Rencong tak sekedar senjata tradisional. Sebuah legenda tentang kerakusan
dan kepahlawanan melekat pada senjata berbentuk kalimat Bismillah itu. Dalam
sebuah cerita rakyat dikisahkan. Zaman dahulu di daratan Aceh hidup seekor
burung raksasa sejenis rajawali, orang Aceh menyebutnya Geureuda. Keberadaan
burung raksasa tersebut sangat menggangu kehidupan rakyat. Semua jenis tanaman,
buah-buahan dan terbak rakyat dilahapnya.
Semua jenis perangkap dan senjata yag digunakan untuk membunuhnya tidak
mapan, malah makin lama Geureuda tersebut makin beringas melahap tanaman
rakyat, mungkin dari legenda itulah sampai sekarang orang Aceh menyebutkan
Geureuda deuk kepada orang – orang yang congok.
Oleh raja
yang berkuasa ketika itu, menyuruh seorang pandai besi yang juga ulama untuk
menciptakan sebuah senjata ampuh yang mampu membunuh Geureuda tersebut. Oleh
pandai besi yang mempunyai ilmu maqfirat besi, setelah melakukan puasa,
sembahyang sunat dan berdoa baru menempa besi pilihan dengan campuran beberapa
unsur logam menjadi rencong.
Mengenai
bentuk rencong yang berbentuk kalimat bismillah, sebagaimana di tulis oleh T.
Alibasyah Talsya dalam bukunya Aceh Yang Kaya Budaya, terbitan pustaka Meutia
Banda Aceh 1972, dijelaskan, gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada
sikunya merupakan aksara Arab Ba, bujuran gagangnya merupaka aksara Sin, bentuk
lancip yang menurun kebawah pada pangkal besi dekat dengan gagangnya merupakan
aksara Mim, lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan
aksara Lam, ujung yang meruncing dengan dataran sebelah atas mendatar dan
bagian bawah yang sedikit keatas merupakan aksara Ha.
Rangkain
dari aksara Ba, Sin, Lam, dan Ha itulah yang mewujudkan kalimat Bismillah. Jadi
pandai besi yang pertama kali membuat rencong, selain pandai maqrifat besi juga
memiliki ilmu kaligrafi yang tinggi. Oleh karena itu, rencong tidak digunakan
untuk hal-hal kecil yang tidak penting, apalagi untuk berbuat keji, tetapi
rencong hanya digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan
berperang dijalan Allah.
Rencong yang
ampuh biasanya dibuat dari besi-besi pilihan, yang di padu dengan logam emas,
perak, tembaga, timah dan zat- zat racun yang berbisa agar bila dalam
pertempuran lawan yang dihadapi adalah orang kebal terhadap besi, orang
tersebut akan mampu ditembusi rencong.
Gagang
rencong ada yang berbentuk lurus dan ada pula yang melengkung keatas. Rencong
yang gagangnya melengkung ke atas disebut rencong Meucungkek, biasanya gagang
tersebut terbuat dari gading dan tanduk-tanduk pilihan.
Bentuk
meucungkek dimaksud agar tidak terjadinya penghormatan yang berlebihan sesama
manusia, karena kehormatan yang hakiki haya milik Allah semata. Maksudnya, bila
rencong meucungkek disisipkan dibagian pinggang atau dibagian pusat, maka orang
tersebut tidak bisa menundukkan kepala atau membongkokkan badannya untuk
memberi hormat kepada orang lain karena perutnya akan tertekan dengan gagang
meucungkek tersebut.
Gagang
meucungkek itu juga dimaksudkan agar, saat-saat genting dapat mudah dengan
ditarik dari sarungnya dan tidak akan mudah lepas dari genggaman. Satu hal yang
membedakan rencong denagn senjata tradisional lainnya adalah rencong tidak
pernah diasah karena hanya ujungnya yang runcing saja yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar