1. Besarnya
pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza
wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar
maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.
(HR. Tirmidzi)
2. Tiada
seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat
baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)
3. Sa'ad bin
Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya
Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi
Saw menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang
meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau
agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya
kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia
berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)
4. Barangsiapa
dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu
musibah). (HR. Bukhari)
5. Seorang
hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya
dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia
mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
6. Apabila
Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya
(kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)
7. Apabila Aku
menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti
kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)
8. Tiada
seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit
atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali
dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
9. Seorang
mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya
orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar)
10. Tidak
semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya,
"Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab,
"Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan
menderitanya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
11. Bukanlah
dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek
bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah.
Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah.
12. Allah
menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji
kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah
yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu
(mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan
itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
13. Salah seorang dari mereka lebih senang
mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima
pemberian. (HR. Abu Ya'la)
14. Sesungguhnya
Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah
kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan
memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan
pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)
15. Barangsiapa
ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak
dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.
(HR. Ath-Thabrani)
16. Bencana yang
paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan
kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami)
17. Barangsiapa
diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan
menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong
orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Sumber : 1100 Hadits
Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press.
Oleh : Chaerol Riezal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar