7 Juni 2012

Kenapa Harus Berjilbab?


Oleh Chaerol Riezal


“Kenapa harus pake jilbab?”

Ini adalah pertanyaan yang sering saya tanyakan kepada perempuan yang pernah saya jumpai  selama ini, dan belum bisa mereka jawab dengan sempurna mengenai jilbab. Beberapa dari kawan cewek saya di kampus yang saya tanyakan, di antaranya mereka mengatakan: “sejak dulu saya kurang perhatian kepada jilbab dan setelah merasa beranjak dewasa, saya lebih sering memakai jilbab kemana pun saya pergi, dan itu merupakan identitas seorang wanita muslim (Islam)” itu kata Zahara Wanda. Di samping itu ada juga yang mengatakan, “bila seorang perempuan memakai jilbab, ketika dia hendak pergi ke pasar atau tempat umum, maka tidak banyak laki-laki dan orang-orang yang ingin menggoda dia karena  perempuan itu telah menutup auratnya  oleh jilbab”, ungkap kawan saya Zahara Ulfa. Bukan hanya perempuan saja yang saya tanyakan, tapi kepada laki-laki juag ada, salah satunya Rizal Saivana, menurut dia: “terkadang seseorang wanita ketika memakai jilbab maka akan lebih nampak kecantikannya daripada tidak memakai jilbab karena apabila perempuan telah memakai telah menutup seluruh auratnya, sungguh laki-laki berkata itulah wanita muslim yang sesungguhnya.” Lebih kurang beginilah ungkap kawan saya.
Sebagian lagi ada yang mengatakan mengenai jilbab ini adalah. Zal, Saya lebih cantik kalau nggak pakek jilbab. Sebagian lagi mengatakan, saya lebih cantik pake jilbab Zal ketimbang enggak pake. Tapi tentu bagi saya sendiri bukan itu alasan perempuan pake jilbab. Karena kalau ingin sekedar dibilang lebih cantik, saran saya kepada perempuan lebih baik memilih pergi ke salon ketimbang berjilbab. Yea kan?
Memang saya menulis ini, saya bukan orang yang lihai dalam bidang ilmu Agama Islam yang kuat, seperti teman-teman saya cewek yang lain yang memakai jilbab. Pun saya juga bukan terlahir dari keluarga yang punya dasar iman yang kuat. Saya masih tertatih-tatih soal praktek beragama. Bahkan terus terang saya katakan, saya punya teman cewek yang sampai sekarang masih suka merasa ‘ribet’ kalo kemana-mana harus pake jilbab. Hobi dia dari dulu pake kaos dan celana pendek, dan masih terus berlanjut sampai sekarang. Dan terkadang, dia masih pengin keluar pake celana pendek saja.
Jujur saya nggak hapal ayat Al-Qur’an atau Hadist tentang perintah memakai jilbab. Pernah saya suruh baca kepada teman saya itu, tapi hanya lewat sekilas mata saja. Dulu, dia memutuskan berjilbab karena liat temen SMA nya yang pake jilbab. Namanya Agus Suci. Saya lupa dulu alasan dia berjilbab apa. Tapi yang saya ingat, dia memutuskan berjilbab setelah berdiskusi dengan teman cewek lainya itu tentang Sholat. Waktu itu, sholat dia masih bolong-bolong (parah) katanya.  Saya juga begitu, akibat kelalean. Heheheheh.....
“Kenapa kamu kadang nggak sholat?” Tanya saya pada dia waktu itu, di sebuah istirahat siang entah kapan.
“Nggak tahu, males aja.” Jawabannya seenaknya.
“Kenapa bisa males sholat?” Tanya teman saya heran.
Dan dia diam. Tidak tahu jawabannya.
Sejak hari itu, dia mulai sering bertanya soal sholat, cara baca Al Qur’an, jilbab dan banyak hal tentang agama Islam. Dan hasilnya, dia memutuskan berjilbab saat masuk kuliah.
Selama berjilbab, dia perlahan-lahan menemukan jawaban, kenapa “Aku” sebagai seorang perempuan beragama Islam, harus memakai jilbab?
Pertama, dia merasa lebih ‘terhormat’ dan lebih ‘dihargai’ sebagai perempuan, ketika memakai jilbab.  Buktinya sederhana saja, jumlah pria nggak jelas yang sering godain dia kalau ketemu di jalan semakin berkurang setelah dia memakai jilbab. Paling-paling kalo godain, mereka cuma berani bilang ‘Assalamu’alaikum’ (yang langsung dia jawab ‘Wa’alaikumsalam’ dengan pelan atau dalam hati saja). Jilbab menjaga perempuan muslimah.

Kedua, jilbab ‘membatasi’ dia untuk melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama Islam, seperti: memaki, mengucapkan kata kotor, tidak puasa saat Ramadhan, nggak sholat, berbohong, dsb. Meskipun sampai sekarang saya dan dia juga belum begitu sempurna menjalankan itu semua, tapi paling tidak saya sudah memberi saran dan dia lebih ‘tahu diri’ karena pake jilbab. Beberapa minggu yang lalu dia menghubungi saya dan mengatakan, Rasanya kok malu kalau saya, seorang perempuan berjilbab, tiba-tiba mengucapkan kata kotor di depan umum. Sekali lagi sikap saya memang belum sempurna saat ini jal, terima kasih atas saran yang kamu berikan. Terakhir dia bilang, tapi jilbab mengajari saya untuk jadi lebih sempurna jal. Jilbab menyempurnakan sikap, kepribadian, dan ibadah kita.

Ketiga, dia tahu ibu dia senang dan bangga melihat saya berjilbab. Dan dia senang jika ibu saya senang. Itu saja.
Dan yang terakhir, tadi pagi dia SMS saya:  Bapak Dosen saya bercerita tentang aturan jilbab. Bahwa berjilbab adalah kewajiban setiap muslimah di seluruh dunia. Dan bahwa berjilbab itu baik adanya.
Kata beliau, seseorang dari dunia Barat pernah ada yang heran dan bertanya ,”kenapa perempuan muslim harus berjilbab?” Seorang ulama menjawab pertanyaan itu dengan sebuah analogi.  Dilemparkannya dua lolipop ke tanah, di hadapan orang itu. Satu lolipop ia buka bungkusnya, sementara satu lagi masih terbungkus dengan rapi.  Kemudian sang ulama bertanya,” Mana yang akan kamu ambil?”
Orang tersebut mengambil satu lolipop yang masih terbungkus rapi. Lantas sang ulama berujar dengan bijak, “Begitulah seorang muslimah yang berjilbab.”
Cerita itu entah kenapa membuat saya tersenyum, dan lebih bersyukur. Paling tidak, Saya melihat teman cewek saya itu masih ‘terbungkus’ rapi. Dan saya yakin, hanya orang baik yang akan ‘mengambil’ dia nanti jika tiba saatnya.
So,,, buat semua sahabat-sahabatku cewek yang muslimah, kenapa masih ragu untuk berjilbab sayang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar