Semakin usia kita
panjang, semakin panjang pula catatan pengalaman hudup kita. Bagi mereka yang
mau memetik pelajaran dari pengalamannya, maka pengalaman jadi kekayaan yang
unik baginya. Usia pula yang membawanya pada kebijakan. Sementara bagi mereka
yang bersikap
acuk tak acuh, pengalaman tak lebih dari goresan di atas pasir pantai. Usia tak
menjamin apa-apa selain ketuaan baginya.
Meski kita sama-sama dianungi oleh
langit yang sama, meski kita sama-sama diterangi oleh cahaya matahari yang
sama, meski kita sama-sama digelapi oleh malam yang sama, namun kita tak pernah
sama dalam mencerap semua itu. Kita melihat cakrawala dari ketinggian yang
berbeda. Kita melangkah di jalan setapak dengan bobot yang berbeda.
Kita mengisi ruang dan waktu ini
dengan besar tubuh yang berbeda pula. Maka, meski kita lahir di bumi yang satu,
namun kita hidup di dunia yang berbeda-beda. Kita mempunyai sidik dunia pikiran
yang tak sama bagi setiap orang. Keunikan atau perbedaan itu takkn banyak
berarti bila tak menjadi kekayaan bagi kita. Dan, kekayaan itu tak banyak
bermakna bila tak membuat diri kita semakin bijak bestari.
Kita
datang ke dunia ini sendiri, dan sendiri pula
kita
meninggalkannya. Di antara pintu masuk dan pintu
keluar,
kita menghabiskan waktu kita untuk
mencari
persahabatan.
Oleh:
Chaerol Riezal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar