24 September 2012

Ibunda, Mengapa Engkau Menangis?


Suatu ketika, ada seorang anak lak-laki sedang melihat ibunya menangis, kemudian ia bertanya kepada ibunya “Ibu, mengapa Ibu menangis?” Ibunya menjawab “Sebab, Ibu adalah seorang wanita Nak” “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...”

Kemuidan, karena rasa penasaran pengen tahu, ia bertanya pada Ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas” sang Ayah menjawab “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak laki-laki itu tumbuh  menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis?

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”

Dalam mimpinya, Tuhan menjawab.

“Disaat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya sangat menjadi utama.

Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan semua beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dan caci maki dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun.Walau,tak jarang anak-anaknya itu seringkali melukai perasannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat dibekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan akhirnya, Kuberian ia air mata agar dapat mencurahkan semua perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan”.

Maka, dekatkanlah diri kita kepada Sang Ibu selagi beliau masih hidup, walaupun  jarak memisahkan kita dengan Ibu. Karena dibawah kakinyalah kita menmukan surga.

Kasih Ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir.
Kasih ibu itu selalu berputar, dan senantiasa meluas,
menyentuh setiap orang yang ditemuinya.
Melingkupinya seperti kabut pagi,
menghangatkannya seperti
mentari siang, dan
menyelimutinya seperti
bintang malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar