5 Desember 2013

Kuliah Perdana


Kuliah perdana bagi seorang mahasiswa baru boleh dikatakan sebuah babak baru dalam kehidupan akademiknya. Perkuliahan itu juga dapat diartikan sebagai hal yang esensi dalam mengikuti perkuliahan selanjutnya. Tak jarang momen ini sangat dinantikan, tetapi tak jarang pula sangat dibenci para calon intelektual yang belajar di kampus itu.

Mereka yang menantikan masa itu karena menganggap kuliah perdana itu adalah start awal menggeluti disiplin ilmu yang akan diterima. Secara tidak langsung pada masa itu mereka dibantu meletakkan dasar-dasar keilmiahan yang akan ditempuh. Pengenalan dosen, silabus perkuliahan, dan alur perkuliahan secara sistematis. Pengenalan semua itu akan berdampak demi keberhasilan studi mahasiswa itu. Namun, mereka yang membenci kuliah perdana itu adalah orang-orang yang tidak memiliki dasar pijakan yang kuat. Tidak bisa menentukan target yang diharapkan.

Sejalan dengan di atas, hal yang membuat kebencian itu disebabkan faktor fundamnetal, yakni faktor dosen. Ada anggapan mahasiswa bahwa dosen sebagai “mandor” dan mahasiswa sebagai “kuli”. Anggapan itulah yang membuat kekeliruan dan meyesatkan mahasiswa itu sendiri. Dalam proses perkuliahan, dosen dianggap sebagai kepala dan akan membawahi sang mahasiswa sebagai bawahannya. Padahal sesungguhnya peranan dosen hanyalah sebagai pengampu/pembimbing mahasiswa. Bukan berarti semua kegiatan mahasiswa akan dimotori oleh dosen, melainkan mengarahkan si mahasiswa.


Selain itu, dosen-dosen yang bersifat wajah “seram” pada saat tatap muka pertama akan menimbulkan image ketakutan bagi mahasiswa itu. Apalagi ditambah dengan tugas-tugas yang langsung diberikan kepada sang mahasiswa. Secara spontan wajah gembira berubah berkerut seperti jeruk purut. Anggapan itu juga sebuah kekeliruan.

Kebanyakan mahasiswa baru di zaman ini memiliki kekeliruan terhadap istilah kuliah perdana. Mereka saat ini memang lebih menganggap kuliah perdana sebagai ajang “penambahan relasi baru”. Di sini dunia mereka semakin luas. Bertemu dengan teman baru. Dari belahan Indonesia Timur sampai belahan Barat, dari Sabang sampai Merauke.


Ketika pemahaman kuliah perdana itu disalahartikan, tidak heran calon-calon intelek itu akan kehilangan semangat. Mereka akan berpikir bahwa kuliah itu hanyalah tempat berkumpul bersama teman, bercerita, dan saling bertukar pengalaman. Semua itu akan berdampak bagi cepat lambatnya kelulusan mahasiswa itu sendiri.

Dengan demikian, bagi mahasiswa-mahasiswa baru, pasanglah target yang kuat. Tanpa target maka proses perkuliahan hanyalah sebatas pertemuan biasa yang tidak ada arti. Bulatkan tekat bahwa menjadi mahasiswa harus menghasilkan penemuan-penemuan terbaru. Sikap seperti itu bila tertanam kuat kelak menghasilkan buah yang manis. Demikianlah makna dari kuliah perdana itu bagi mahasiswa yang sudah memiliki target. Tanpa target yang jelas maka sia-sialah kuliah perdana itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar