Medo-Persia, dan seterusnya? Jika binatang buas keempat tidak mewakili Kerajaan Romawi, bagaimana kita dapat menafsirkan yang ketiga, yang memiliki empat kepala sebagai Kekaisaran Alexander yang pecah menjadi empat kerajaan setelah kematiannya? Adakah kekuasaan lain yang menggantikan Kekaisaran Yunani sebelum Kekaisaran Romawi dengan sepuluh raja yang menyiksa orang-orang beriman kepada Tuhan? Cara berpikir yang menyesatkan dan ilusi tidaklah berguna.

4.      Si Tanduk Kecil yang berkembang menjadi “penglihatan yang sedikit lebih hebat” daripada tanduk lainnya, tidak hanya mengucapkan kata-kata menentang Tuhan Yang Maha Tinggi, tetapi juga ia memerangi dan menaklukan umat Yang Maha Tinggi dan menaklukan mereka (Daniel 7:25). Lebih dari seribu rohaniwan yang dipanggil ke Majelis Umum di Nicea, dan hanya 318 orang yang tunduk pada keputusan-keputusan Majelis Nicea, dan mereka pun membentuk tiga faksi yang berlawanan dengan masing-masing ungkapannya yang ambigu dan kotor seperti “ homousion ” (=memiliki substansi, sifat, dan esensi yang sama dengan tiga oknum Trinitas), “Konsubstansial” (=orang Kristen yang mendukung definisi kaum Trinitas tentang Majelis Nicea tentang Yesus anak Tuhan sebagai konsubstansial dengan Tuhan Bapak), dan istilah-istilah asing lainnya yang ngawur dan aneh bagi nabi-nabi Israel, tetapi hanya bermanfaat bagi Sang Tanduk Kecil.

Kaum Kristen yang menderita penyiksaan dan mati – dibawah kaisar-kaisar Romawi penyembah berhala – karena mereka beriman pada satu Tuhan, kini dihukum atas peintah Konstantin “Kristen” dengan siksaan-siksaan yang bahkan lebih kejam karena menolak untuk memuja sang hamba Yesus.
Para sesepuh dan pendeta akidah Aria, yakni Qshishi dan Mashmshani -seperti itulah mereka disebut oleh kaum Kristen Yahudi awal – dipecat dan dibuang, kitab-kitab mereka diberangus, dan gereja-gereja mereka dirampas dan diserahkan kepada para uskup dan imam Trinitarian. Setiap karya bersejarah Gereja akan memberikan banyak informasi kepada kita tentang jasa Konstantin kepada munculnya akidah Trinitas, dan tirani kepada para penentangnya. Pasukan-pasukan kejam ditempatkan di setiap provinsi untuk membantu otoritas Gereja.

Konstantin melambangkan sebuah rejim teror dan perang yang sengit terhadap kaum unitarian (ahlutauhid), yang keberadaanya di timur berakhir selama tiga setengah abad, ketika kaum Muslim menegakkan agama Allah dan mengambil kekuasaan serta dominion atas negeri-negeri yang diinjak-injak dan dihancurkan oleh empat binatang buas.
  1. “Tanduk Yang Berbicara” dituduh telah mengubah “Hukum dan Waktu”. Ini adalah sebuah tuduhan yang sangat serius terhadap Sang Tanduk Kecil. Hujatan-hujatannya atau “kata-kata sombong menentang Yang Maha Tinggi” bisa saja mempengaruhi orang lain, tetapi mengubah Hukum Tuhan dan hari-hari serta perayaan-perayaan suci sudah pasti akan menumbangkan juga agama. Dua perintah Hukum Musa, mengenai keesaan Tuhan yang mutlak dan pelarangan yang keras membuat gambar dan patung untuk pemujaan, benar-benar dilanggar dan dicabut atas perintah Konstantin.
Memproklamirkan tiga oknum dalam Ketuhanan dan mengakui bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kekal dikandung dan dilahirkan oleh perawan Maria adalah penghinaan paling besar terhadap Hukum Tuhan dan merupakan pemberhalaan yang kotor.

Membuat patung emas atau kayu untuk pemujaan sudah cukup berat sekali, tetapi membuat makhluk hidup sebagai objek pemujaan dengan menyatakannya sebagai Tuhan, dan bahkan memuja roti dan anggur Ekaristi sebagai “tubuh dan darah Tuhan”, adalah suatu penghinaan yang sangat besar.

Lantas, bagi setiap orang Yahudi yang beriman dan bagi seorang nabi seperti Daniel, yang sejak muda menjadi pelaksana Hukum Musa yang paling taat, apa yang mungkin lebih menjijikkan daripada penggantian Paskah dengan Domba Paskah (Paschal Lamb [yakni, Kristus]) yang dimakan pada perayaan agung paskah dan pengorbanan “Domba Tuhan” diatas kayu salib, dan diatas ribuan altar setiap hari?

Penghapusan hari Sabat adalah suatu pelanggaran langsung atas perintah keempat dari sepuluh perintah Tuhan ( Ten Commandments atau Decologue ), dan kebiasaan hari minggu malah berubah-ubah karena berlawanan. Memang benar, Al-Qur'an menghapuskan hari Sabath, bukan karena hari Jum'at hari suci, melainkan karena kaum Yahudi menyalahgunakannya dengan menyatakan bahwa setelah Tuhan bekerja enam hari menciptakan alam semesta maka pada hari tujuhnya Tuhan istirahat. Sehingga Tuhan seakan-akan seorang manusia yang ditimpa kelelahan.

6.      Sang Tanduk dibolehkan untuk memerangi orang beriman sekitar tiga setengah masa (abad).

(Chaerol Riezal)

Sumber: “Menguak Misteri Muhammad” edisi khusus diterbitkan di Indonesia oleh Sahara Publishers cetakan kesebelas Mei 2006.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar