Perang Dunia I adalah hasil dari seperangkat pola
pikir yang menganggap perkelahian dan pertumpahan darah sebagai hukum alam yang
penting. Bahkan setelah perang berakhir, pandangan ini masih tetap hidup.
Karena tidak mati, pemikiran ini terus menanamkan benih perang yang bahkan
lebih besar dan lebih mengerikan. Jerman merupakan pusat ancaman besar ini.
Benih-Benih
Perang Baru
Perjanjian Versailles yang mengakhiri Perang Dunia I
menjatuhkan kepada Jerman beban keuangan yang sangat berat sebagai ganti rugi.
Walaupun bangsa ini berjuang untuk memulihkan diri dari akibat perang, mereka
jatuh ke dalam krisis ekonomi yang parah. Kelompok-kelompok politik yang
bersaing bertikai di jalanan. Di tengah suasana yang kacau ini, sebuah gerakan
politik yang fanatik mulai muncul. Ini adalah Partai Nazi yang dipimpin oleh
Adolf Hitler.
Paham Nazi tidak lain merupakan penafsiran dari
Darwinisme Sosial. Hitler telah menggunakan pandangan “pertarungan ras untuk
bertahan hidup” yang merupakan dasar teori Darwin. Menurut Hitler, ras Aria
bangsa Jerman berada di puncak tangga evolusi dan mereka berhak memimpin ras
yang lain. Agar pandangan ini menjadi kenyataan, mereka butuh perang yang lain
lagi, yaitu perang yang akan membuat Jerman menjadi penguasa di seantero dunia.
Para pemimpin yang kejam dan berambisi memimpin gerakan ini. Keadaan para
pemimpin ini dijelaskan sebagai berikut di dalam Al Quran:
“Dan apabila ia berpaling (dari mukamu), ia berjalan
di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. (QS. Al Baqarah, 2:205)
Pendudukan
dan Perang
Paham Nazi memulai sebuah perang dunia baru pada tahun
1939. Bala tentara Nazi menduduki Polandia melalui serangan mendadak. Jerman
membuat Polandia bertekuk lutut hanya dalam tiga minggu. Ibukota Polandia,
Warsawa, dijatuhi bom dengan tanpa ampun dan banyak rakyat sipil tewas. Seluruh
dunia terhimpit dalam ketakutan, sambil menanti untuk melihat apakah sasaran
yang berikutnya.
Dewan Jenderal Jerman sedang membuat rencana serangan
yang baru. Sementara itu, bentuk kekuasaan mutlak lainnya mengambil langkah pertama
memasuki perang: Uni Soviet yang diperintah oleh diktator yang banyak
menumpahkan darah, Stalin. Stalin dan Hitler menandatangani perjanjian tidak
saling menyerang pada Agustus 1939. Mereka mencapai kesepakatan untuk membagi
Polandia, namun ini tidak memuaskan Stalin. Dengan serangan yang tiba-tiba,
Tentara Merah menyerbu negara-negara Baltik yaitu Latvia, Estonia, dan
Lithuania. Kemudian mereka bergerak menuju utara dan menduduki Finlandia.
Serangan ini menyebabkan tewasnya lebih dari seperempat juta manusia.
Dengan serangan yang dilancarkan pada bulan April
1940, pasukan Hitler menduduki Denmark, Norwegia, Belgia, dan Belanda. Tentara
Jerman memasuki Prancis melalui Belgia pada bulan Mei 1940. Puluhan ribu rakyat
sipil mulai mengungsi untuk menyelamatkan diri dari ancaman kekerasan Nazi.
Pada tanggal 13 Juni, tentara Jerman berbaris memasuki jalan-jalan di kota
Paris. Hitler bergambar untuk para juru foto di depan Menara Eiffel.
Dalam bulan-bulan berikutnya, Jerman melanjutkan
perang dengan menyerbu Bulgaria, Yugoslavia, dan Yunani. Seantero Eropa
dihancurkan oleh sepatu lars Hitler. Rencana pendudukan Jerman yang terbesar
adalah melawan bekas sekutunya, Rusia. Rencana ini, yang diberi nama sandi
Operasi Barbarossa, dimulai dengan sebuah serangan mendadak pada tanggal 22
Juni, 1941.
Tentara Jerman bergerak dengan cepat dan dalam 12
minggu, mereka telah menyerbu Kiev. Satu bulan kemudian, mereka sampai di
pinggiran Moskow. Tiga tahun berikutnya menjadi saksi meletusnya perang
mengerikan antara Jerman Nazi dengan Uni Soviet. Pertikaian ini, yang menjadi
perang paling berdarah di sepanjang sejarah, membuat lebih dari 30 juta nyawa
melayang.
Kedua pihak yang bertikai dalam perang ini, Paham Nazi
dan Komunis, melakukan kejahatan yang mengerikan terhadap umat manusia. Paham
yang bertempur dalam perang ini mencoba mewujudkan harapan dan rencananya
sendiri, walaupun mereka tidak punya alasan moral ataupun kemanusiaan. Untuk
mencapai tujuan, mereka membenarkan pembantaian berjuta manusia. Mendukung
kekejaman yang tidak mengenal batas seperti itu dilarang keras dalam Al Quran:
“Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang
melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan
perbaikan”. (QS. Asy Syu’araa’, 26:151-152)
Kekejaman
Nazi
Perang Dunia II lebih dari sekadar perang. Perang ini
juga sebuah upaya menyeluruh untuk melakukan pembantaian dan pemusnahan bangsa.
Dimulainya perang ini didasarkan pada kebijakan “ruang hidup” rasis Hitler.
Hitler menyatakan bahwa wilayah Jerman saat itu tidak cukup lagi bagi bangsa
Jerman dan bahwa ras Aria tengah terhimpit di wilayah ini. Dia kemudian
berpendapat bahwa mereka harus menduduki negara-negara Eropa Timur dan
menjadikan wilayah tersebut Lebensraum, atau “ruang hidup,” bagi rakyat Jerman.
Puluhan juta orang yang sudah mendiami wilayah ini menghadapi pembantaian
kejam.
Tentara Nazi melakukan pembantaian besar-besaran di
setiap wilayah yang mereka duduki di Eropa Timur. Terutama sekali, mereka
melakukan tindakan tanpa kenal ampun terhadap bangsa Yahudi, Gipsi, Polandia,
dan Slavia, kelompok yang mereka anggap lebih rendah daripada mereka. (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar