Kemudian apa yang dilakukan Nabi Isa terhadap syariat qisas cersebut?
Yang jelas, tindakan yang dilakukkan oleh Nabi Isa murni dari ilham yang
didapatnya dari Allah SWT. Nabi Isa mengem-balikan kaum kepada tujuan asli dari
syariat. Nabi Isa mengembalikan mereka kepada hikmah syariat yang asli. Nabi
Isa mengembalikan mereka kepada cinta. Nabi Isa tidak mengatakan sesuatu pun
kepada orang yang memukul pipi sebelah kanannya. Nabi Isa tidak berusaha untuk
memukul pipi sebelah kanannya.
Al-Masih justru akan membalikkan
pipi sebelah kirinya. Inilah syariat Nabi Isa yang tidak berbeda sedikit pun
dengan syariat Nabi Musa. Ia merupakan kedalaman yang mengagumkan dari
kedalaman syariat Nabi Musa. Nabi Isa ingin menetapkan kepada kaum di
sekelilinginya tentang sesuatu yang penting. Nabi Isa ingin memberitahu mereka
bahwa syariat bukan mengajari kalian untuk meletakkan dendam pada diri kalian
lalu kalian memukul lawan kalian. Syariat yang hakiki adalah, hendaklah kalian
menebar kasih sayang, pemaaf, dan cinta.
Terdapat banyak binatang-binatang buas di hutan. Binatang-binatang itu
mencintai diri mereka sendiri. Mereka bermusuhan dan saling membunuh demi
makanan dan minuman. Mereka memberikan makan kepada anak-anaknya. Perbedaan
antara manu-sia dan binatang adalah perbedaan pada tingkat cinta. Hewan tidak
akan mampu melampui derajat cintanya kepada makhluk yang lain. Atau dengan kata
lain, hewan tidak dapat membagi cintanya kepada jenis yang lain. Sedangkan
manusia mampu melakukan hal itu. Di situlah manusia mampu dapat mencapai
kemuliaannya dan kemanusiaannya. Al-Masih memberitahu kaumnya bahwa manusia
tidak akan menjadi manusia sempurna kecuali setelah ia mencintai orang lain
sebagaimana ia mendntai dirinya sendiri.
"Aku mendengar bahwa dikatakan, hendaklah engkau mencintai orang
yang dekat denganmu dan membenci musuhmu, sedangkan aku berkata kepada kalian,
cintailah musuh kalian dan doakanlah orang yang melaknati kalian. Berbuat
baiklah kepada pembenci kalian dan salatlah untuk orang-orang berbuat buruk
kepada kalian." (Injil Mata).
Dakwah Nabi Isa datang dan menghapus syariat Nabi Musa dalam bentuk
eksternal. Jika kita berusaha membandingkan dua syariat tersebut dalam bentuk
yang sederhana, maka pada hakikat-nya dakwah Nabi Isa bertujuan untuk menghapus
bid'ah yang dilakukan oleh kaum Farisiun dan Shaduqiun terhadap syariat Nabi
Musa dan menunjukkan hakikat syariat ini dan tujuan-tujuannya yang tinggi. Di
tengah-tengah masa materialisme yang sangat luar biasa dan dunia dipenuhi
dengan penyembahan terhadap emas dan tersebarnya berbagai macam kejahatan,
munculah dakwah al-Masih sebagai reaksi ideal yang menunjukkan ketinggian dan
kesucian. Al-Masih mengetahui bahwa ia mengajak manusia untuk menciptakan
perilaku ideal dalam kehidupan; Al-Masih menyadari bahwa dakwahnya penuh dengan
idealisme tetapi idealisme ini sendiri pada saat yang sama merupakan solusi
satu-satunya untuk mengobati kehidupan dari kesengsaraan dan penyakit-penyakit
menular; Al-Masih mengetahui bahwa tidak semua manusia tidak mampu untuk
mencapai puncak yang diisyaratkannya. Tetapi paling tidak, hendaklah setiap
orang berusaha sedikit mendaki sehingga ia selamat.
Dakwah Nabi Isa terdiri dari kesudan yang mengagumkan; dakwah Nabi Isa
bertujuan untuk menyelamatkan ruh atau dakwah yang dapat dianggap sebagai pedoman
perilaku individu, bukan suatu system perincian-perincian tersebut dan hanya
memfokuskan kepada sumber utama, yaitu ruh. Isa ingin raenghidupkan ruhani
manusia dan membimbingnya untuk mencapai cahaya Sang Pencipta. Oleh karena itu,
Isa datang dengan didukung oleh ruhul kudus. Ruhul kudus adalah Jibril. Kita
tidak mengetahui bagaimana Allah SWT memperkuat Isa dengan Ruh Kudus: apakah
Jibril menemaninya dan menyertainya sepanjang pengutusannya? Jibril turun
kepada nabi untuk menyampaikan risalah atau membawa mukjizat atau justru
mendatangkan hukuman atas kaumnya, tetapi ia tidak bersama mereka sepanjang
waktu. Oleh karena itu, apakah memang Jibril menemani Isa sehingga beliau
diangkat ke langit?
Hampir saja hati menjadi tenang dengan tafsiran ini karena dalam
kehidupan Nabi Isa terdapat sisi-sisi malaikat di mana beliau mempunyai
kemampuan yang luar biasa yang berupa mukjizat-mukjizat. Bahkan kemampuan
beliau sampai pada batas menghidupkan orang-orang mati dengan izin Allah SWT.
Begitu juga, beliau memiliki kemampuan yang luar biasa di mana beliau dengan
hanya meniupkan pada suatu tanah, maka tanah itu terbentuk menjadi burung dan
ia terbang dengan izin Allah SWT. Selain itu, Nabi Isa sama sekali tidak
mendekati wanita sepanjang hidupnya sehingga beliau diangkat oleh Allah SWT.
Beliau tidak menikah. Ini juga sifat malaikat di mana kita saksikan bahwa
sebagian para nabi yang diutus oleh Allah SWT dan memiliki beberapa wanita
bahkan kitab-kitab Yahudi menyebutkan bahwa jumlah istri-istri nabi mereka
Sulaiman misalnya, mencapai seribu wanita.
Isa hidup dalam keadaan tenggelam dalam ibadah seperti anak dari
bibinya, yaitu Yahya. Jika Yahya khusuk beribadah dan tinggal di gunung dan
gurun bahkan dia menginap di gua, maka hal itu adalah hal yang alami baginya,
sedangkan Isa hidup justru di tengah-tengah masyarakat kota. Persoalannya
adalah, bukan hanya Isa tidak terkait hubungan dengan seorang wanita dan bukan
hanya mukjizat-mukjizat yang diperolehnya yang luar biasa yang berhubungan
dengan ruh, tetapi yang lebih dari itu adalah, bahwa beliau didukung oleh ruhul
kudus sepanjang masa dakwahnya. Tentu itu adalah nikmat yang tak seorang pun
dari para nabi sebelumnya diberi. Allah SWT berfirman:
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: 'Hai Isa putra Maryam,
ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu
dengan roh kudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam
buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis,
hikmah, Taurat, dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari
tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup
padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan
(ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu
dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu
mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan
(ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh
kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata,
lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: 'Ini tidak lain hanya sehir
yang nyata.' Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang
setia: 'Berimanlah kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.' Mereka nienjawab: 'Kami
telah beiiman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).'" (QS. al-Maidah: 110-111)
Ayat-ayat tersebut menyebutkan lima mukjizat Nabi Isa. Pertama, bahwa
beliau mampu berbicara dengan manusia saat beliau masih di buaian. Kedua,
beliau diajari Taurat dan Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa telah
tersembunyi dan telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh orang-orang
cerdik dari kaum Yahudi. Ketiga, beliau membentuk tanah seperti burung kemudian
meniupkannya lalu tanah itu menjadi burung. Keempat, beliau mampu menghidupkan
orang-orang yang mati. Kelima, beliau mampu menyembuhkan orang yang buta dan
orang yang belang. Terdapat mukjizat yang keenam yang disebutkan dalam
Al-Qur'an al-Karim:
"(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: 'Hai Isa putra
Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?' Isa
menjawab: 'Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orangyang beriman.'
Mereka berkata: 'Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami
dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami
menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.' Isa putra Maryam berdoa:
'Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit
(yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang
yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi
kekuasaan-Mu: beri rezekilah kami dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling
Utama.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu
kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan) itu, maka
sesungguhnya Aku ahan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan
kepada seorang pun di antara umat manusia.'" (QS. al-Maidah: 112-115)
Mukjizat yang keenam itu adalah turunnya makanan dari langit karena
permintaan Hawariyin. Juga terdapat mukjizat yang ketujuh yang terdapat surah
Ali 'Imran yaitu beliau diberi kemampuan melihat hal-hal yang gaib melalui
panca inderanya meskipun beliau tidak menyaksikannya secara langsung. Oleh
karena itu, beliau memberitahu kepada sahabat-sahabatnya dan murid-muridnya apa
yang mereka makan dan apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka:
"Dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu
simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu benar-benar beriman. " (QS. Ali 'Imran:: 49)
Inilah mukjizat Nabi Isa yang ketujuh yang didahului oleh mukjizat
kelahirannya yang sangat mengagumkan. Beliau lahir tanpa seorang ayah, lalu
diikuti mukjizat berikutnya di mana beliau diangkat dari bumi ke langit ketika
penguasa yang lalim berusaha menyalibnya. Barangkali pembaca akan bertanya-tanya:
mengapa mukjizat-mukjizat seperti ini diperoleh oleh Nabi Isa? Kita mengetahui
bahwa mukjizat adalah hal yang luar biasa yang Allah SWT berikan kepada
nabi-Nya. Tetapi pemberian itu menjadi sempuma jika mukjizat itu disesuaikan
dengan keadaan zaman diutusnya nabi tersebut sehingga mukjizat itu sangat
berpengaruh dalam jiwa kaum dan mampu menggoncangkan hati mereka dan menjadikan
mereka berimana kepada pemilik mukjizat ini. Jadi, mukjizat menjadi suatu hal
yang luar biasa. Oleh karena itu, Allah SWT berkehendak agar mukjizat ini
sesuai dengan zaman diutusnya nabi tersebut.
Jadi, setiap mukjizat yang dibawa oleh rasul selalu berlain-lainan.
Nabi Saleh diutus di tengah-tengah kaum yang melihat bagaimana seekor unta yang
melahirkan dari gunung atau mampu membelah batu-batuan gunung. Sedangkan Nabi
Musa diutus di tengah-tengah kaum yang gemar memainkan sihir sehingga sihir
mendapat tempat istimewa. Oleh karena itu, mukjizat yang dibawa oleh Nabi Musa
bentuk lahirnya seakan-akan menyerupai sihir, tetapi pada hakikatnya ia justru
menjatuhkan sihir. Mukjizat itu berupa tongkat yang menjadi ular dan kemudian
ular itu memakan tongkat-tongkat para tukang sihir.
Lain halnya dengan Nabi Isa, beliau diutus di tengah-tengah kaum
materialis yang mengingkari ruh dan hari kebangkitan. Mereka menduga bahwa
manusia hanya sekadar tubuh tanpa ruh. Mereka adalah kaum yang meyakini bahwa
darah makhluk adalah ruhnya atau jiwanya. Taurat yang ada di tangan Yahudi
menyebutkan bahwa tafsir an-Nafst adalah darah. Disebutkan di dalamnya:
"Janganlah engkau memakan darah dari tubuh manusia karena jiwa setiap
tubuh adalah darahnya."
Nabi Isa diutus di tengah-tengah kaum yang mereka disesatkan oleh
falsafah yang dasarnya mengatakan bahwa penciptaan alam memiliki sumber
pertama, seperti sebab dari akibat. Jadi, alam memiliki wujud yang
mendahuluinya. Di tengah-tengah masa yang niaterialis ini, di mana ruh
diingkari, maka secara logis mukjizat Nabi Isa terkait dengan usaha menunjukkan
alam ruhani. Demikianlah Isa dilahirkan tanpa seorang ayah. Mukjizat ini cukup
untuk membungkam kaum yang mengatakan bahwa alam memiliki sumber pertama. Jelas
bahwa alam tidak memiliki wujud yang mendahuluinya. Kita berada di hadapan Sang
Pencipta yang mengadakan sistem bagi segala sesuatu dan menjadikan sebab bagi
segala sesuatu. Dia menjadikan proses kelahiran anak berasal dari hubungan
laki-laki dan wanita, tetapi Pencipta ini sendiri menciptakan sebab-sebab dan
sebab-sebab itu tunduk kepadanya sedangkan Dia tidak tunduk kepada sebab-sebab
itu. Dengan kehendak-Nya yang bebas, Dia mampu memerintahkan kelahiran anak
tanpa melalui ayah sehingga anak itu lahir. Dan, kelahiran Isa pun terjadi
tanpa seorang ayah. Cukup ditiupkan ruh kepadanya:
"Lalu Kami tiupkan ke dalamnya (tubuhnya) roh dari Kami dan Kami
jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.
" (QS. al-Anbiya': 91)
Kelahiran Isa membawa mukjizat yang luar biasa yang menegaskan dua hal:
pertama, kebebasan kehendak Ilahi dan ketidak terkaitannya dengan sebab karena
Dia adalah Pencipta sebab-sebab, kedua pentingnya ruh dan menjelaskan
kedudukannya serta nilainya di antara kaum yang hanya mementingkan fisik
sehingga mereka mengingkari ruh. Seandainya kita mengamati sebagian besar
mukjizat Nabi Isa, maka kita akan melihatnya dan mendukung pandangan tersebut.
Misalnya, mukjizat Nabi Isa yang mampu membentuk tanah seperti burung lalu
beliau meniupkannya sehingga tanah itu menjadi burung. Mukjizat ini pun
menguatkan adanya ruh. Semula ia berupa tanah yang bersifat fisik yang tidak dapat
disifati dengan kehidupan tetapi ketika Nabi Isa meniupnya, maka segenggam
tanah itu menjadi burung yang memiliki kehidupan, Sungguh sesuatu yang bukan
fisik masuk ke dalamnya. Sesuatu itu adalah ruh. Ruh itu masuk ke dalam tanah
sehingga ia menjadi burung. Jadi, ruh adalah nilai yang hakiki, bukan jasad
atau fisik. Di samping itu, juga ada mukjizat menghidupkan orang-orang yang
mati. Bukankah ini juga menunjukkan adanya ruh dan adanya hari akhir atau hari
kebangkitan. Orang yang mati telah ditelan oleh bumi di mana anggota tubuhnya
telah hancur berantakan sehingga ia hampir menjadi tulang-belulang yang hancur
lalu al-Masih memanggilnya dan tiba-tiba dia hidup kembali dan bangkit dari
kematiannya.
Seandainya orang yang mati hanya berupa fisik sebagaimana dikatakan
orang-orang Yahudi, maka ia tidak akan mampu bangkit dari kematiannya karena
fisiknya telah hancur tetapi mayit itu mampu bangkit dari kematian. Jasadnya
kembali hidup dan ia bangkit dari kuburannya serta berbicara. Jadi, ruh adalah
nilai yang hakild. bukan fisik atau jasad. Kalau begitu, di sana terdapat hari
kebangkitan dan hari kiamat. Hal ini bukanlah mustahil sebagaimana yang
dikatakan orang-orang Yahudi, karena setelah kematian jasad menjadi tanah yang
berterbangan di udara. Itu bukan mustahil tetapi mungkin-mungkin saja. Dalil
dari hal itu adalah, kebangkitan orang-orang yang telah mati di hadapan mata
kepala mereka sendiri. Nabi Isa telah menghidupkan mereka agar kaumya vakin
bahwa kiamat fisik akan terjadi dari kematian dan itu adalah benar dan bahwa
hari akhir adalah benar.
Bersambung......(alhass)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar