Pada masa jahiliyah di jazirah Arab, kasih sayang terhadap anak sangat minim
dan yang menjadi parameter dalam masyarakat kala itu adalah ketuaan dan
kepemimpinan kabilah. Rasulullah Saw sangat menyayangi anak-anak dan juga
menghormati mereka. Beliau juga memperhatikan para remaja dan menjadikan
kemampuan dan kelayakan mereka sebagai paramater dalam menghormati dan
memperhatikan mereka.
Rasulullah Saw bersabda: "Ada lima hal yang selama aku hidup tidak
akan aku tinggalkan dan salah satunya adalah mengucapkan salam kepada
anak-anak, sampai ini menjadi sunnah setelahku."
Rasulullah memanggil nama anak-anak dengan penuh hormat. Beliau juga
memberikan pesan khusus kepada anak-anak putri dan berkata, "Anak-anak
terbaik kalian adalah putri-putri kalian, dan termasuk dari tanda-tanda
kebaikan seorang perempuan adalah anak pertamanya adalah perempuan."
Rasulullah marah ketika seorang ayah sedih mendengar kelahiran anak
perempuan dalam keluarganya. Beliau menyebut anak perempuan seperti bunga yang
harum.
Rasulullah Saw memberikan contoh yang sangat baik dalam menyayangi anak.
Beliau memeluk anak-anaknya dan mencium mereka. Bahkan Rasulullah pernah
berpesan untuk bersikap adil dalam mencium putra-putri kita.
"Barang siapa mencium anaknya, maka Allah Swt akan mencatat kebaikan
untuknya."
Pada suatu hari, Rasulullah Saw mencium dua cucunya, Hasan dan Husein (sa).
Seorang sahabat bernama Aqra' bin Habis yang berada di samping Rasulullah
berkata: "Saya memiliki 10 nak dan sampai sekarang saya belum pernah
mencium mereka!" Kemudian rasulullah menjawab: "Apa yang harus aku
lakukan kepadamu, karena rahmat dan kasih sayang Allah telah tercabut dari
hatimu!"
Oleh sebab itu, Rasulullah sangat menekankan agar umatnya senantiasa
menyayangi anak-anak. Setiap kali Hasan dan Husein (sa) datang, Rasulullah Saw
berdiri menyambut mereka dan menggendong keduanya.
Penghormatan Kepada Pemuda
Di sisi lain, Rasulullah Saw juga menghormati para pemuda atas kemampuan
dan kelayakan mereka. Beliau memberikan mereka dengan tugas-tugas berat. Bagi
Rasulullah parameter penghormatan terhadap pemuda adalah keimanan, kemampuan,
dan ketakwaan mereka, bukan karena faktor usia.
Rasulullah Saw sebelum wafat, mengutus sebuah pasukan untuk menghadapi
musuh di medan perang. Beliau menunjuk Usamah bin Zaid, seorang pemuda berusia
18 tahun, sebagai pemimpin pasukan tersebut. Beliau menginstruksikan semua
orang yang lebih tua dalam pasukan itu untuk mematuhi instruksi panglima muda
itu.
Sebelum hijrah ke Madinah, Rasulullah menunjuk seorang pemuda beriman
seperti Mus'ab untuk pergi ke Madinah guna mengenalkan agama Islam kepada
masyarakat dan mengajarkan mereka al-Quran. Atau ketika Rasulullah mengutus
Ja'far bin Abi Thalib, yang masih muda, untuk memimpin sebuah kelompok dakwah
pergi ke Mesir.
Dalam satu kesempatan Rasulullah berpesan kepada sahabatnya untuk
berperilaku baik kepada para pemuda, karena mereka berhati lebih halus. Beliau
bersabda: "Allah mengutusku sebagai pembimbing dan pemberi peringatan, para
pemuda menerima dan menyertaiku, akan tetapi orang-orang tua menolak.
Rasulullah Saw juga menekankan pentingnya pendidikan pada usia kanak-kanak dan
remaja. Pendidikan sejak dini itu menurut Rasulullah bak ukiran di atas batu
yang akan melekat selamanya.
Menurut pandangan Rasulullah Saw, pemuda yang selalu terdepat di jalan
ketaatan kepada Allah sangat berharga dan beliau memuji para pemuda yang
bertakwa. Pemuda yang bertaubat akan dikasihi Allah dan Rasulullah Saw berpesan
kepada para pemuda untuk cepat menikah guna menghindari dosa. Salah satu hak
anak atas orang tuanya adalah agar orang tua segera menikahkan anaknya ketika
telah menginjak usia menikah.
Dalam mengimbau para pemuda untuk
taat dan beriman kepada Allah Swt dan bersabda: "Allah Swt mencintai
pemuda yang menghabiskan masa mudanya dalam ketaatan kepada-Nya."
Rasulullah Saw menyukai pemuda yang bekerja dan memiliki kesibukan. Ketika
melihat seorang pemuda yang pengangguran, beliau menyebut pemuda itu
"sudah tidak berharga di mata" beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar