Kisah ini terjadi ketika Nabi
dan pasukannya sedang memerangi suatu suku Badui yang memusuhi kaum muslimin di
Madinah.
Di sebuah padang pasir, karena
persediaan minuman hampir habis, Nabi mengutus dua sahabat, yaitu Ali Bin Abi
Thalib dan Imran, untuk mencari sumber air.
Di tengah jalan keduanya bertemu
seorang wanita penduduk setempat yang sedang menunggang unta dan membawa dua
kantung air. Wanita tersebut memberi tahu bahwa air itu diperoleh pada jarak
sehari-semalam perjalanan naik unta. Karena kaum pria dalam sukunya sedang
pergi, wanita itu harus pergi sendiri.
Ali dan Imran mengajak wanita
tersebut ikut mereka. Wanita itu menanyakan tujuan mereka. Mereka menjawab
bahwa mereka akan mengajaknya menemui Nabi Saw.
Wanita itu menukas, "Bukankah
dia disebut-sebut pengkhianat agama leluhurnya?"
Ali dan Imran berjanji akan
memperkenalkan kepada Nabi Saw dan setelah mengetahui boleh
berkomentar. Sampai di tempat Nabi, keduanya menceritakan perihal wanita
itu kepada Nabi. Nabi Saw meminta wanita tersebut turun dari Unta dan meminjam
kantong airnya.
Cukup Untuk Semuanya
Setelah mendapat izin dari si
wanita, Nabi mengambil sejumlah air dari kantong wanita tersebut dan
memasukkannya ke dalam kantong air milik beliau. Beliau lalu mengambil sejumlah
air dari kantong kemudian mengembalikannya ke kantong air si wanita. Kemudian
mengikat erat bagian atas kantong itu.
Para sahabat, yang memerlukan
air, antre menadahkan kantong airnya dari kantong milik wanita tadi. Mereka
dapat memuaskan dahaga mereka dan juga memberi minum unta mereka.
Walaupun telah digunakan untuk
keperluan itu semua, kantong air wanita itu tampak tidak berubah, bahkan lebih
penuh daripada sebelumnya. Semua itu terjadi sementara wanita tadi ikut
menyaksikannya.
Lantas Nabi meminta para sahabat
agar memberikan sesuatu kepada wanita itu sebagai ucapan terima kasih. Para
sahabat mengumpulkan kurma, gandum, dan hasil pertanian lainnya, lalu
mengikatnya dalam sebuah kantong. Beberapa sahabat lalu membantu wanita itu
naik ke punggung unta dan menata muatan yang berisi hasil pertanian itu.
Nabi berkata kepada wanita tadi,
"Engkau telah melihat, kami tidak mengurangi airnu, tetapi Allah telah
membuat kami minum sepuas-puasnya dengan air itu."
Balasan Atas Sebuah Kebaikan
Ketika sampai di rumah, wanita
itu menyebutkan alasan keterlambatannya, "Betapa menakjubkan! Di
perjalanan tadi dua orang lelaki mengajakku menemui orang yang disebut-sebut
sebagai pengkhianat agama leluhurnya..." Lalu wanita tersebut menceritakan
seluruh kejadian itu dan mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat
melakukan perbuatan penuh mukjizat seperti itu, jelaslah bahwa dia benar-benar
seorang nabiyullah.
Setelah kejadian tersebut, kaum
muslimin berhasil mengusir kaum musyrikin yang tinggal di sekitar desa wanita itu,
tetapi mereka tidak mengusik suku wanita tadi.
Penduduk desa itu heran, dan
wanita itu akhirnya menjelaskan bahwa kebaikan Nabi Saw itu dikarenakan dia
pernah menolong Nabi dan para sahabatnya dengan meminjamkan kantong airnya.
"Tidakkah kau lihat betapa
baiknya Islam itu?" katanya.
Serentak seluruh suku wanita
tadi menjawab dakwah Nabi dengan masuk Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar