3 Juli 2012

Keringat Rasulullah Saw

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi saw biasa masuk ke rumah Ummu Sulaim, lalu tidur di ranjangnya, sementara Ummu Sulaim sendiri sedang tidak ada.

Suatu hari, beliau datang ke rumah Ummu Sulaim dan tidur di ranjangnya. Ada seseorang yang memberitahukan hal ini kepada Ummu Sulaim. “Rasulullah sedang tidur di ranjangmu, wahai Ummu Sulaim!” kata orang itu. Maka Ummu Sulaim pulang dan mendapati tempat tidurnya penuh keringat. Tidak menunggu lama, ia langsung membuka tempat pakaiannya, mengeluarkan kain dari dalamnya, lalu menyerap air keringat tersebut dan diperasnya untuk dituang di gelas.

“Apa yang kau lakukan, wahai Ummu Sulaim?” Tanya Rasulullah saw. “Kami berharap dengan keringat engkau ini keberkahan untuk anak-anak kami,” jawab Ummu Sulaim.

“Kamu akan mendapatkannya,” sahut Nabi.

Masih menurut Anas, “Rasulullah saw berkulit cerah dan keringatnya bagai butir-butir mutiara.”

Hubaib bin Abi Hardah mendapat berita dari seorang dari Bani Huraisy, bahwa ia berkata, “Saya berada di samping ayah saya ketika Rasulullah saw merajam Ma’iz bin Malik (karena berzina). Disaat beliau mengambil batu yang besar, saya merasa takut dan ngeri melihatnya. Maka saya merangkul Rasulullah saw. Ketika itulah, saya mencium keringat yang keluar dari ketiak beliau harum mewangi bagaikan parfum kasturi.” 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Suatu ketika ada seorang pria datang, ‘wahai Rasulullah, saya mau menikahkan putri saya. Mohon kiranya engkau dapat menolong saya.’

Rasulullah menjawab, “Sebenarnya aku tidak memiliki apa-apa. Tapi jika mau, kamu besok bisa datang lagi kemari dengan membawa botol yang tutupnya besar dan sebatang kayu pohon.”

Keesokan harinya pria itu datang lagi dengan membawa benda-benda yang disebutkan Nabi. Maka beliau langsung memeras keringat dari kedua lengannya, lalu dituangkan ke botol sampai penuh.

“Ambil ini dan katakan kepada putrimu, jika ia hendak memakai wewangian, cukup mencelupkan kayu ini ke botol, maka kayu itu akan membuatnya harum,” kata Nabi.

Semenjak itu, apabila putri pria tadi memakai parfum dengan kayu dari Nabi, maka penduduk Madinah mencium wangi yang semerbak darinya. Mereka lalu menamakan keluarga pria tadi sebagai “orang-orang yang harum”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar