Imam Ja'far Shadiq mengetengahkan sebuah riwayat dari ayahnya, Imam
Muhammad Al Baqir, bahwa Imam Ali Zainal Abidin telah berkata:
Suatu ketika, Ali Bin Abi Thalib menghadap
kepada Rasulullah SAW, lalu pulang. Ketika masuk rumah, Fatimah sedang duduk
dan Salman Al Farisi sedang berada disisinya, sambil membentangkan kain yang
ditenun Fatimah. Salman ini adalah bekas budak dari Persia, yang kemudian oleh
Rasulullah dimasukkan sebagai anggota keluarga Rasulullah. "Salman minna, ahlul bait,"
demikian sabda Rasulullah SAW. Salman adalah bagian dari kami, Ahlul Bait. Ali
bin Abi Thalib begitu melihat istrinya yang tercinta, lalu bertanya, "Hai
wanita mulia, apa yang engkau miliki untuk kau hidangkan kepada suamimu?"
Fatimah menjawab, "Demi Allah, aku tidak memiliki sesuatu, kecuali uang
enam dirham dari Salman, sebagai upah tenunanku. Uang ini akan aku belikan
makanan untuk Hasan dan Husein." Ali lalu berkata, "Hai wanita mulia,
bawalah uang itu kemari. Biar aku yang belikan makanan untuk Hasan dan
Husein."
Ali kemudian pergi ke pasar. Ditengah jalan, Ali bertemu dengan seorang
laki-laki yang miskin. Laki-laki itu berkata, "Siapakah yang bersedia
memberikan pinjaman kepada Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Menepati
janji?" Ali begitu kasihan melihat keadaan lelaki tersebut, kemudian
memberikan uang yang sedianya akan digunakan untuk membeli makanan. Lalu Ali
kembali ke rumah dengan tangan hampa.
Melihat suaminya yang tercinta pulang tanpa membawa apa-apa, Fatimah
meneteskan airmata. Ali kemudian bertanya, "Mengapa engkau menangis, wahai
wanita yang sangat mulia?" Fatimah menjawab sambil tersedu, "Hai
putra paman Rasulullah, aku melihat engkau pulang tanpa membawa apa-apa.
Bukankah kepergianmu tadi untuk membeli makanan buat anak-anak kita?" Ali
menjawab, "Hai putri Rasulullah yang sangat aku cintai, Apakah engkau
ridho, uangmu enam dirham tadi telah aku berikan sebagai pinjaman kepada
Allah?" Lalu Fatimah berkata, "Kalau begitu, sungguh aku sangat rela,
wahai suamiku."
Allah
memberikan pertolongan
Sesaat kemudian Ali keluar rumah, ingin menemui Rasulullah SAW. Di tengah
jalan, Ali bertemu dengan seorang Arabi yang sedang menuntun seekor unta.
Tiba-tiba Arabi itu menawarkan untanya kepada Ali, "Ya Abal Hasan, belilah
untaku ini." Ali menjawab, "Aku tidak memiliki uang untuk membelinya.
Unta ini hendak kau jual dengan harga berapa?" Arabi itu menjawab,
"Unta ini hendak aku jual dengan harga seratus dirham, uangnya boleh
belakangan." Ali lalu berkata, "Baiklah, unta ini aku beli dengan
harga yang kau kehendaki." Ali kemudian membawa unta itu.
Tak lama kemudian, Ali bertemu dengan seorang Arabi yang lain. Arabi itu
bertanya, "Ya Abal Hasan, apakah untamu ini akan kau jual?" Ali
lalu menjawab, "Ya, aku akan menjualnya." "Akan kau jual dengan
harga berapa?" tanya Arabi itu lagi. Ali menjawab, "Aku jual dengan
harga tiga ratus dirham." Tanpa menawar lagi, Arabi itu lalu membeli unta
milik Ali tersebut. Ali lalu membeli makanan di pasar dan membawa sisa uangnya
pulang, tidak jadi menghadap Rasulullah. Dengan wajah ceria, Ali kemudian
menceritakan kepada Fatimah kejadian yang baru dialaminya di jalan. Setelah itu
Ali pamit kepada istri tercintanya, untuk menemui Rasulullah SAW.
Baru saja Ali masuk ke dalam masjid, Rasulullah SAW memandangnya dengan
senyum bahagia. Setelah menjawab salam Ali, Rasulullah SAW kemudian bertanya,
"wahai Ali, adakah engkau hendak menyampaikan suatu berita kepadaku,
ataukah aku yang harus menyampaikan suatu berita kepadamu?" Ali menjawab
dengan takzim, "Engkaulah yang sebaiknya menyampaikan berita, ya
Rasulullah." Lalu Rasulullah bertanya lagi, "Hai Abal Hasan, tahukah
engkau siapa sebenarnya Arabi yang menjual unta kepadamu, dan siapa Arabi yang membelinya?"
Ali menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui apa yang terjadi pada
diriku,"
Rasulullah SAW lalu berkata, "Wahai Ali, engkau sangat beruntung dan
bahagia. Engkau telah memberi pinjaman enam dirham kepada orang miskin untuk
mencari keridhoan Allah. Padahal engkau pun sangat membutuhkan uang itu untuk
anak-anakmu. Kemudian Allah memberimu balasan tiga ratus dirham. Berarti setiap
dirham diganti lima puluh kali lipat. Ketahuilah, Arabi yang menjual unta
kepadamu adalah Malaikat Jibril. Sedangkan Arabi yang membeli unta darimu
adalah Malaikat Mikail."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar