“Perang” apabila mendengar kata tersebut,
terlintas dibenak kita sungguh sangat mengerikan, dan kekejamannya pun sungguh
luar biasa. Perang tak asing lagi bagi umat manusia sedunia. Perang takkan
berhenti sampai seluruh manusia dimuka Bumi ini betul-betul lenyap. Musuh
terbesar kita adalah diri kita sendiri yaitu Hawa Nafsu. Tanpa disadari hawa
nafsu lah yang mengendalikan dan menguasai manusia itu sendiri. Hawa nafsu pula
yang mengubah kemenangan menjadi kekalahan bahkan hawa nafsu pun bisa mengubah
Dunia ini menjadi Gelolak Sebuah Perang.
Perang telah ada hampir sejak
awal keberadaan umat manusia itu sendiri. Kebutuhan ekonomi dan politik yang
saling bersaing telah menggiring manusia untuk mengangkat senjata melawan satu
sama lain. Senjata dan tentara telah berkembang berdampingan, sehingga perang
telah tumbuh semakin dahsyat dan merusak di seluruh dunia.
Namun, sampai abad ke-20, perang
masih berbentuk "perang garis depan", di mana para serdadu dari kedua
belah pihak bertemu di kedua sisi medan perang dan pertempuran hanya
berlangsung di sekitar medan ini. Dalam bentrokan ini, hanya serdadu sajalah
yang terbunuh.
Tetapi di abad ke-20, sejenis
perang baru telah lahir, perang yang sasarannya tidak hanya para serdadu, namun
juga rakyat banyak. Akibat perang seperti itu dirasakan tidak hanya di beberapa
negara saja, namun cenderung telah menyeret seluruh dunia ke dalam mulut
menganga yang mengerikan.
Sepanjang sejarah umat manusia,
perang telah menimbulkan korban dan penderitaan yang hebat pada masyarakat.
Sejumlah Nabi yang diutus kepada manusia sebagai utusan Allah telah
memperingatkan mereka akan malapetaka dan kekisruhan ini.
Dan (Kami telah
mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syu'aib, maka ia berkata,
"Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan
jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan." (QS Al-Ankabut:
36)
Melalui suara nabi mereka,
bangsa Israel berjanji kepada Allah untuk tidak menumpahkan darah:
Dan (ingatlah),
ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan
darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu
sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya)
sedang kamu mempersaksikannya. (QS Al-Baqarah: 84)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar