Bunga Rampai Aceh
Bunga Rampai Aceh
27 Juni 2015
Tujuan Puasa
Tujuan
ibadah puasa adalah untuk menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga ia siap
mencari sesuatu yang menjadi puncak kebahagiaannya;
Ramadhan; Sambutlah dengan Gembira
Karena
rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah
sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan
penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa melaksanakan
ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu
berat.
Adab Puasa
Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu-, bahwasanya
puasa tidak sempurna kecuali dengan merealisasikan enam perkara:
19 Oktober 2014
Apakah Orang Jawa Keturunan Yahudi ? Apakah Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman
Saya masih
ragu, karena itu, judul di atas saya beri tanda tanya. Bermula dari sebuah buku
karangan KH Fahmi Basya, ahli matematika Qur’an Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
berjudul Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman terbitan
Zaituna dan PT. Ufuk Publishing, cetakan I Agustus 2012. Materi dalam buku
tersebut menurut pengakuan penulis bukan hasil kerja sehari dua hari, tetapi
telah melalui penelitian 33 tahun dan revisi puluhan kali. Berbagai fragmen
tulisan ini telah diposting di internet dengan nama flying book.
Penulis memang tidak main-main, dan menyatakan bahwa kesimpulannya berdasarkan
ayat-ayat Al-Qur’an. Pertama yang mengagetkan saya dan juga pembaca lain adalah
statement beliau yang mengatakan bahwa Nabi Sulaiman adalah anak Nabi Daud dari
seorang perempuan Jawa. Sulaiman adalah satu-satunya nabi yang mempunyai nama
depan SU. Dan SU menurut Kyai Haji kelahiran Padang ini adalah identik dengan
orang Jawa, seperti Sukarno, Suharto, Supriyono dan seterusnya. Dengan kata
lain Sulaiman adalah nabi dari suku Jawa, dan tidak menutup kemungkinan Dawud
atau Sulaiman akhirnya menurunkan suku bangsa Jawa sekarang ini. Jawa adalah
keturunan Yahudi. Spekalusai yang berkembang istilah “Jawa” berasal dari
“Jews”.
Kebangkitan Indonesia Hanya Bisa Diraih Dengan Islam
Setiap tanggal
20 Mei, biasanya di Indonesia selalu diperingati hari kebangkitan Nasional. Hal
ini di dasari oleh sebab berdirinya Boedi utomo (BU). Sebuah organisasi yang di
gagas oleh para mahasiswa STOVIA di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908. Konon
organisasi ini merupakan tonggak baru perlawanan terhadap penjajah.
Wajibkah Umat Islam Memperingati Kebangkitan Nasional?
Setiap
penanggalan jatuh pada 20 Mei, media massa sibuk dengan gegap gempita dengan
apa yang disebut: “Hari Kebangkitan Nasional”. Tetapi, sesungguhnya adakah
“Kebangkitan Nasional” itu mempunyai relasi dengan umat Islam? Sebaliknya,
hanya “pepesan kosong”, yang sengaja ingin menjadikan 20 Mei, sebagai sebuah
“khurafat” baru? Selain itu, adakah “Kebangkitan Nasional”, mempunyai relasi
sejarah dengan umat Islam?
Merayakan Harkitnas 20 Mei, Mewarisi Kebodohan Sejarah
Rasulullah
Saw sebagai tauladan terbaik umat manusia sepanjang zaman mengatakan jika dalam
melakukan sesuatu itu, manusia harus memahami terlebih dahulu apa yang akan
dilakukan atau diperbuatnya. Istlahnya: “Fahmu qabla ‘amal”
atau “Paham terlebih dahulu baru melakukan”. Ini merupakan prinsip yang harus
diikuti oleh manusia yang oleh Allah Swt diberi akal, sehingga manusia bisa
bepikir, memilah yang baik atau buruk, dan tidak melakukan sesuatu hanya karena
latah atau berdalih “sudah tradisi”.
Boedi Oetomo Tangannya Freemason
Setiap 20 Mei
pemerintah memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peringatan ini
mengacu pada organisasi Boedi Oetomo (BO) yang didirikan pada 20 Mei 1908.
Anehnya, kedekatan BO dengan organisasi Freemason tak pernah diungkap sejarah.
Ada apa? Het Jong Javaasche Verbond Boedi Oetomo atau Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo
didirikan di Gedung STOVIA (School tot Opleiding voor
Inlandsche Artsen), Batavia, pada 20 Mei 1908.
Kontroversi Kebangkitan Nasional
Beberapa tahun
terakhir terutama pasca era reformasi, tema pelurusan sejarah menjadi tema
utama yang banyak dikupas di berbagai diskusi. Baik yang sifatnya obrolan
ringan, diskusi kampus, seminar, bahkan sampai debat publik. Di dunia maya,
diskusi tentang tema inipun marak. Artikel dan komentar yang muncul berasal
dari profesi yang berbeda. Mulai dari mahasiswa, dosen, pemerhati sejarah, dan
sejarawan turut serta meramaikan tema besar ini.
Pengaruh Nazisme Pada Fasisme di Indonesia
Tulisan berikut merupakan ulasan atas
buku yang ditulis oleh Wilson yang berjudul “Orang dan Partai Nazi di
Indonesia” yang dimuat di Kompas.com.
Pengaruh fasisme Jerman yang dikenal dengan Nazisme ini masuk lewat pengaruh Belanda di Indonesia lewat partai fasis yang pada awalnya didirikan oleh
orang-orang Belanda di tanah Hindia-Belanda (nama Indonesia pada zaman Belanda
dulunya).
Menguak Simbol Prasasti Makam Kohler dari Jakarta ke Aceh
Ada dunia
lain di Kebon Jahe, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tepatnya di Kerkhof Laan atau
Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober. Sekarang resmi dinamakan Museum Taman
Prasasti. Letaknya persis diapit Kantor Walikota Jakarta Pusat di sebelah
selatan dan Gelanggang Remaja Jakarta Pusat di sebelah utaranya. Berbeda dengan
museum lainnya, Museum Taman Prasasti ini menyajikan The Dark Tourism, Wisata Kematian.
Riwayat Hidup dan Pemikiran Auguste Comte
August Comte
(1798-1857) lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari
1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 pada umur 59
tahun. Intelektual yang memiliki nama asli Isidore Marie Auguste François Xavier Comte ini dalam dunia
pendidikan dikenal sebagai Bapak Sosiologi, selain itu dia dikenal juga sebagai
orang pertama yang mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu sosial. Khazanah
pemikirannya telah menjadi cakrawala baru bagi dunia dalam memandang sosiologi.
Tatkala Ratu Safiatuddin Dinobatkan Menjadi Sultanah Perempuan Aceh Pertama, Tahta Kerajaan Aceh Darusslam Berguncang Dalam Perebutan Perkembangan Nasib Kerajaan
Ratu Safiatuddin
merupakan Sultanah perempuan pertama di tahta Kerajaan Aceh Darussalam. Ia
dinobatkan sebagai ratu menggantikan suaminya Sultan Iskandar Tsani yang
memerintah pada tahun 1636-1641. Ratu Safiatuddin dalam khasanah sejarah
Kerajaan Aceh Darussalam dikenal dengan nama Sultanah Taju Alam Safiatuddin
Syah. Memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam dari tahun 1641-1675 masehi, yang
juga merupakan anak dari Sultan Iskandar Muda. Sultanah Taju Alam Safiatuddin
Syah merupakan wanita pertama yang diangkat menjadi Sultanah di Kerajaan Aceh
Darussalam. Ratu Safiatuddin diangkat pada saat Aceh dalam keadaan pergolakan
politik, sosial, dan budaya yang tidak stabil karena kaum laki-laki tidak siap
dipimpin oleh kaum perempuan.
Langganan:
Postingan (Atom)