8 September 2012

Masa Lalu

Dalam banya konsultasi, seringkali orang mempertanyakan tentang masa lalunya. Ternyata, seringkali masa lalu itu teramat berpengaruh terhadap diri seseorang, terhadap kejiwaan, yang akhirnya berimbas kepada masa depannya.

Sebenarnya, masa lalu itu ada dua macam, pertama adalah masa lalu yang indah, yang lurus-lurus saja, yang tanpa gejolak. Sedangkan yang lainnya adalah masa lalu yang penuh ketidak harmonisan, yang bahkan terkadang kelam. Biasanya, masa lalu yang indah lebih dapat membuat seseorang lebih nyaman dan lebih stabil dalam menepaki masa depanya. Sedangkan masa lalu yang kurang baik seringkali membuat seseorang sulit untuk melangkah dan memperbaiki masa depannya.

Sering saya mencermati konsultasi-konsultasi di berbagai media dan banyak juga yang berkonsultasi tentang masa lalunya. Seringkali seseorang merasa tidak pantas untuk meniti jalan kebaikan, apa lagi kemudian masuk ke dalam arena dakwah. Kalaulah masuk, ia hanya akan berdakwah untuk dirinya sendiri, dan akan jalan di tempat saja, karena merasa tak layak untuk menyerukan kebaikan kepada orang lain. Terlalu naif, katanya. Kalaulah demikian, maka seseorang yang mempunyai masa lalu yang kurang menggembirakan, bisa jadi yang tidak lebih baik, karena merasa tidak layak di arena kebaikan, atau ia akan jalan di tempat dengan hanya memperbaiki dirinya saja, karena merasa tidak layak untuk memperbaii orang lain.

Kalau kita mencermati seks komersial, mengapa samapi ia terjerumus ke dalam lembah yang nista itu? Adalah karena masa lalunya. Kalau tidak percaya, cobalah membaca file-file pengakuan mereka. Seringkali mereka menerjuni profesi itu karena pernah di perkosa orang atau karena di sakiti laki-laki dan sebagainya. Lalu karena merasa dirinya kotor, sekalian saja masuk ke lembah hina. Padahal kalau mereka mau berpikirr, diperkosa bukanlah perbuatan dari sebuah kesalahan. Tapi nyatanya tetap saja masa lalu akan sulit untuk dilupakan dan menjadi beban kehidupan.

Sebenarnya, ketika seseorang masih mempunyai misi hidup, masih punya rasa optimisme. Maka sebenarnya masa lalu itu dapat di siasati. Kerenanya ada beberapa hal yang saya sarankan bagi orang yang mempunyai masa lalu yang kurang menggembirakan.

Pertama, Bersikap Optimis.
Mengapa kita harus mengesampingkan sikap optimis dan harus memilih sikap pesimis, jika ada sikap optimis semestinya kita harus mengambil sikap optimis saja bukan?. Sikap optimis akan dapat mengeluarkan seseorang dari beban. Sikap optimis juga akan lebih menunjukan seseorang pada arah ke depan. Sedangkan sikap pesimis, hanya akan membuat seseorang melihat ke belakang, bukan berarti dalam hal melupakan Sejarah. Apakah kita akan hidup ke belakang atau ke depan?. Jika kehidupan ini akan berjalan ke depan, sudahlah, jadikan saat ini juga start untuk menuju ke depan. Jangan terlalu melihat ke belakang, jika ternyata melihat ke belakang itu hanya melemahkan mental kita. Jangan melihat ke belakang, jika ternyata melihat ke belakang itu hanya akan menjadikan kita lebih menderita, semakin tidak maju dan semakin pesimis. Terlalu melihat ke belakang itu bukan berarti kita harus melupakan pewaris peradaban yang telah menggoreskan sebuah catatan kebanggaan di lembah sejarah manusia. Mulai saat ini pandanglah ke depan. Dan tersenyumlah bahwa anda akan dapat meraih masa depan. Dan yakinlah bahwa ALLAH S.W.T. akan selalu bersama orang yang optimis, akan menolong orang yang optimis. ALLAH melarang kita untuk bersikap putus asa, karena sebenarnya berputus asa dari Rahmat Allah itu hanya sifat kaum yang kafir.

Kedua, Allah Maha Pengampun.
Jika kita menganggap Allah tidak mungkin mengampuni kita, alangkah sombongnya kita. Allah itu Maha Pengampun, yang kebaikannya tak mungkn bisa terbayangkan, yang menurut kita tak mungkin, tapi menurut Allah mungkin. Allah akan mengampuni kita, jikalau kita bersungguh-sungguh, jikalau kita mau mengubah diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Allah Maha Pengampun, yang kalau manusia tidak akan mengampuni, maka Allah mempunyai samudera harapan bahwa seseorang akan diampuninya walaupun berapa jua dosanya, asalkan kita mau bersungguh-sungguh bertaubat dan memperbaiki diri.

Ketiga, Bukalah Mata.
Sekarang marilah kita bandingkan dengan Umar Bin Khattab yang bahkan pernah mengubur anaknya hidup-hidup karena malu, atau budak Hindun yang membunuh paman Nabi, Hamzah lalu membedah dan mengambil jantungnya. Akan tetapi akhirnya mereka menjadi orang-orang muslim terbaik yang mendarmakan dirinya bagi Islam. Toh masa lalu mereka bahkan dapat dijadikan spirit untuk membangun sebuah perubahan. Atau yang lebih dekat, barangkali Anton Medan atau Johni Indo, seorang preman dan perampok kelas kakap alias mafia yang akhirnya bertaubat dan mengawali kembali hidupnya dalam naungan Islam. Atau lagi Gito Rolis yang meninggalkan dunia yang penuh dengan hura-hura, minuman, dan wanita, kemudian menjadi dunia dakwah. Atau juga saat ini yang lebih ngetren Ustad Jeffry Al-Bukary, seorang pemabok dan penjudi tapi berubah menjadi seorang ustads penceramah dan pendakwah Islam bagi kalangan suku Jawa. Mereka bisa menjadi lebih yang bahkan aktifitasnya menjadi lebih hebat dari banyak orang yang dikarunia dengan masa lalu yang lebih baik.

Kesimpulannya, memang tidak ada alalsan untuk tidak menjadi lebih baik, jadikan itu spirit untuk melangkah ke depan yang lebih baik. Percayalah meski tidak ada siapa-siapa tapi masih ada ALLAH SWT, dzat yang Maha Pengampun, Pengasih, lagi Penyayang. Bangun keyakinan ini dalam diri kita dan mulailah untuk memperbaiki diri saat ini juga dan yakinlah bahwa masa depan itu hanya menjadi milik orang yang berani mengadakan perubahan bagi dirinya untuk menjadi yang lebih baik atau yang terbaik.

Semoga Allah selalu memberikan kekuatan untuk meniti kehidupan yang lebih baik ini.
Amin. . . . . . . . !

Oleh : Chaerol Riezal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar