7 Juni 2012

Jaga Egomu Wahai Ego Manusia

“Ego kita adalah makhluk duniawi sedangkan ruh kita adalah makhluk surgawi. Kemudian terjadi kecamuk di antara keduanya, dua sisi yang berlawanan dan berlainan jenis: sisi material yang mewakili ego dan bertempur melawan jiwa ruh kita yang merupakan perwakilan surgawi dalam diri kita”

Saya bertanya kepada kalian semua para penganggur, orang-orang yang tidak memiliki pikiran, orang-orang yang mengalami depresi atau pasien rumah sakit jiwa, apa yang kalian pikirkan? Apakah yang kalian Pemahami? Kalian mempunyai waktu, kalian adalah orang-orang yang tidak mempunyai kesibukan.

Ada satu hal yang sangat penting yang harus kita perhatikan dengan cermat. Jika kalian bisa memecahkan masalah itu, kehidupan manusia akan tertata dengan baik dan orang akan mendapatkan kepuasan, kedamaian, ketentraman, kenyamanan dan menjadi masyarakat yang makmur sentosa. Tetapi bila tidak bisa dipecahkan akan timbul masalah yang berkepanjangan, penderitaan, perang, pertempuran, kedengkian, dan kebencian.

Apakah hal yang sangat penting itu? Saya akan mengatakannya dalam bahasa Arab untuk menunjukkan bahwa dia berasal dari pengetahuan tradisional, bahwa segalanya merujuk kepadanya. Kita telah diciptakan dan tinggal di bumi, kita datang dan pergi, ada perbedaan antara makhluk surgawi dengan makhluk duniawi. Makhluk surgawi yaitu malaikat, memiliki penciptaan yang sangat berbeda. Allah telah menganugerah kan mereka untuk tinggal dalam eksistensinya dan misi mereka adalah untuk mengagungkan Allah. Dunia malaikat hanya ditujukan untuk mengagungkan Allah .

Mereka tidak membutuhkan apa yang kita butuhkan. Mereka telah diciptakan dari Samudra Cahaya Ilahi dan penciptaan mereka berlangsung terus, tidak pernah berakhir. Tidak ada materi dalam proses penciptaan mereka seperti halnya kita, tidak ada nafsu, tidak ada ego untuk mereka. Mereka berada dalam Hadirat Ilahi, mengagungkan Dia dan mereka berada pada titik akhir kebahagiaan, kedamaian dan kenikmatan. Tidak ada istilah ‘cukup’ dalam menggagungkan Allah.

Setiap pengagungan itu membuat mereka lebih mencintai Allah dan mereka semakin menikmati tindakannya. Pengagungan itu juga meningkatkan cahaya mereka yang datang melalui Samudra Cinta Ilahi, tanpa akhir, akan selalu ada makhluk baru yang keluar dari Samudra Cinta, Samudra-Samudra Cinta yang masing-masing berupa Samudra yang tak terhingga. Melalui masing-masing Samudra itu tercipta malaikat dengan jumlah tak terhingga, mereka penuh dengan kecintaan dan pengagungan kepada Allah swt.

Selain itu ada pula alam yang lain, yaitu dunia kita, bumi. Di dalamnya terdapat bermacam-macam makhluk, itu adalah dunia binatang. Dunia binatang berisi beraneka ragam binatang dan jenisnya pun tak terhingga. Penciptaan mereka berbeda dengan penciptaan makhluk surgawi, dan mereka hanya tertarik pada materi mereka. Mereka telah diciptakan untuk sejenis makhluk lainnya, yaitu manusia; mereka telah diciptakan untuk kita, karena kita membutuhkan mereka. Kita berasal dari material bumi, sebagaimana jiwa kita yang berasal dari surga; mereka menyatu lalu terciptalah makhluk yang baru, yang diciptakan oleh Allah swt.

Sekarang kita berada di bumi, level kita berada di atas level binatang, tetapi masih di bawah makhluk surgawi. Karena ego, kita adalah makhluk duniawi dan karena jiwa kita adalah makhluk surgawi. Kemudian terjadi kecamuk di antara keduanya, dua sisi yang berlawanan dan berlainan jenis: sisi material yang mewakili ego dan bertempur melawan jiwa yang merupakan perwakilan surgawi dalam diri kita.

Salah satu di antara mereka ingin bangkit, bangkit menuju Surga, karena mereka cenderung menuju ke sana. Jiwa kita ingin mencapai samudra Hadirat Ilahi yang tak terhingga. Tetapi sisi material kita dan perwakilannya, yaitu ego, selalu menginginkan kita lebih dekat dengan alam, karena kebahagiaannya terletak pada alam, mereka bahagia bersama bumi.

Sekarang kita sampai kepada hal yang Saya maksud, jika kalian tidak memperhatikannya dan membiarkan ego menguasai dan kalian dikalahkannya, mungkin akhirnya kalian akan kehilangan segalanya. Oleh sebab itu Rasulullah saw bersabda, “Kalian harus menjaga egomu, jangan sampai dia lepas kendali.” Ketika kalian menganggur, Setan datang dan berkata kepada ego untuk melakukan ini itu, memerintahkan ego untuk membuat tubuh kita sibuk dengan sesuatu yang tidak baik bagi jiwa kita.

Seperti halnya keledai dan pemiliknya. Jika pemiliknya tidak menungganginya, keledai itu berusaha untuk menungganginya. Kalian harus sangat berhati-hati mengenai hal ini, jangan sampai ego kalian tidak kalian kuasai. Dengan cepat dia akan menunggangimu, menjadikan dirimu sebagai keledai. Oleh sebab itu segala kesulitan berasal dari ego kita.

Kita menjadi lalai karena membiarkannya tidak terkendali, dan dengan cepat dia akan menunggangi kita dan membuat kita bejalan seperti yang diinginkannya. Dan dia selalu mengejar hal-hal yang berbahaya, hal-hal yang buruk. Itu adalah karakter binatang yang buas, dan akan melekat pada diri manusia. Sekarang kekerasan menjadi pakaian orang-orang di seluruh dunia, mereka menjadi beringas. Apa alasannya? Karena mereka mewakili ego, bukan sisi surgawi mereka, tidak, orang mengenakan pakaian kekerasan sekarang.

Di setiap tempat terjadi percekcokan, perselisihan, menghancurkan dan melakukan hal-hal yang buruk. Di mana-mana. Ketika orang mengenakan pakaian ego, kutukan menimpa mereka dan tidak ada rahmat bagi mereka. Dan bila rahmat telah dicabut, kekerasan datang menyelimuti setiap orang dan mereka dituntut untuk saling membunuh, menyakiti sesama, menghancurkan, membakar, dan melakukan segala hal yang tergolong perbuatan setan, karena kutukan membawa tindakan jahat tersebut. Perbuatan setan hidup melalui kutukan dan berkah dan rahmat dicabut.

Oleh sebab itu untuk menyelamatkan diri dari kutukan kita harus mengikuti nasihat Rasulullah saw, “Jangan biarkan egomu berdiri bebas. Berikan selalu suatu tanggungjawab kepadanya.” “fa idzaa faraghta fanshab, wa ilaa rabbika farghab” [QS 94 :7]. Apa yang dapat kita katakan mengenai nasihat Rasulullah saw ? Allah membuatnya sebagai keputusan, tidak pernah berubah, “Wahai kalian, jika kalian mempunyai waktu luang, sibukkanlah dirimu. Jangan membuat suatu jarak.

Jika kalian telah selesai mengerjakan satu perbuatan baik, suatu perintah surgawi, segeralah lakukan pekerjaan yang lain, buatlah dirimu sibuk, jangan biarkan egomu menjadi tidak terkontrol, muatilah dengan muatan lain. Jangan biarkan dia tanpa beban.” Satu huruf memberi arti seperti sebuah samudra, “Wahai hamba-Ku, jika kalian telah selesai melakukan suatu urusan, jangan biarkan egomu bebas, kerjakanlah segera urusan lain dengan sungguh-sungguh.” Itu adalah satu ayat dan di dalamnya terdapat satu huruf yang bisa menyelamatkan seluruh ummat manusia. Itulah kebesaran dari al-Qur’an yang suci! Kalian seharusnya bergembira.

Sekarang orang-orang berkelahi dan berkata, Kami bekerja 36 jam seminggu. Satu minggu berapa jam? 168 jam. Mereka berselisih agar jam kerja mereka menjadi 36 jam. 168 jam dikurangi 36 jam, berapa yang tersisa? 132 jam. Apa yang mereka lakukan? Tanya mereka! Mereka menganggur, mereka membiarkan ego mereka melakukan apa saja. Mau jadi apa mereka??? Bagaimana krisis akan selesai? Betapa bodoh bila kalian mau memikirkannya.

Orang-orang bekerja 36 jam dan tidak melakukan apa-apa selama 132 jam. Kebodohan macam apa itu? Apakah tak ada yang mengerti akunting? Mereka berada di bawah komando Setan selama 132 jam. Apa itu? Inilah Dunya, dunia kita, di mana-mana begitu. 132 jam apa yang mereka kerjakan? Dan mereka berkata, “Ekonomi sedang krisis, orang-orang menderita.” Allah swt membuat mereka semakin menderita. Jika mereka tidak melakukan apa-apa dalam 132 jam, mereka berada di bawah kendali Setan. Hal ini sangat jelas. Bahkan bila mereka bisa bekerja selama 132 jam dan 36 jam mereka menganggur, maka 36 jam ini akan menghancurkan 132 jam sebelumnya.

Tinggalkan Ego kalian Kawan, karena jika kalian memberi 1 jam kepada ego, maka 1 jam itu akan menghabisi seluruh hal yang telah kalian ambil, segala hal yang kalian raih. Satu jam cukup bagi ego untuk menghancurkan segalanya. Oleh sebab itu Rasulullah sallallahu alaihi wassalam bersabda, “Ya, Allah, jangan biarkan aku berada dalam kekuasaan ego walau hanya sekejap mata.” Oleh sebab itu Saya memohon, “Ya Allah, kirimkan kami seorang yang akan membangunkan orang-orang. Kini mereka telah habis, mereka membutuhkan campur tangan surgawi. Tanpa campur tangan surgawi kami berada dalam kekuasaan Setan, dan setiap orang menjadi tenaga sukarela bagi Setan dan dalam melakukan perbuatan setan.”

Semua orang adalah tenaga sukarela. Apa pendapat kalian tentang hari-hari yang akan datang? Apa yang Saya katakan ? Bagaimana Saya dapat mengatakan sesuatu yang memberimu harapan untuk hari-hari mendatang jika kita berada dalam situasi seperti ini? Jika mereka tidur, itu lebih baik, karena ‘Naum ul zhalim ibadat’. Ada sebuah peribahasa Arab, “Tidurnya seorang tiran adalah ibadah,” sebab seorang tiran atau orang yang zhalim, jika dia terjaga, pasti akan menyakiti orang. Tetapi bila dia tidur, tidak.

Oleh sebab itu Allah membuat ular besar ini, ketika dia menelan sesuatu, dia akan tidur selama satu minggu, agar tidak menyakiti. Singa, ketika kenyang, mereka tidur dan menjadi seperti kucing. Orang yang zhalim, semakin banyak mereka bangun, semakin menyakitkan dan menghancurkan, karena mereka membuat orang agar dikuasai siang dan malam, 132 jam dalam seminggu. Mereka berkata, “Jangan tidur, nikmati diri kalian di luar, apakah kalian datang ke sini untuk tidur?”

Jangan ambil tali dari kudamu, sebuah kereta harus berada di belakang kuda, begal atau keledaimu. Egomu harus selalu siap untuk melayani sampai titik penghabisan. Dan kalian memperhatikan supir kendaraan itu, dia memegang cemeti di tangannya, untuk mengendalikan binatang itu ketika mereka bergerak ke kiri atau ke kanan. Oleh sebab itu kalian harus bergembira. Jika kalian mengambilnya dan membuatnya istirahat. Jangan pernah memberikan istirahat kepada egomu! Setan tidak terlalu senang dengan saya. Begitu pula dengan ego saya. Saya berkata, “Saya sudah habis, Saya berbicara kepada yang muda untuk menjaga diri mereka.” Saya sudah putus harapan terhadap Ego saya, tetapi setan sangat marah ketika Saya memperingatkan kalian tentang tulisan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar