Oleh:
Chaerol Riezal
Pendahuluan
Alasan tradisional yang sudah memola bagi pembentukan
koloni Inggris di New South Wales adalah kebutuhan akan tempat pembuangan narapidana dari Inggris,
terutama sesudah Amerika Serikat memperoleh kemerdekaannya. Masalah narapidana
ini berkaitan dengan kondisi masyarakat yang buruk pada waktu itu, terutama
pengangguran, kemiskinan dan kejahatan.
Bagaimana gambaran kemiskinan dan kejahatan di
Inggris di sekitar lahirnya keputusan Inggris membuka koloni di New South Wales
itu, tidak banyak diketahui. Untuk beberapa saat berikutnya kemiskinan dan
kejahatan merupakan gejala yang selalu nampak dalam masyarakat Inggris, baik di
perdesaan, maupun dikota-kota. Hampir di setiap desa dan kota terdapat
sarang-sarang pencuri. Sudut-sudut kumuh
kota London biasanya menjadi sarang para pelanggar hukum dan pelaku berbagai
kejahatan.
Antara tahun 1717 dan waktu meletusnya revolusi Amerika
tercatat tidak kurang dari 50.000 orang narapidana yang ditransportasikan ke
Amerika Utara, terutama ke Virginia dan Maryland. Lalu, masalah lain yang
merupakan akibat Revolusi Amerika bagi Inggris adalah masalah “American
loyalists”, yaitu rakyat Inggris dikoloni itu yang selama berlangsungnya
revolusi tetap setia kepada pemerintah Inggris dan menentang revolusi.
Sebelum masalah American loyalists ini muncul, pada
tahun 1779 Joseph Banks, ahli botani yang ikut dalam pelayaran James Cook ke
Botany Bay, telah merekomendasikan kepada Komisi Parlemen yang sengaja dibentuk
dalam memikirkan masalah narapidana, agar Botany Bay dijadikan koloni sebagai
tempat pembuangan para narapidana. Isu narapidana memang merupakan gejala
sosial yang sangat terasa pengaruhnya di Australia terutama pada masa lima
puluh tahun awal. Akan tetapi proyek pembukaan koloni yang begitu mahal dan
penting, tentulah tidak dimaksudkan hanya untuk mengurangi penderitaan didalam
penjara-penjara di Inggris saja.
Sebagian sejarawan berpendapat bahwa alasan penting
lainnya untuk membuka koloni di New South Wales adalah untuk menyediakan tempat
persinggahan dan pangkalan pemsokan kapal-kapal Inggris yang melintasi Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik, Charles
Wilson menyebut teori ini “the naval supplies theory”. Sejak tahun 1770-an
perdagangan antara Inggris yang diwakilin oleh EIC dengan Cina semakin
meningkat, dan pada dekade berikutnya
perdagangan ini menghasilkan keuntungan besar. Kemungkinan rute
pelayaran ke Cina yang dalam ditempuh oleh kapal-kapal Inggris adalah :
1.
Melalui Selat Malaka.
2.
Melalui Selat Sunda yang dikuasai oleh VOC.
3.
Melalui rute Kapten Wilson, yaitu melalui selat di
sebelah barat pulau Seram dan Ternate.
4.
Melalui pantai timur Australia ke arah utara.
Dalam rencana ini seorang tokoh
ekspansionis Inggris yang bernama Admiral Young mengatakan bahwa penduduk
Botany Bay akan memberi kesempatan
kepada Inggris untuk memperoleh seluruh komoditas yang dihasilkan oleh seluruh
dunia yang diketahui pada waktu itu, terutama barang-barang oriental. Oleh
karena itu, fakto ini memang mendorong kolonisasi Inggris di New South
Wales.
Perkembangan Koloni Sampai Dengan Masa Pemerintahan
William Bligh
Keputusan membuka koloni di New South Wales yang
diambil oleh kabinet William Pitt pada tahun 1786, diwujudkan dengan
memberangkatkan rombongan kolonis pertama pada tanggal 13 Mei 1787. Rombongan
yang merupakan konvoi 11 buah kapal ini berangkat dari Portsmouth dipimpin oleh
Arthur Philip, gubernur pertama koloni baru tersebut. Rombongan ini tiba di
Botany Bay pada tanggal 18 Januari 1788, namun menurut beliau setelah melakukan
pemeriksaan, tempat ini kurang memenuhi syarat untuk dihuni. Akhirnya,
penyelidikan di arahkan ke utara Botany Bay, ke suatu tempat yang oleh Cook diberi tanda dalam
petanya dan diberi nama “Port Jackson”.
Tempat pilihan ini kemudian diberi nama menurut
nama menteri dalam negeri yang bertanggung jawab pada pengiriman narapidana,
Lord Sydney dan dari tempat inilah berkembang kota Sydney sekarang. Di tempat
inilah pada tanggal 26 Januari 1788 Phillip untuk pertama kalinya menegakkan
bendera Inggris dan mendaratkan seluruh peserta rombongannya. Kemudian pada
tanggal tersebut diperingati sebagai hari nasional dalam sejarah Australia sebagai
awal pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Australia sekarang yang
pada waktu itu hanya dikenal dengan sebutan New South Wales.
Dalam usaha membangun suatu koloni dan suatu
masyarakat baru, bukanlah pekerjaan yang mudah. Phillip beserta masyarakat yang
dipimpinnya berada dalam suatu lingkungan alam yang masih asing bagi mereka.
Komposisi masyarakat yang sebagian besar terdiri dari narapidana, menambah
kesulitan dalam usaha membangun koloni baru itu. Untuk membangun koloni itu,
Phillip sebagai gubernur mengemban banyak tugas dan tanggung jawab yang
dipercayakan oleh pemerintah Inggris kepadanya, dia harus membangun koloni itu
dengan menggunakan narapidana sebagai sumber tenaga kerja. Ketika
mempertahankan kelangsungan hidup koloni itu, ia diminta mengusahakan agar
koloni itu segara berproduksi.
Pengalamannya tentang tenaga kerja narapidana menyadarkan
Phillip bahwa koloni itu tidak akan berkembang selama mengandalkan produksinya
pada tenaga kerja narapidana. Dia menyimpulkan bahwa masa depan pemukiman itu
tergantung pada peran para penduduk bebas yang kepadanya narapidana dapat
ditugaskan sebagai pekerja. Selain itu dia juga berkesimpulan bahwa produksi
koloni itu dapat ditingkatkan dengan menghadiahkan tanah kepada para perwira
dan pegawai negeri, sedangkan pengerjaannya dapat dilakukan oleh narapidana.
Narapidana yang berkelakuaan baik dan kerajinannya juga perlu dipertimbangkan
untuk dibebaskan dan diberi hadiah tanah untuk di olah sendiri apabila
dipandang ia pantas untuk mendapatkan itu.
Dalam susah payah penuh kesabaran Phillip
berusahan agar koloni itu dapat berswasembada. Gubernur yang penuh pengabdian
ini tidak cukup lama menikmati hasil usaha serta buah kebijaksaannya.
Dilusuhkan oleh kesukaran dan kelelahan perjuangan untuk selamat dalam suatu
lingkungan yang asing dan ditengah-tengah masyarakat yang 90% tidak berhak
selamat, akhirnya ia minta berhenti sebagai gubernur agar bisa kembali ke
Inggris dengan alasan penyakit perut yang khronis dan tidak bisa disembuhkan.
Lalu dalam bulan Desember 1792 ia berlayar pulang
ke Inggris, dan meninggalkan New South Wales pada tahun yang sama. Penggatinya
adalah Hunter, baru tiba disana pada bulan September 1795. Kelambatan ini
menyebabkan setelah keberangkatan Phillip koloni dipimpin oleh seorang perwira
senior New South Wales Corps yang bernama Mayor Francis Grose, dengan pangkat
Letnan Gubernur pertama. New South Wales Corps adalah pasukan khusus yang
dibentuk untuk bertugas di New South Wales.
Mayor Francis Grose adalah pemimpin yang tidak memiliki
martabat dan keagungan seperti dimiliki oleh Arthur Phillip. Namun dalam,
kekerdilan jiwanya itu, adalah ironi sejarah, apabila diketahui bahwa Grose
mengeluarkan dua keputusan yang sangat mempengaruhi perkembangan koloni itu
untuk beberapa dekade berikutnya. Untuk mendorong para narapidana bekerja
diladang para perwira setelah jam kerja pada pekerjaan pemerintah, ia
mengizinkan mereka dibayar dengan rum. Tindakan kedua dari Grose adalah
mendorong para perwira melakukan perdagangan dengan membeli barang-barang dari
kapal-kapal yang tiba dikoloni itu lalu menjualnya dengan harga yang mereka
tentukan sendiri.
Dengan menjadi perwira pedagang, apabila dengan
sistem monopoli, makin banyak kekayaaan koloni itu berada ditangan para perwira
Corps. Beberapa diantara mereka telah menumpuk kekayaan dengan cepat melalui
cara perluasan tanah yang menjadi miliknya dan melalui perdagangan. Di pihak
lain, orang-orang yang membela kepentingan dagang para perwira itu mengatakan
bahwa para perwira dengan sengaja menciptakan monopoli itu untuk melindungi
kepentingan narapidana, mantan narapidana, para penangkap ikap paus, dan sesama
perwira, terhadap keserakahan orang-orang yang tak dapat dibatasi oleh tata
kesopanan berusaha yang disepakati bersama.
Sekitar tahun 1800, para perwira mulai mengembangkan
ciri-ciri suatu golongan eksklusif. Mereka sombong terhadap semua orang diluar
kelompok mereka, dan mereka menuntut penghormatan dari masyarakat diluar
kelompoknya. Mereka tidak mengenal toleransi terhadap siapa saja yang mereka
anggap menggangu sumber kekayaan mereka. Di antara salah satu perwira yang
berhati lembut dan mempesona dalam keluarganya adalah John Macarthur. Namun,
Karena bakat dan ambisinya yang luar biasa, ia selalu berusaha menghancurkan
apa dan siapa saja yang dianggapnya menghalangi jalannya. Dalam masa
pemerintahan Letnan Gubernur sepeninggal Phillip, nampaknya Macarthur merupakan
tokoh yang sangat dihargai, terutama dikalangan New South Wales Corps.
Pada masa itu ada tiga jenis tenaga kerja di koloni
itu, antara lain :
1.
Narapidana yang dalam rangka pelaksanaan
hukumannya harus bekerja di gedung-gedung pemerintah dan jalan-jalan umum tanpa
mendapat upah atau gaji.
2.
Narapidana yang dipinjamkan kepada
penduduk bebas atau orang-orang yang telah mendapat hadiah tanah.
3.
Tenaga kerja bayaran.
Pada masa pemerintahan Letnan Gubernur para perwira
New South Wales Corps mendapat hadiah tanah yang luar biasa banyaknya. Menurut
Portus (1957), menyebutkan bahwa selama tiga tahun itu lebih dari 15.000 acres
tanah dihadiahkan kepada mereka. Melihat luas tanah yang dihadiahkan kepada
perwira selama tiga tahun itu, tentu narapidana yang ditugaskan tidak akan
cukup untuk mengolahnya. Akibatnya perkejaan umum seperti pengerjaan
gedung-gedung pemerintah, kebersihan umum, pembuatan jalan di abaikan demi
kepentingan pengolahan tanah para perwira. Akhirnya Mereka terpaksa menggunakan
tenaga kerja bebas, namun mereka memerlukan banyak uang, karena tenaga kerja
bebas harus digaji.
Dalam tahun 1795 masa pemerintahan Letnan Gubernur
berakhir dengan datangnya Kapten John Hunter, Gubernur yang mengantikan Arthur
Phillip. Sesampainya di New South Wales, Hunter segera mengatur langkah-langkah
menentang pertumbuhan kekuasaan para perwira pedagang itu. Hunter berusaha
mengatur dan menertibkan lalu lintas dan perdagangan rum. Di pihak lain para
perwira Corps menghantam Hunter dari belakang. Mereka mengirimkan surat kepada
pemerintah Inggris di London berisi keluhan atas kepemimpinan Hunter. Dan juga
para perwira sama sekali tidak mau membantu Hunter dalam mengatur kembali lalu
lintas dan perdagangan rum. Pemerintah Inggris pun nampaknya belum memiliki
pilihan yang tepat untuk mematahkan kekuatan mereka pada saat itu. Pemerintah
malah menarik Hunter pada tahun 1800 dan menunjuk Phillip Gidley King sebagai
penggantinya.
Masa pemerintahan King, sama halnya dengan masa
Hunter, tercatat sebagai masa di mana Gubernur mendorong diadakannya eksplorasi
pantai. Pada awal abad ke – 19 yang bertepatan pula dengan masa pemerintahan
King, para pejabat pemerintahan di Inggris khawatir akan kegiatan pelayaran dan
penyelidikan yang dilakukan oleh Prancis dilautan selatan, termasuk dipantai
selatan benua Australia. Untuk mencegah kemungkinan itu, pemerintah Inggris
mengirimkan satu ekspedisi kecil dalam tahun 1803 yang terdiri dari narapidana,
tentara, dan penduduk bebas. Ekspedisi ini dipimpin oleh Kapten David Collins
dan ditugaskan untuk menduduki Port Phillip. Beberapa bulan kemudian ia
mengirimkan ekspedisi serupa dipimpin oleh Paterson untuk menduduki Port
Dalrymple dia pantai utara Van Diemen’s Land.
Hal lain yang sangat perlu mendapat perhatian dari
masa pemerintahan King adalah munculnya kelompok narapidana baru di koloni itu.
Sebenarnya sejak bulan september 1791 sudah mulai ada narapidana Irlandia yang
di transportasikan ke koloni itu, namun karena jumlah sangat kecil, pengaruhnya
belum sangat berarti bagi koloni itu. Hal yang lebih penting lagi adalah mereka
tergolong penjahat politik yang senantiasa siap melakukan pergolakan dan
memimpin pemberontakan melawan kekuasaan pemerintah Inggris, termasuk di New
South Wales. Mereka menganut dan mengembangkan ideologi yang berbeda dengan
yang dianut oleh pemerintah Inggris dan masyarakat Inggris lainya, sehingga
mereka tidak jera oleh hukuman dan senantiasa berusaha mencari saat yang tepat
untuk melakukan pemberontakan.
Dalam bulan maret 1804, William Johnston, seorang
narapidana Irlandia, mengumpulkan sesamanya di Castle Hill. Dengan tekad
membebaskan diri dari tekanan “Anglo-Saxon” mereka mempersenjatai diri dengan
tongkat, helaian papan yang diikat dengan besi, dan beberapa bedil, lalu
bergerak ke arah Hawkesbury dalam persiapan menaklukan Sydney. Akan tetapi,
seorang informan memberitahu Gubernur King tepat pada waktunya, sehingga
sebelum jumlah pengikut mereka menjadi besar mereka sudah dapat dipatahkan oleh
detasemen kecil tentara.
Bagi King, terjadinya pemberontakan ini menimbulkan
kegelisahan yang cukup parah. Dalam pikirannya selalu terbayang bahwa untuk
keamanan dan ketertiban koloni itu ia tergantung pada New South Wales Corps.
Sementara itu dia pun menyadari bahwa perwira-perwira Corps tersebut
menentangnya habis-habisan. Hal ini sangat melelahkannya, sehingga ketika pada
tahun 1806 penggantinya datang ia merasa lega dan gembira.
Pemerintah Inggris menyadari bahwa selama kekuasaan
dan pegaruh perwira Corps masih menghalangi kekuasaan Gubernur, sukar sekali
melaksanakan usaha-usaha peningkatan kehidupan masyarakat di koloni tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah berusaha memilih orang yang dianggap tepat untuk
menggantikan King. Pilihan jatuh pada Kapten William Bligh karena reputasi
gemilang yang pernah diperlihatkannya pada waktu lalu. Ketika pada tahun 1788
Bligh memimpin kapal Bounty anak buahnya memberontak. Bligh beserta beberapa
orang yang dekat padanya diturunkan dari kapal ditengah-tengah Samudera
Pasifik. Ternyata, Bligh berhasil selamat dan dapat kembali ke Inggris.
Pada tahun 1806 Bligh tiba di New South Wales untuk
mengantikan King sebagai Gubernur. Harapan pemerintah untuk menyelesaikan
masalah peredaran dan penggunaan rum yang selalu melibatkan Gubernur dengan
para perwira Corps ke dalam konflik yang berkelanjutan, ini diuji diatas pundak
Gubernur baru itu. Akibat dari watak Bligh yang kurang bijaksana dan bersifat
memaksa serta kasar, menyebabkan dia bertengkar dengan para perwira pedagang,
terutama dengan John Macarthur. Walaupun John Macarthur sudah tidak aktif dalam
dinas militer, namun pengaruhnya di kalangan perwira dan koloni itu masih
besar. Dia juga bertengkar dengan Gubernur King yang mengirimkannya ke Inggris
untuk diadili. Dengan geramnya Bligh menangkap Macarthur dan dengan tuntutan
yang sangat panjang hendak diadili dibawah pengadilan militer yang dipimpin oleh
Atkins. Tetapi Macarthur menolak untuk diadili dan minta dibebaskan, dan hal
ini membuat Bligh begitu marah. Kemudian Bligh mengumumkan akan menangkap
perwira tersebut dan memasukan Macarthur ke penjara.
Tindakan Bligh ini menimbulkan kemarahan para
perwira yang sangat menghomti Macarathur. Pada tanggal 26 Januari 1808, Mayor
George Johnston memerintahkan anak buahnya berbaris menuju tempat kediaman
Gubernur. William Bligh ditangkap dan dipecat, lalu Macarthur dibebaskan.
Johnston mengangkat dirinya sebagai penguasa menggantikan Gubernur Bligh.
Kemudian kolonel Paterson datang dari Van Diements Land mengambil alih
kedudukan Johnston sebagai penguasa dikoloni itu.
Dengan peristiwa ini nampaknya para perwira
memperoleh kemenangan. Mereka telah mengejek Hunter, menghina King, dan memecat
serta memenjarakan Bligh. Akan tetapi tindakan mereka yang terakhir itu justru
menandai akhir kekuasaan mereka. Pemerintah Inggris tidak dapat terus
bersabar dan mengalah. Tiba saatnya bagi
pemerintah untuk melakukan pukulan mematikan terhadap pergolakan-pergolakan
para perwira yang berusaha mengutungkan dirinya sendiri itu. Apabila sampai
berusaha Gubernur berasal dari Angkatan Laut dan datang tanpa membawa pasukan
khusus, maka penggatinya, Lachlan Macquarie, diambil dari Angkatan Darat yang
datang lengkap dengan pasukan yang dipimpinya sendiri.
Setibanya di New South Wales, Macquarie segera mengumumkan
agar semua anggota New South Wales Corps memdaftarkan diri untuk kemudian
dipulangkan ke Inggris. Mereka yang tidak mau kembali karena terikat oleh
kegiatan perdagangan dan pertanian, boleh tetap tinggal dengan syarat harus
melepaskan dinas militernya. Dengan pengumuman ini berarti New South Wales
Corps dibubarkan, sehingga Gubernur dapat dengan leluasa mejalannkan
pemerintahannya.
Kesimpulan
Sejauh apa yang telah dibahas tentang pembentukan koloni
sampai dengan masa pemerintahan William Bligh dapat ditarik kesimpulan bahwa alasan
pembentukan koloni Inggris di New South Wales adalah kebutuhan akan tempat pembuangan narapidana dari Inggris,
terutama setelah Amerika Serikat memperoleh kemerdekaannya.
Keputusan
membuka koloni di New South Wales yang diambil oleh kabinet William Pitt pada
tahun 1786, diwujudkan dengan memberangkatkan rombongan kolonis pertama pada
tanggal 13 Mei 1787 yang dipimpin oleh Arthut Philip, sebagai gubernur pertama
koloni baru tersebut. Rombongan ini tiba di Botany Bay pada tanggal 18 Januari
1788.
Karena
pekerjaan yang melelahkan ini, akhirnya Arthut Philip minta berhenti sebagai
gubernur agar bisa kembali ke Inggris dengan alasan penyakit perut yang khronis
dan tidak bisa disembuhkan. Penggatinya adalah Hunter, dan baru tiba disana
pada bulan September 1795. Karena keterlambatan ini, menyebabkan koloni
dipimpin oleh seorang perwira senior New South Wales Corps yang bernama Mayor
Francis Grose.
Pada masa pemerintahan Letnan Gubernur Mayor Francis Grose para perwira New
South Wales Corps mendapat hadiah tanah yang luar biasa banyaknya. Namun dalam
tahun 1795 masa pemerintahan Letnan Gubernur berakhir dengan datangnya Kapten
John Hunter.
Ketika Hunter
memimpin pada masanya, ternyata perwira-perwira sama sekali tidak mendukung
roda pemerintahannya, sebagian lagi ada juga yang menghantam lewat belakang.
Dan pada akhirnya pemerintah Inggris menarik Hunter dan menggantikan Phillip
Gidley King sebagai penggantinya. Namun pemerintahan King, sama halnya seperti
dengan masa pemerintahan sebelumnya.
Oleh karena itu, pemerintah Inggris berusaha memilih
orang yang dianggap tepat untuk menggantikan King. Pilihannya jatuh pada Kapten
William Bligh karena reputasi gemilang yang pernah diperlihatkan kecakapannya
pada waktu lalu.
Harapan pemerintah Inggris untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan pada waktu itu yang ditunjuk terhadap William Bligh yang
telah dipilih sebagai Gubernur baru, ternyata tidak membuahkan hasil. Akan
tetapi, justru sebaliknya, William Bligh terlibat pertengkaran dengan perwira
yang sudah tidak aktif lagi di dinas militer.
Atas tindakan William Bligh yang memaksa dan kasar
serta terlibat dalam perkelahian dengan perwira, maka timbul kemarahan dari
kalangan perwira terhadap Willian Bligh. Sehingga Mayor George Johnston segera
memerintahkan untuk menangkap dan memecat William Bligh. Lalu Mayor George
Johnston mengangkat dirinya sebagai penguasa menggantikan Gubernur Bligh.
Kemudian kolonel Paterson datang dari Van Diements Land mengambil alih
kedudukan Johnston sebagai penguasa baru dikoloni itu.
Dengan
terjadinya peristiwa ini, para perwira merasa telah memperoleh kemenangan. Akan
tetapi, pemerintah Inggris tidak bisa terus bersabar dalam keadan seperti ini.
Maka pemerintah Inggris menunjuk Lachlan Macquarie lengkap dengan
pasukan khususnya sebagai pengganti penguasa berikutnya. Setelah tiba di New
South Wales, lalu Lachlan Macquarie mengumumkan agar semua perwira segara pulang
ke Inggris dan bagi perwira yang terlibat dalam kegiatan perdagangan boleh
tetap tinggal dengan syarat meletakkan jabatan militernya. Dengan pengumuman
ini berarti New South Wales Corps dibubarkan, sehingga Gubernur dapat dengan
leluasa mejalannkan pemerintahannya.
Sumber
J. Siboro. Sejarah Australia. IKIP Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: 1989.
assalamualikum bg, saya ulfa mahasiswa sejarah unsyiah angkatan 15. bang mau minta izin mengambil kutipan di blog abang ya untuk makalah saya.
BalasHapusmakasih untuk penjelasannya ya bang. cukup membantu